Kasus Penculikan

Syok Kakek Alvaro Tahu Cucu Diculik Ayah Tiri, Ikut Cari Usai Hilang 8 Bulan Lalu: Tinggal Kerangka

Tugiman tak menyangka ayah tiri yang turut aktif dalam pencarian Alvaro ternyata adalah dalang di balik penculikan dan pembunuhan keji.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Istimewa
Bocah 6 tahun, Alvaro yang ditemukan meninggal dunia dan tinggal kerangka setelah 8 bulan hilang ternyata diculik ayah tiri. 

TRIBUNJAMBI.COM - Perasaan hancur dan dikhianati menyelimuti hati Tugimin (71) sekeluarga, kakek dari Alvaro Kiano Nugroho (8), bocah yang hilang sejak Maret 2025. 

Setelah delapan bulan misteri, cucunya ditemukan meninggal dunia dalam kondisi memprihatinkan. 

Namun, guncangan terbesar datang dari identitas terduga pelaku: ayah tiri korban sendiri.

Fakta pahit ini membuat Tugimin syok bukan kepalang. 

Ia tak menyangka pria yang selama ini dekat dan bahkan turut aktif dalam pencarian Alvaro ternyata adalah dalang di balik penculikan dan pembunuhan keji tersebut.

Tugiman tak menyangka pria yang selama ini dekat dan bahkan turut aktif dalam pencarian Alvaro ternyata adalah dalang di balik penculikan dan pembunuhan keji.

Ikut Mencari Hingga Larut Malam

Tugimin mengaku sangat dikagetkan dengan peran ganda ayah tiri Alvaro. 

Selama delapan bulan hilangnya bocah asal Pesanggrahan, Jakarta Selatan itu, pelaku berinisial Al justru menunjukkan kepedulian.

Baca juga: Misteri Tragis Alvaro Hilang Terkuak: Diduga Diculik Ayah Tiri, Kerangka Ditemukan Pasca Penangkapan

Baca juga: PDIP Balik Serang Ahmad Ali PSI: Loyalitas ke Jokowi Cuma Strategi Bertahan Hidup dari Kasus Hukum

Baca juga: Pesan Terakhir Siswa SD Pekanbaru Meninggal Diduga Akibat Bully: Minta Dimandikan, Rumah akan Ramai

"Kami enggak sangka-sangka bapak tirinya sendiri yang melakukan hal sekeji ini. Alvaro belum punya dosa, kok dijadikan korban? Itu yang sangat disesalkan,” ucap Tugimin lirih, Senin (24/11/2025).

Yang paling menusuk hati Tugimin adalah bagaimana ayah tiri itu berpura-pura menjadi bagian dari keluarga yang berduka dan mencari.

“Bapak tirinya itu juga ikut membantu mencari. Misalkan, ‘Pak, saya mau ke daerah Bogor, katanya ada informasi ke Bogor, suruh nelusurin Jalan Raya Bogor sampai terminal sampai stasiun,’ nah itu nyari berdua sampai malam baru pulang,” kenang Tugimin, menggambarkan momen pencarian palsu itu.

Bagi Tugimin, sikap Al selama ini hanyalah sebuah kedok yang sempurna. 

Ia teringat bagaimana Al sering datang ke kediamannya, mengajak Alvaro jalan-jalan, atau sekadar membelikan makanan.

“Saya itu enggak sangka, ternyata kebaikan dia itu hanya ibaratnya ya buat kedok saja,” imbuhnya, merasakan pengkhianatan yang mendalam.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved