Sejarah Indonesia
Cerita Pasukan Elit Soekarno yang yang Disebut Pengkhianat Dalam Aksi Kejam G 30S PKI
Bulan September, biasanya selalu diperingati tragedi Gerakan 30 September/PKI atau G30S/PKI.
Lebih cepat tujuh tahun lantaran adanya tekanan Lembaga HAM PBB.
Baca: VIDEO: Pria Warga Negara Malaysia Selundupkan Sabu dengan Cara Ditelan
Baca: Usai Posting Foto Jadul Bersama Hilda Vitria, Billy Syahputra: Aku Tahu Sejarah Kamu. . .
“1965 saya pindah ke sana (penjara Salemba). Istri saya, digeledah semua rumah saya. Kemudian pulang (ke Purbalingga). Istri saya, hamil muda, baru satu bulan. Waktu itu baru menikah. Sewaktu saya pulang, anak saya berumur 13 tahun. Anak saya, cintanya ya cinta ke bapaknya. Kalau sama saya malah takut. Pokoknya hidupnya terlunta-lunta,” Ishak menuturkan.
Di kampungnya, Ishak mendapat sangu dari seorang kawan di militer sebesar Rp50 ribu.
Uang itu dipakai untuk membeli peralatan pertanian dan pertukangan. Ishak, lantas menjadi buruh lepas selama dua tahun.
Beruntungnya, karena Ishak dikenal dari kalangan terpelajar, ia mengajar mengaji dan membuka bisnis jual-beli sepeda motor.
Bertahun, Ishak hidup menyendiri. Suatu hari seorang kawan dari Dinas Pekerjaan Umum Purbalingga mengenalkan pada adik iparnya, Sri Sumarni. Jadilah keduanya kawin.
Baca: Mitos Seputar Malam 1 Suro - Mulai Arwah Leluhur Hingga Jalan Kaki
Baca: Saat Pendekar dengan Ilmu Gaib Bekingi Kopassus di Misi Pembebasan Sandera di Desa Mapenduma
Kini, Ishak menghabiskan hari-hari dengan membaca dan berolahraga.
Sesekali, ia menjual kendaraan; sepeda motor atau mobil.
Ishak dan Sulemi, adalah dua anggota pasukan Cakrabirawa yang tersisa di Purbalingga.
Tapi stigma pada mereka tak juga luntur selama pemerintah tak membuka secara terbuka peristiwa kelam itu.
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM: