Kesehatan

WASPADA! Risiko 'Tewas Mendadak' Saat Berolahraga. Kenali Sebab dan Antisipasinya

Akhir-akhir ini, terpantau semakin banyak masyarakat khususnya generasi muda mulai gemar melakukan aktivitas berekreasi dan

Penulis: Fifi Suryani | Editor: Fifi Suryani
Bersepeda atau Berlari, Manakah yang Anda Pilih? 

Tren pada kebanyakan orang yang ingin mengikuti olahraga ekstrem atau yang memerlukan daya ketahanan, kebugaran fisik tinggi seperti lari marathon, bersepeda, bisa membahayakan sekiranya ia mengalami kelainan jantung yang tidak diketahui terlebih dahulu.

Meskipun begitu, permasalahan ini tidak hanya terjadi pada kalangan yang baru terbiasa berolahraga, bahkan pada golongan yang sudah aktif juga tidak terkecuali. Malah, sudah beberapa atlet lokal maupun internasional yang masih muda meninggal dunia secara mendadak ketika beraksi di lapangan.

Saya aktif

Pada September tahun lalu, Pelatih Sepakbola Remaja, Majlis Sukan Negeri Kelantan berusia 48 tahun, jatuh secara mendadak saat melatih klinik bola sepak Rexcoco di lapangan Sekolah Menengah Sains Gua Musang, sebelum meninggal dunia di Rumah Sakit Gua Musang.

Desember 2007, Kapten klub bolasepak Scotland, Motherwell, Phil O'Donnell, 35, juga jatuh setelah jantungnya gagal berfungsi, saat melawan Dundee United.

O'Donnel sempat dirawat paramedis sebelum dibawa ke rumah sakit. Namun, ia dinyatakan meninggal dunia tidak lama setelah itu.

"Masih ada yang menganggap, orang yang aktif berolahraga tidak akan diserang penyakit. Tetapi faktanya adalah sebaliknya. Kebanyakan atlet atau olahragawan berusia muda yang tewas mendadak di gelanggang olahraga disebabkan kelainan jantung, otot jantung bengkak dan menghalangi aliran darah keluar dari jantung.

"Biasanya penderita yang terlahir dalam keadaan ini (kongenital) ada kaitan genetik. Bisa menyebabkan tewas mendadak saat beraktivitas olahraga ekstrem akibat otot jantung yang bengkak menutup jalan keluar aliran darah dari jantung.

"Karena itu, amat penting pemeriksaan kesehatan. Misalnya, seseorang atlet akan tahu status kesehatan mereka sebelum bertanding, serta mengetahui kapasitas untuk meningkatkan lagi tahap kebugaran mereka atau sebaliknya," kata Dr Jeffrey.

Pemeriksaan kesehatan secara berkala berlaku pada , golongan yang aktif berolahraga maupun yang baru mencoba aktivitas fisik dapat menghindari berbagai risiko kesehatan yang tidak diduga ketika berolahraga

"Setiap lelaki berusia lebih 40 tahun dan wanita yang berusia lebih 45 tahun wajib melakukan pemeriksaan kesehatan. Ini disebabkan, wanita menopaus terkena risiko sakit jantung disebabkan hormon estrogen dan progesterone yang melindungi mereka sebelumnya,sudah berakhir.

"Lelaki pada peringkat umur 40 tahun turut berisiko sakit jantung, terutamanya mereka yang terindtifikasi darah tinggi, kencing manis, kolesterol tinggi, perokok dan faktor genetik," katanya.

Sumber: Bernama

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved