Human Interest
'Ampuni Ibumu, Nak! - Suami Abai, Wanita Ini Kesal Lampiaskan Kemarahan pada Balitanya Hingga Sakit
MELAYARI - bahtera rumah tangga sebenarnya bukanlah hal yang muda. Ada banyak pasang surutnya yang semestinya diarungi suami dan isteri
Penulis: Fifi Suryani | Editor: Fifi Suryani
MELAYARI - bahtera rumah tangga sebenarnya bukanlah hal yang muda. Ada banyak pasang surutnya yang semestinya diarungi suami dan isteri dengan saling bergandengan, dan saling membantu satu sama lain.
Kenyataannya, setelah pernikahan jauh berbeda dengan mimpi yang pernah diangan-angankan oleh semua pasangan kekasih. Apalagi kalau sudah mendapat amanah, hidup tidak lagi sebebas saat belum menikah.
Seperti kisah yang diungkapkan wanita di dalam pada akun Kumpulan Kisah Rumah Tangga Fans di Facebook ini. Ia mengawali kisahnya, dengan menyalahkan suaminya yang seolah-olah lepas tangan dalam menguruskan rumah tangga.
Baca: Polemik Partai Setan dan Partai Allah, Bisa Meningkatkan Radikalisme di Akar Rumput
Malah, suaminya selalu menggunakan alasan sibuk dengan pekerjaan untuk mengabaikan tanggungjawabnya di rumah. Padahal sebenarnya suami wanita tersebut keluar bersama-sama kawan dan berkonvoi ke Thailand untuk beresta air di sana.
Puncaknya, karena tertekan dengan beban kerja, akhirnya wanita tersebut mengaku tanpa sadar telah menciderai anaknya sendiri untuk melepaskan uneg-uneg-nya. Ingin tahu lebih lanjut, ikuti curhatan wanita tersebut di bawah ini.
Assalamualaikum semua ibu dan terima kasih admin jika berkenan membagikan cerita saya.
Hari ini, anak sulung aku umur dua tahun demam panas. Bocah jika tak sehat heboh dan bertingkah macam-macam. Anak kedua aku turut demam, umurnya tiga bulan. Aku merupakan seorang ibu rumahtangga tapi ada kerja sambilan online dan bisnis kecil-kecilan jual kue. Suami aku? Kerja sendiri.
Hari ini dalam sejarah hidup, aku teramat menyesal dengan tindakan bodoh aku. Ya, aku terlalu lelah dengan semua urusan rumahtangga sendirian. Dari ujung rambut hingga ujung kaki, semuanya sendiri.
Baca: Ditinggal ke Rumah Mertua, Rumah Hambar di Betara Tanjabbar Ini Ludes Terbakar
Baca: Proyek di Atas Rp 100 Juta Wajib Ikut BPJS Ketenagakerjaan
Suami?? Tak pernah dia peduli walaupun aku pernah sampaikan padanya.
Aku pukul anak sulung hingga ia kesakitan, dan aku tak peduli anak aku menangis dan meraung. Aku seakan dirasuk setan! Ya Allah ampunkan aku, Ya Allah. Wahai anakku, ampunkan ibu mu yang kejam ini! Aku jadi begini sebab aku terlalu banyak memendam, bersabar dan tak mampu untuk berkata-kata dengan suami.
Aku terlalu lelah. Bila bercakap dengan suami minta tolong uruskan dan ringankan beban untuk bantu aku kerja di rumah, walaupun hanya basuh pinggan sendiri selepas makan ataupun merapikan tempat tidur, buang sampah pun tak dilakukan. Masuk telinga kanan, keluar telinga kiri.
Suami meninggalkan aku dan anak semata-mata hanya ingin bersenang-senang bersama kawannya ke Thailand. Mereka konvoi beramai-ramai untuk event di Songkran bersamaan dengan pesta air di sana.
Tetapi setiap kali aku ajak keluar bersama dengan anak-anak, dia mengatakan sibuk dan tidak ada waktu. Tetapi, masa waktu untuk dia dan kawan-kawan selalu ada.
Sebagai isteri, aku hanya bisa diam walaupun aku sudah tegur dan ajak berbincang. Akhirnya aku juga yang disalahkan.
Baca: Frekuensi Buang Air Kecil Meningkat pada Malam Hari? Cek Penyebabnya, Normal atau Penyakit?
Baca: Saniatul Latifa Maju Lagi ke DPR RI
Baca: Mengapa Bisa Begini? Kerja Empat Bulan, Gaji Honorer di Merangin Hanya Dibayar Dua Bulan
Setiap hari aku du rumah bersama anak dan mengurus segala hal yang ada di rumah tangga tanpa bantuan siapapun. Famili mertua jauh dan family sendiri pun jauh. Aku tiada kawan, aku hanya di rumah bersama anak-anak. Anak aku demam dari semalam dan aku melihat anak aku menelan kertas.
Aku seperti orang kehilangan akal, aku terus pergi mencolok tenggorokannya untuk mengeluarkan kertas tu dengan sikat gigi anak. Karena ia sudah ada gigi, aku takut ia menggigit jari aku, jadi aku gunakan sikat gigi dia.
Keadaan aku sudah tidak terurus. Selama dua hari ini jaga anak demam panas dan melayani tingkah polah mereka, aku tak tidur, makan minum pun tak tentu. Aku hanya sempat mandi waktu subuh saja. Aku lepaskan marah pada anak. Aku pukul, aku dorong, aku cubit dan seret ia hingga dia sakit.
Ya Allah, aku tak sadar apa yang merasuk diri ini. Aku menangis sedalam-dalamnya di kamar mandi sambil memegang pisau, sebab aku sudah perlakukan anak yang aku kandung dan lahirkan seperti binatang. Ampunkan ibu nak! Ampunkan ibu! Sumpah aku tak tahu kenapa aku bisa melakukan seperti itu pada anakku. Padahal selama ini aku tak pernah memukul anakku.
Baca: Bupati Tegaskan Pelarangan Membuka Lahan dengan Pembakaran
Baca: Dinas Pertanian dan Holtikultura Muarojambi Berikan Bantuan 20 Ton Benih Padi
Baca: Kemacetan Marak terjadi di Sungai Penuh, Ini Titik Rawan Menurut Dishub
Baca: Perubahan Status 6 Kelurahan Masih Menunggu Penegasan Batas Wilayah
Syukur alhamdulillah, aku bawa anak-anak pergi klinik dan dokter mengatakan anak aku tak ada yang serius. Aku peluk, aku cium dan aku sujud dekat anak minta ampun darinya.
Kepada suami, terima kasih wahai suami. Jika Allah tak ingatkan hati aku untuk berhenti tadi, mungkin nyawa anak atau aku sendiri yang sudah tiada.
Kepada anak-anakku, ibu janji tak akan buat perangai seperti itu lagi. Itulah kali pertama dan kali terakhir. Ibu cuma hanya punya kalian demi kebahagiaan ibu.
Ibu dan ayah dah jauh. Ibu akan kuat demi anak-anak. Anak -anak ibulah nyawa cinta hidup mati ibu.
Ampunkan ibu, nak!
Sumber : Siakapkeli.My/Kisah Rumah Tangga