Komandan Kopassus Hilang 18 Hari di Hutan Papua, Ternyata Alami Hal Tak Masuk Nalar
Kopassus harus menyelesaikan misi enam hari jalan kaki dari pos Timika, mencari pimpinan OPM Kelly Kwalik. Namun, seorang komandan Kopassus hilang
Saat itu, Kopassus harus menyelesaikan misi enam hari jalan kaki dari pos Timika, untuk mencari pimpinan OPM Kelly Kwalik. Namun, seorang komandan Kopassus tersesat di hutan Papua, dan mendapat pengalaman tak masuk nalar.
TRIBUNJAMBI.COM - Baret Merah merupakan kebanggaan Komando Pasukan Khusus. Untuk memperolehnya, harus melalui seleksi yang sangat berat.
Kopassus sudah kenyang pengalaman di berbagai operasi militer. Berbagai misi dan pertempuran sukses dengan gemilang.
Personel yang direkrut pasukan elite TNI AD ini merupakan sosok pilihan yang berkemampuan di atas rata-rata.
Setelah para prajurit dinyatakan lulus melewati werving atau rangkaian tes kesehatan, fisik, akademi dan psikologi, mereka kerap mendapat penugasan sulit.
Beberapa operasi militer yang terkenal dan melibatkn Kopassus, di antaranya Operasi Trikora, Operasi Dwikora, Operasi Seroja, pemberantasan PRRI/Permesta hingga pembebasan sandera pesawat Garuda Woyla di Thailand.
Kejadian di luar nalar
Dalam penugasan, para prajurit musti menghadapi ganasnya kondisi alam. Bahkan ada prajurit Kopassus mengalami kejadian di luar nalar.
Baca: Misi 16 Prajurit Kopassus di Lembah X, Bongkar Fakta Tentang Suku Kanibal di Papua
Baca: Mayor Umar Nekat Minum Air Aneh Suguhan Warga, Kisah Kopassus Jinakkan 3.000 Pemberontak Sudan
Baca: Minat Jadi Prajurit TNI? Catat Jadwal Lengkap Rekrutmen TNI AD 2019, Selengkapnya di-tni.mil.id
Baca: Peneliti Temukan Obat Baru Yang Efektif Sembuhkan Kanker Stadium Lanjut
Baca: Nenek Zumi Zola Meninggal Dunia, Inilah Latar Belakang Keluarga Nurdin yang Kaya Raya
Seperti dikisahkan satu di antara anggota yang bertugas di Papua.
Dilansir dari buku "Kopassus untuk Indonesia"karangan Iwan Santosa dan EA Natanegara, satu di antara prajurit Kopassus mengalami pengalaman mistis yang tak lazim.
Saat itu, sang prajurit ditempatkan sebagai komandan pos TNI di Timika.
Itu merupakan satu di antara pos yang waktu itu sangat rawan karena keberadaan pentolan Organisasi Papua Merdeka (OPM) pimpinan Kelly Kwalik dan Thadeus Yogi.
Pasukan tersebut lalu diperintahkan untuk menggerebek markas OPM yang berjarak enam hari jalan kaki dari pos TNI di Timika.
Tim berangkat ke lokasi pada bulan Oktober, yang juga bertepatan dengan musim penghujan.
Saat hari kelima perjalanan, mereka bertemu sungai dengan arus yang sangat deras.
