Kesehatan
WASPADA! Risiko 'Tewas Mendadak' Saat Berolahraga. Kenali Sebab dan Antisipasinya
Akhir-akhir ini, terpantau semakin banyak masyarakat khususnya generasi muda mulai gemar melakukan aktivitas berekreasi dan
Penulis: Fifi Suryani | Editor: Fifi Suryani
Ini sebagian kasus korban yang tewas mendadak dan apa yang dikhawatirkan adalah kebanyakan mereka masih muda dan berusia di bawah 50 tahun.
Baca: Seloroh Supriyono Sebut Saipudin Amatir Karena Kasus OTT
Baca: Perda Batu Bara Pernah Ada, Namun Pelaksanaan Belum Terealisasi
Baca: Banyak Kepala Sekolah di Bungo Diganti
Kematian ini, sekaligus membuktikan bahwa usia muda bukanlah jaminan seseorang itu selamat dari risiko tewas mendadak ketika melakukan aktivitas berolahraga.
Ikut kawan
Sebagai ulasan lebih lanjut, Dr Jeffrey mengatakan, penyebab utama tewas mendadak di kalangan masyarakat usia muda yang berolahraga disebabkan serangan jantung akibat penyumbatan saluran darah di jantung koroner.
"Keadaan ini dapat diketahui dari pemeriksaan dokter dan pemeriksaan jantung yang teliti sebelum mulai berolahraga untuk mencegah kematian di gelanggang olahraga.
"Meskipun begitu, kebanyakan masyarakat mengabaikan pemeriksaan kesehatan, padahal sebaiknya ia mengetahui status kesehatannya sebelum berolahraga. Ini disebabkan, bukan semua aktivitas fisik yang sesuai dengan kita.
"Ada sebagiannya yang ikut-ikutan kawan. Ketika kawan pergi berlari marathon, kita pun ingin ikut juga, jika dia mendaki bukit, kita pun ingin juga. Tetapi, kita tidak memeriksa kesehatan dan tidak tahu tahap mana atau sejauh mana kemampuan diri.
Baca: Banjir Mulai Surut, Korban Banjir dan Longsor di Sungai Penuh Berharap Bantuan
Baca: GALERI FOTO: Alam Jangkat Nan Eksotis. Dari Air Terjun, Danau Biru Hingga Hamparan Sawah. . .
Baca: Disperindag Tanjabtim Akan Bangun Rumah Industri di Desa Lambur Satu
Baca: Desa Terisolir di Tanjabtim Dapat Dana Desa Lebih Besar
"Pengalaman saya aktif berolahraga sepeda sejak lima tahun terakhir mendapati ada beberapa rekan mengadu sakit di dada jika berolahraga. Ketika saya tanyam adakah mereka memeriksa kesehatan terlebih dahulu, banyak mengatakan tidak," katanya.