Komandan Kopassus Hilang 18 Hari di Hutan Papua, Ternyata Alami Hal Tak Masuk Nalar

Kopassus harus menyelesaikan misi enam hari jalan kaki dari pos Timika, mencari pimpinan OPM Kelly Kwalik. Namun, seorang komandan Kopassus hilang

Editor: Duanto AS
montase berbagai sumber
Kopassus (Baret Merah), pada 1964 pernah terlibat perang langsung menghadapi pasukan elite Inggris, SAS di belantara Kalimantan. 

Selama 18 hari tersesat di dalam hutan, akhirnya prajurit tersebut ditemukan oleh warga pedalaman dalam kondisi selamat.

Saat itu, kondisi tubuhnya hanya tinggal tulang berbalut kulit. Matanya terus berputar liar dan telapak kaki yang bengkak akibat tertancap potongan kayu.

Yang membuat merinding, ternyata dalam mata prajurit tersebut selama tersesat di hutan, dia merasa diikuti tiga sosok tak terlihat.

Menurut penuturannya, tiga sosok tak terihat itu muncul saat matahari sudah terbenam. Satu memijati kaki, satu memijati pundak dan satu lagi berbagi rokok dengan prajurit tersebut.

Kopassus 'si Baret Merah'
Kopassus 'si Baret Merah' (Wikipedia)

Meski dalam kondisi yang memprihatinkan, dokter yang memeriksa menyatakan prajurit tersebut bebas dari penyakit malaria dan cacing tambang.

Apa syarat menjadi Kopassus?

Pertanyaan ini kerap terlontar, namun tidak terjawab.

Anggota Kopassus dianggap memiliki kemampuan khusus. Seperti bergerak cepat di setiap medan, menembak dengan tepat, pengintaian dan antiteror.

Menjadi anggota Kopassus merupakan kebanggaan bagi setiap pasukan TNI AD. Pasalnya, untuk menjadi prajurit Kopassus bukan hal mudah.

Pasukan baret merah ini digadang-gadang sebagai satu pasukan yang terbaik di dunia.

Setidaknya, calon anggota Kopassus harus bisa lari 2,4 kilometer dengan waktu 12 menit, 40 kali push up dalam semenit, tidak takut ketinggian dan lainnya.

Bagaimana proses perekrutannya?

Untuk mendapatkan baret merah dan brevet komando kebanggaan korps tersebut, prajurit harus melewati pelatihan khusus yang nyaris melewati kemampuan batas manusia.

Tahap pertama, Tahap Basis.

Yaitu pemusatan pelatihan di Pusat Pendidikan Pelatihan Khusus, Batujajar, Bandung.

Halaman
1234
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved