Masuk Secara Senyap, Peleton Pengintai Tempur Milik Kostrad Selalu Buat Perompak dan Musuh Bergidik
Namanya Peleton Pengintai Tempur (Tontaipur) yang memiliki beragam kemampuan, salah satunya adalah operasi pembebasan sandera.
TRIBUNJAMBI.COM - Bertindak dengan perhitungan dan juga mampu menumpas musuh dengan serangan senyap. Tentara Nasional Indonesia (TNI) sudah kaya pengalaman di misi-misi rahasia.
Agar bisa menjalankan tugas-tugas sulit di medan perang, Komando Cadangan Stategis Angkatan Darat (KOSTRAD) pun membentuk pasukan elite.
Namanya Peleton Pengintai Tempur (Tontaipur) yang memiliki beragam kemampuan, salah satunya adalah operasi pembebasan sandera.
Salah satu keberhasilan pasukan Tontaipur adalah sebagai kekuatan inti dalam operasi pembebasan sandera di Papua pada pertengahan November 2017 ini.
Sebagai pasukan yang berkekuatan satu kompi (sekitar 200 orang), tugas utama Tontaipur adalah sebagai penyusup ke wilayah musuh dan mengumpulkan info intelijen, melakukan sabotase, melakukan serangan dadakan, dan lainnya.
Pada prinsipnya pasukan Tontaipur dalam penugasannya secara diam-diam sudah masuk ke daerah lawan secara senyap ketika peperangan yang sesungguhnya belum dimulai.
Pasukan dengan seragam hitam dan berbaret hijau ini juga disiapkan sebagai pasukan antiteror Kostrad.
Baca: Pejabat Tinggi Militer Amerika Serikat Tak Berkata-kata saat Disuguhkan Kopassus Aksi Mengerikan ini
Baca: Syok Bukan Kepalang, Anggota Separatis GAM ini Dibekuk Kopaska Usai Dijebak saat Ambil Uang Tebusan
Baca: Sederet Kesaktian Denjaka TNI AL, Hantu Laut yang Membuat Navy Seal Geleng-geleng Kepala
Baca: Berani Mati, Pasukan Elite Kostrad Tontaipur Sanggup Menyelam dan Bernapas di Tanah Seharian
Motto tempurnya adalah “lebih baik hancur lebur daripada harus menyerah dalam pertempuran”.
Pedoman Tontaipur dalam bertempur dengan prinsip “berani mati” itu mengambil intisari wejangan Panglima Besar Jenderal Soedirman yang pernah mengucapkan kalimat “lebih baik hancur bersama debu kemerdekaan daripada hidup subur di alam penjajahan”.
Selain dibekali kemampuan intelijen tempur dan penguasaan pergerakan musuh, para prajurit Tontaipur juga dibekali kemampuan berperang dengan beragam persenjataan.
Kemampuan lain yang dikuasi prajurit Tontaipur adalah teknik bertahan hidup di hutan, di perairan, dan lainnya.
Salah satu kemampuan yang cukup istimewa dan harus dikuasi oleh setiap prajurit Tontaipur adalah bersembunyi di dalam tanah dan air selama berjam-jam.

Ketika sedang berlatih mengubur diri dalam tanah atau air bersama-sama perlengkapan tempurnya itu, personel Tontaipur hanya mengandalkan alat bantu pernapasan yang sederhana berupa pelepah daun pepaya atau batang dahan bambu.
Secara heirarkis atau garis komando, Kompi Taipur berada di bawah naungan Datasemen Intel Kostrad.
Paling tidak terdapat dua kompi dan masing-masing Kompi berkekuatan sekitar 120 personel.
Penggemblengan prajurit Taipur dilakukan diberbagi tempat antara lain Batujajar, Bandung untuk pendidikan Para (terjun), Gunung Sanggabuana untuk pendidikan pertempuran hutan, Waduk Jatiluhur untuk menguasai kemampuan tempur di air, dan Pondok Dayung di Jakarta Utara utuk pendidikan kemampuan tempur laut.
Dengan beragam kemampuan yang dimiliki pada prinsipnya Tontaipur merupakan pasukan elit Kostrad yang siap diterjunkan di semua medan kapan saja.
Baca: Pebalap MotoGP Beri Dukungan untuk Korban Gempa Lombok, Marquez: Kami Selalu Bersama Kamu
Baca: Mahasiswi Universitas Jerman Asal Malang Ini Ditemukan Tewas di Danau, Sang Ibu Minta Dua Barang Ini
Baca: Muncul di Majalah Otomotif Jepang, Tampilan Baru Yamaha R25 Jadi Sorotan

Tontaipur, Jago Darat tapi Menguasai Tri Matra
Tointaipur secara umum memang ditempatkan di darat.
Meskipun begitu, bukan berarti mereka nggak punya keahlian laut dan udara.
Tontaipur diketahui sangat cakap hampir di semua tempat atau istilah militernya mereka menguasai apa yang dinamakan dengan Tri Matra.
Baca: Tanpa Kompromi, Denjaka Serbu Perompak Somalia Hingga Tak Berdaya untuk Selamatkan Sandera WNI
Baca: Navy Seal Jadi Saksi Keganasan Denjaka Saat Tembak-tembakan Jarak Dekat dengan Peluru Tajam
Baca: Ketika Kelompok Perompak Abu Sayyaf di Filipina, Harus Berurusan dengan Denjaka dan Kopassus
Kenapa mereka bisa begitu, jawabannya jelas karena latihan.
Mereka memang sering berdampingan dengan pasukan-pasukan elit lainnya agar bisa menguasai skill yang sama, baik di ranah udara maupun laut.
Kemampuan Tri Matra Tontaipur ini pun membuat mereka bisa digabungkan di unit mana pun ketika dibutuhkan.

(Intisarionline)
IKUTI KAMI DI INSTAGRAM: