Polemik di Papua

TPNPB Yahukimo Akui Tembak Rantis Militer di Dekai, Tantang Adu Senjata di Markas

Serangan terjadi sekitar pukul 11.45 siang, menargetkan aparat militer yang sedang melakukan operasi penyisiran ke arah Material, Dekai.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Facebook
TPNPB Yahukimo 

TRIBUNJAMBI.COM -  Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPNPB) Komando Daerah Pertahanan (Kodap) XVI Yahukimo menyatakan bertanggung jawab penuh atas insiden penembakan yang menargetkan kendaraan taktis (rantis) milik aparat militer Indonesia di Dekai pada Sabtu, 22 November 2025.

Pernyataan ini disampaikan melalui Siaran Pers Manajemen Markas Pusat Komando Nasional (KOMNAS) TPNPB yang diterima pada Sabtu (22/11/2025).

Detil Serangan dan Klaim Evakuasi Korban

Juru Bicara TPNPB-OPM, Sebby Sambom, dalam siaran pers tersebut menjelaskan bahwa penembakan dilakukan oleh Pasukan TPNPB Kodap XVI Yahukimo dari Batalion HSSBI dan Batalion Yali Nang.

Laporan itu diterima Markas Pusat KOMNAS TPNPB, serangan terjadi sekitar pukul 11.45 siang. menargetkan

Serangan itu terhadap aparat militer yang sedang melakukan operasi penyisiran ke arah Material, Dekai.

"Aksi tersebut mengakibatkan seluruh aparat militer Indonesia di balik ke arah Kota Dekai yang diduga kuat oleh kami mengevakuasi korban ke rumah sakit Dekai," klaim Sebby Sambom dilansir dari rilis yang dibagikan akun Facebook @Jack Varrho.

Tantangan Perang Gerilya

Menyusul aksi tersebut, pimpinan TPNPB Kodap XVI Yahukimo, Brigjen Elkius Kobak dan Mayor Kopitua Heluka, menegaskan kesiapan mereka untuk bertanggung jawab dan secara terbuka menantang aparat keamanan.

Baca juga: TPNPB Tak Ingin Ada Kontak Senjata Jelang 1 Desember, Ada Apa dengan Awal Bulan Itu?

Baca juga: Pupus Harapan Suci Pedagang Cisarua: Tabungan Umrah Berujung Maut Tragis Ditangan Wali Murid

Baca juga: Proses Pidana Roy Suryo Cs Harus Dihentikan, Eks Hakim MK: Kalau Memang Fitnah, Mana Ijazahnya?

"Jika aparat militer Indonesia mau kejar kami, silakan datang ke Markas TPNPB di Jalan Gunung," tantang mereka.

Mereka secara spesifik meminta aparat militer untuk tidak menggunakan kendaraan dan senjata berat dalam serangan balasan.

"Jika Anda laki-laki silakan datang, senjata lawan senjata perang gerilya," tegas Brigjen Elkius Kobak.

Larangan Targetkan Warga Sipil

Selain klaim dan tantangan, Brigjen Elkius Kobak juga secara keras mengimbau aparat militer Indonesia untuk tidak melakukan serangan penyisiran, penangkapan, atau penembakan terhadap warga sipil di Yahukimo.

Menurut TPNPB, operasi militer dan pertempuran yang sedang berlangsung telah menyebabkan banyak warga sipil mengungsi dan masih bertahan di hutan-hutan.

Seruan Jaminan HAM Pengungsi

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved