Suku Anak Dalam

Perjuangan Anak Rimba untuk Mendapatkan Pendidikan, Rela Berjalan 2 Jam Demi Sekolah

Meski perjalanan yang ditempuh hampir dua jam dengan berjalan kaki, tapi tak membuat semangat Busungut pudar untuk mendapatkan

Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Fifi Suryani
TRIBUN JAMBI/TOMMY KURNIAWAN
Anak Rimba sedang belajar menari. 

Laporan Wartawan Tribunjambi.com Tommy Kurniawan

TRIBUNJAMBI.COM JAMBI - Meski perjalanan yang ditempuh hampir dua jam dengan berjalan kaki, tapi tak membuat semangat Busungut pudar untuk mendapatkan ilmu di sekolah. Tak perlu menjadi pintar, ia hanya ingin dirinya bisa menulis dan membaca seperti anak-anak lainya.

Raut wajah mungilnya tak terlihat letih meski berjalan cukup jauh dengan cuaca cukup terik. Hanya sesekali hembusan nafas anak rimba dari Taman Nasional Bukit 12 ini terdengar cukup kuat ketika jalan dilaluinya mulai menanjak.

Baca: Dua Pria Ini Patungan Rp 800 Ribu untuk Dapatkan Sabu, Sempat Dikejar Hingga Dihadang Polisi

Tak ada air minum yang dibawanya. Bercanda bersama temannya merupakan nafas tambahan untuk bisa berjalan kaki lebih jauh.

"Setiap pegi samo balek bejalanlah. Yang penting biso belajar," kata anak yang bersekolah di Rimbo Pintar Sungai Kuning.

Sejak dulu, nasib sejumlah anak rimba khususnya di wilayah Taman Nasional Bukit 12 tidak seindah anak-anak pada umumnya yang dengan mudah mendapatkan fasilitas pendidikan dari pemerintah. Anak Orang Rimba nan jauh di pedalaman, sampai kini masih banyak mereka belum mendapatkan fasilitas pendidikan formal dari pemerintah.

"Cito-cito kami pingin jadi guru, biak biso ngajar kawan kawan rimbo lainyo," kata Busungut.

Sama halnya diungkapkan Kementan, meski harus berjalan belasan kilometer dirinya harus wajib belajar agar bisa mendapatkan ilmu seperti anak-anak pada umumnya.

Menurut Kementan, untuk mengajak belajar saudara mereka yang terikat dengan aturan adat tentu bukan hal mudah. Terlebih para tumenggung banyak yang menganggap sekolah tidak ada gunanya bagi orang rimba.

Baca: Bupati dan Dirjen KSDAE Tandatangani Prasasti Kerjasama untuk Penguatan Fungsi Balai TNBD

Baca: Misteri Temuan Tengkorak di Limbur Mulai Terkuak. Polisi Tetap Ungkap Sebab Kematian

"Banyak kawan yang laen diajak berburu oleh bapaknyo, jadi dak mau sekolah," katanya.

Guna untuk terus meningkatkan minat anak bersekolah, beberapa orang rimba yang sudah pernah bersekolah di tempat umum pun rela kembali ke hutan untuk mengajar saudaranya di pedalaman.

Seperti yang dilakukan Susilawati, meski hanya tamatan SMP, namun anak rimba dari Taman Nasional Bukit 12 ini rela kembali mengajar saudaranya mulai dari pendidikan PAUD hingga SD.

Wanita yang kini menginjak usia 31 tahun ini mengaku bahwa anak rimba saat ini tidaklah sulit lagi untuk mendapatkan pendidikan. Ditambah banyaknya beberapa pihak yang ikut membantu agar pendidikan anak rimba bisa seperti anak anak pada umumnya. Namun sayangnya, masih banyak anak rimba yang enggan untuk bersekolah.

"Kami teruslah masuk ke hutan ngajak anak yang laen untuk bersekolah, tapi payah nian, orang tuonyo ndak mau izinu, mereka malah diajak berburu," katanya.

Baca: Terjadi Pergeseran Vendor Jembatan Muara Sabak, Pemkab akan Lakukan Buka Tutup

Baca: Permintaannya Tak Dipenuhi, Pasien RSUD Hanafie Bungo Cabut Infus Langsung Kabur

Baca: Kasus Pencabulan di Muarojambi, JPU Tetap pada Tuntutan Awal. Penjara 8 Tahun dan Denda

Susi sendiri mengajar sejak Tahun 2012. Saat ini setidaknya ada 40 lebih anak rimba khususnya dari Temenggung Nangkus yang diajarkanya di PAUD Nurul Iklash yang didirikan oleh PT Sari Aditya Loka 1.

"Saya kembali ke hutan dengan tujuan bisa menjadi contoh agar mereka tertarik belajar. Apapun caranya anak rimba harus mendapatkan pendidikan yang layak, meskipun tidak mudah membujuk mereka," jelasnya.

Berbagai kisah unik pun sering dirasakan Susi ketika mengajari anak rimba. Tak sedikit diantara mereka pulang begitu saja ketika usai mendapatkan makan siang.

"Kalau dulu dikasih makan dulu baru belajar, tapi cara itu tidak efektif, karena mereka langsung pulang saja. Kalau sekarang kita ajak mereka belajar dulu baru kita kasih makan," katanya.

Ia pun berharap kelak anak rimba nantinya bisa bersosialisasi dengan masyarakat umumnya ketika telah mendapatkan bekal pendidikan yang layak.

"Bantuan dari berbagai pihak khususnya Pemerintah tentu sangat dinanti, agar anak anak disini bisa mendapatkan ilmu yang layak," ujarnya.

Baca: Gramedia Jambi Donasikan Seribu Judul Buku ke SAD

Baca: Pemkab Tanjab Barat Serahkan Bantuan Tahap Pertama untuk Lombok

Baca: Pemkot Jambi sedang Siapkan Lahan untuk Sirkuit Permanen untuk Balapan

Baca: Pemkot Dukung Jalan Sehat Tribun Jambi bersama Luwak White Koffie

Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved