Ramadan Mubaraq
Begini Suasana Salat Jumat Pertama Ramadan di Masjid Tertua di Kota Jambi
Masjid itu tampak ramai sejak lebih setengah jam sebelum azan dikumandangkan. Orang-orang datang ke masjid, berduyun-duyun,
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Fifi Suryani
Siapa yang menyangka, masjid itu menjadi sentral ibadah umat Islam pada masanya. Bahkan, kata dia, pada masa penjajahan dulu, masjid itulah yang menjadi tempat ibadah termegah di tanah Jambi ini.
"Bangunan batu itu dibuat waktu zaman Belanda. Makanya, desainnya dulu mirip dengan gaya bangunan Belanda," kisahnya.
Tidak hanya bangunan masjid, ternyata sampai ke tempat berwudu pun punya gaya desain yang ciamik. Katanya, dulu tempat wudu di sana berupa kolam. Belum seperti sekarang yang telah menggunakan keran sebagai tempat keluar air mengalir.
Baca: Diduga Korban Tabrak Lari di Desa Bukit Baling Bernama Awal, Warga Sekernan
Baca: Pedagang Pasar Ramadan di Sungai Penuh Melonjak jadi 400 Orang
Baca: Warga Bangko Barat Ini Ditemukan Tewas Tergeletak di Kebun di Samping Motornya
Kolam itu terletak tak jauh dari bangunan masjid. Dibuat di dalam tanah.
Dia juga menceritakan, dari masjid itulah dulu perlahan-lahan Islam berkembang di Jambi. Budaya Islam kemudian semakin berkembang seiring berlalunya waktu.
"Dari sinilah dulu awalnya. Baru setelah itu, berkembang, menyebar Islam ke tempat lain," terangnya.
Memang, dari kawasan Seberang itulah pertama kali Islam mekar. Di masjid itu pula, masih terdapat benda-benda bersejarah. Bahkan, hingga kini, masih ada yang digunakan.
Bedug contohnya. Sofyan menyampaikan, bedug itu telah seabad lebih usianya. Kayunya masih asli. Namun, kulitnya telah berganti.
Tidak hanya itu, Sofyan juga menceritakan, dulu ada kaligrafi yang menjadi papan nama masjid Al Ihsaniyah. Kaligrafi itu elok bentuknya. Dibuat oleh seorang yang dikenal piawai membuat kaligrafi, Bilal Muchtar bin Abdul Hamid, ayah dari KH Ibrahim.
"Kalau dulu, papan depannya itu tidak seperti sekarang. Dulu ada kaligrafi, bagus bentuknya," kisahnya.
Baca: Jalan Terusan Tembus Ness-CitraRaya City Diresmikan, Bisa Dilalui saat Mudik Lebaran
Baca: DRAMATIS - Perampokan di Kasang, Kakak Selamatkan 2 Adik ke Luar. Lalu Kunci Ruko dari Luar
Baca: Dipaksa Menikah, Gadis Ini Tikam Suami yang Coba Memperkosanya dengan Dibantu Sepupu
Baca: Cegah Kehamilan Tanpa Kontrasepsi, Simak Tiga Trik dengan Sistem Kalender Ini
Selain itu, ketika salat Jumat, khatib yang menyampaikan khutbah pun menggunakan tongkat yang sudah cukup lama usianya.
Di depan masjid Al Ihsaniyah, terdapat sebuah makam. Itulah makam Habib Sayyid Idrus bin Hasan Al-Jufri. Dialah yang dikenal dengan nama Pangeran Wiro Kusumo.
Satu di antara jemaah yang pada Jumat itu, Fatur mengatakan, masjid itu menjadi tempat yang nyaman untuk beribadah.
"Dibilang nyaman, ini termasuk yang nyaman nian. Enaklah kalau untuk kita ibadah, salat, ngaji, atau apa sajalah," katanya.
Hingga kini, di tengah perkembangan Islam yang masih berlanjut, masjid itu masih menjadi tempat ibadah yang ramai didatangi umat Islam dari berbagai penjuru.