Berita Regional
Teman Lama Renggut Nyawa Mahasiswa setelah Isap Ganja Bersama Tengah Malam
Peristiwa berdarah ini terjadi di Desa Marindal II, Kecamatan Patumbak, Deli Serdang, Sumatra Utara, pada Kamis (13/11/2025).
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
TRIBUNJAMBI.COM - Kasus kematian mahasiswa yang ditemukan tewas di rumahnya mulai menemui titik terang.
Peristiwa berdarah ini terjadi di Desa Marindal II, Kecamatan Patumbak, Deli Serdang, Sumatra Utara, pada Kamis (13/11/2025).
Pelaku Ditangkap
Muhammad Rasya Hasibuan (18), tersangka kasus pembunuhan terhadap seorang mahasiswa Universitas Medan Area (UMA), ditangkap polisi di Medan, Sumatra Utara, pada Minggu (16/11/2025) malam.
Sebelum ditangkap, ia sempat kabur ke Tanjung Balai dengan membawa sepeda motor milik korban.
Peristiwa pembunuhan berlangsung di rumah korban yang berada di Desa Marindal II, Kecamatan Patumbak, Deli Serdang, Sumatra Utara, pada Kamis (13/11/2025).
Jasad korban, Bonio Raja Gadjah (19), ditemukan di kamar rumahnya pada Jumat (14/11/2025).
Bonio adalah anak bungsu dari dua bersaudara dan tinggal bersama kakaknya, Diva, di rumah tersebut.
Ayah mereka diketahui menjabat sebagai Kepala Desa Parmonangan, Kecamatan Pakkat, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas), Sumatra Utara.
Pelaku merupakan teman korban sejak SD hingga SMP dan tinggal tidak jauh dari lokasi kejadian.
Minta Izin Ditemani Teman
Sebelum kejadian, korban sempat meminta izin kepada orang tua untuk mengajak temannya menginap karena merasa kesepian ketika kakaknya bekerja.
Pada Rabu (12/11/2025), pelaku mengajak korban bermain biliar, lalu keduanya membeli ganja seharga Rp10 ribu.
Setelah itu, korban mengajak pelaku menginap sambil mengonsumsi ganja.
Namun, pelaku mengajak mampir ke rumahnya terlebih dahulu untuk berpamitan kepada orang tuanya.
Pelaku Siapkan Gunting
Rekan kuliah korban, Abraham Taher, mengatakan Bonio masih mengikuti perkuliahan seperti biasa dan sempat bermain biliar pada Kamis (13/11/2025), sehari sebelum peristiwa itu.
"Kamis itu, pulang kuliah kami main biliar. Setelah itu, sekitar pukul 13.00 WIB, kami pulang ke kos masing-masing," ungkapnya.
Menurut Abraham, Bonio dikenal sebagai mahasiswa yang ceria dan aktif bergaul di kampus.
Ia dan teman-temannya datang ke rumah duka untuk memastikan kondisi sahabat mereka.
“Inilah kami datang ke sini sama kawan-kawan yang lain. Mau lihat kondisinya.
"Rupanya mayatnya sudah dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara. Kami masih semester satu. Baru-baru kuliah," tambahnya.
Jenazah Bonio kemudian dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Medan untuk keperluan autopsi, sebelum akhirnya dimakamkan di kampung halaman orang tuanya di Parmonangan, Kecamatan Pakkat.
Kapolrestabes Medan, Kombes Jean Calvijn Simanjuntak, menyebutkan bahwa pelaku sudah menyiapkan rencana pembunuhan dengan mengambil gunting dari rumahnya.
"Disaat bermain biliar disitulah timbul niat dari pelaku dari untuk menghabisi nyawa korban," ungkapnya, dikutip dari TribunMedan.com.
Sekitar pukul 22.13 WIB, keduanya mengisap ganja sambil berbaring di tempat tidur korban.
Pada Jumat (14/11/2025) sekitar pukul 00.30 WIB, ketika korban tertidur, pelaku mulai melancarkan aksinya.
"Kurang lebih 2 jam di situlah terjadi aksi pembunuhan tersebut," tambahnya.
Usai menghabisi korban, pelaku mengambil sejumlah barang milik korban seperti motor, ponsel, dan dompet.
"Kemudian secara dirasa sudah aman, pelaku kemudian mengambil satu unit sepeda motor Honda Vario serta membawa alat-alat bukti meninggalkan lokasi dan sebelum meninggalkan lokasi pelaku menutup gerbang rumah korban," tandasnya.
Kasus Terungkap setelah Kakak Pulang
Kasus ini terungkap setelah Diva, kakak korban, menemukan jasad adiknya keesokan harinya.
Ia ditemukan meninggal dunia oleh kakaknya di rumah orang tua mereka pada Jumat (14/11/2025).
Sejumlah barang berharga milik Bonio, seperti telepon genggam, sepeda motor, dan dompet, dilaporkan tidak berada lagi di lokasi.
Dugaan kuat mengarah pada tindak perampokan.
Selama ini Bonio tinggal bersama kakaknya, Diva, sementara kedua orang tuanya menetap di Desa Parmonangan, Kecamatan Pakkat, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas).
Kejadian ini berawal ketika Diva tidak pulang ke rumah sejak Senin (10/11/2025) karena tengah bertugas sebagai ahli gizi untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG).
Merasa enggan tinggal sendirian, Bonio sempat meminta beberapa temannya untuk bermalam di rumah.
Namun belum ada keterangan pasti mengenai jumlah teman yang menginap.
Saat jenazah ditemukan, posisinya berada di lantai kamar.
Ramadani, tetangga korban, menceritakan bahwa kakak Bonio adalah orang pertama yang menemukan kondisi tersebut.
"Yang tahu pertama Bang Bonio meninggal kakaknya. Kakaknya yang pertama buka pintu.
"Pas dia tengok di kamar, si Bonionya sudah enggak ada lagi gitu, posisinya di kamar," tuturnya, dikutip dari Tribun-Medan.com.
Ramadani menyebut Bonio masih terlihat sehari sebelum ditemukan tewas.
Namun, keesokan harinya warga mulai mencium aroma tak sedap dari rumah tersebut.
"Yang hilang kemarin paling handphone sama kereta (sepeda motor) kata kakaknya. Keretanya gak nampak gitu," ujarnya.
Setelah penyelidikan dilakukan, pelaku berhasil ditangkap tanpa perlawanan.
"Motifnya, tersangka memiliki tanggung jawab cicilan motor. Sehingga dia mengambil pilihan melakukan pembunuhan dan pencurian," jelasnya.
Keterangan Ayah Korban
Ayah korban, Johar, mengungkapkan komunikasi terakhir dengan Bonio terjadi pada Rabu (12/11/2025).
Anak bungsunya itu sempat mengirim pesan ucapan selamat hari ayah.
"Hari Rabu. Kebetulan pada hari Rabu dia mengucapkan selamat hari ayah. Dibuatnya kalimat yang sangat menyentuh," bebernya.
Pada Kamis (13/11/2025), Johar mencoba menghubungi Bonio, namun ponsel sang anak tidak aktif.
"Kejadiannya hari Kamis, mulai gak ada lagi telepon. Kita chat dia gak membalas lagi. Kebetulan saya mau mengirimkan uang kuliahnya gak dibalas," sambungnya.
Khawatir, ia meminta Diva mengecek kondisi Bonio.
Saat Diva sampai di rumah, ia mendapati kondisi berantakan dan menemukan jasad adiknya di kamar.
"Kebetulan, anak saya yang di Medan ini melihat, ternyata di dalam rumah berserakan darah," tuturnya
Sebagian artikel telah tayang di Tribun-Medan.com dengan judul Sebelum Dibunuh, Mahasiswa UMA Medan dan Pelaku Sempat Isap Ganja Bareng
(TribunMedan.com/Fredy Santoso)
Baca juga: Tangis Ibu usai Guru PPPK Didapati Meninggal Terikat di Kamar jelang Magrib
Baca juga: 15 Jam Lintasi Bibir Jurang hingga Diintai Harimau saat Ekspedisi Ladang Ganja 51 Ha
Baca juga: Pria 33 Tahun Membegal di Tugu Keris Pagi Buta demi Biaya Persalinan
| Tangis Ibu usai Guru PPPK Didapati Meninggal Terikat di Kamar jelang Magrib |
|
|---|
| 15 Jam Lintasi Bibir Jurang hingga Diintai Harimau saat Ekspedisi Ladang Ganja 51 Ha |
|
|---|
| Gunung Semeru Erupsi, Status Naik Jadi Awas, 178 Orang Masih Terjebak |
|
|---|
| Guru Dibentak Siswa Sekolah Lain, Ratusan Pelajar Langsung 'Parani' |
|
|---|
| Janggal karena AKBP B tak Hadir saat Autopsi Dosen yang Ia Temukan |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/pelaku-pembunuhan-mahasiswa-di-medan-20112025.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.