Berita Internasional

Israel di Ujung Tanduk: Ancaman Koalisi Sayap Kanan Cekik Netanyahu, AS Dukung Palestina Merdeka

Amerika Serikat (AS), mengindikasikan dukungan terhadap jalan menuju kemerdekaan Palestina

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
KOMPAS.COM
Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu. 

TRIBUNJAMBI.COM- Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menghadapi krisis politik signifikan. 

Kondisi itu setelah sekutu terdekatnya, Amerika Serikat (AS), mengindikasikan dukungan terhadap jalan menuju kemerdekaan Palestina melalui rancangan resolusi Dewan Keamanan (DK) PBB. 

Rancangan resolusi PBB yang mulai dinegosiasikan pada 7 November 2025 ini mencakup usulan Presiden AS Donald Trump mengenai pembentukan "Dewan Perdamaian" untuk pemerintahan transisi di Gaza, yang akan mengurus rekonstruksi dan pemulihan ekonomi pascaperang.  

Dukungan AS bersama negara-negara mayoritas Muslim ini memicu gejolak di koalisi pemerintahan Netanyahu. 

Tekanan dari Sayap Kanan Ultranasionalis 

Menanggapi kecaman keras dari sekutu koalisi garis keras, Netanyahu pada Minggu (16/11/2025) menegaskan kembali penolakan Israel terhadap pembentukan Negara Palestina di wilayah mana pun. 

Dikutip dari The Straits Times, sikap ini muncul setelah munculnya protes terbuka dari faksi ultranasionalis.  

"Penolakan kami terhadap Negara Palestina di wilayah mana pun tidak berubah," ujar Netanyahu dalam pernyataannya. 

Dua menteri sayap kanan terkemuka, Itamar Ben-Gvir dan Bezalel Smotrich, menuntut Netanyahu untuk segera mencela gagasan Negara Palestina. 

Baca juga: 20.000 Prajurit Siap ke Gaza: TNI Kirim Paskin Elite Zeni & Kesehatan untuk Misi Kemanusiaan

Baca juga: Guru SMP di Merangin Jambi Dianiaya Penambang Emas Ilegal di Depan Kelas, Murid Panik Berhamburan

Baca juga: Kronologi Penemuan Motor di Sungai Batanghari Jambi: Berkat Air Surut dan Sentuhan Kaki

 Ben-Gvir bahkan mengancam akan menarik diri dari koalisi pemerintahan. 

"Gaza akan didemiliterisasi dan Hamas akan dilucuti, baik dengan cara yang mudah atau pun sulit. Saya tidak membutuhkan penegasan, unggahan, atau ceramah dari siapa pun," tegas Netanyahu, merespons tekanan domestik. 

Ancaman pengunduran diri dari sayap kanan ini dapat menyebabkan runtuhnya pemerintahan Netanyahu jauh sebelum pemilu berikutnya pada Oktober 2026.  

Selain Ben-Gvir dan Smotrich, Menteri Pertahanan Israel Israel Katz dan Menteri Luar Negeri Gideon Saar juga menyuarakan penolakan mereka terhadap Negara Palestina melalui media sosial X. 

Smotrich menuduh Netanyahu gagal menepati janjinya dan mendesaknya untuk "memperjelas kepada seluruh dunia bahwa Negara Palestina tidak akan pernah muncul di tanah air kami."  

Padahal, Netanyahu sendiri sebelumnya merangkul rencana Trump ini saat berkunjung ke Gedung Putih pada September lalu. 

Hamas Tolak Pasukan Stabilisasi Internasional 

Di sisi Palestina, faksi perlawanan, termasuk Hamas, menyerukan Aljazair (anggota tidak tetap DK PBB) untuk menolak rencana pengerahan Pasukan Stabilisasi Internasional (ISF) di Gaza.  

Mereka menyebut pembentukan ISF sebagai "upaya baru untuk memaksakan bentuk pendudukan lain" dan "melegitimasi perwalian asing." 

Sementara itu, di arena diplomatik, Rusia mengedarkan resolusi tandingan yang menawarkan bahasa lebih kuat dalam mendukung kenegaraan Palestina, menekankan perlunya penggabungan Tepi Barat dan Gaza di bawah Otoritas Palestina.  

Baca juga: Respon Hamas dan Palestina Soal 20 Poin Rencana Donald Trump Akhiri Genosida Israel di Gaza

Baca juga: Sosok Arsul Sani, Hakim Konstitusi yang Dilaporkan ke Bareskrim Polri Terkait Ijazah Palsu

Misi PBB Rusia bertujuan untuk "mengubah konsep AS dan membuatnya sesuai" dengan keputusan DK PBB sebelumnya. 

Dukungan untuk resolusi AS diperkirakan akan lolos dengan sembilan suara, meskipun Rusia dan Tiongkok kemungkinan akan abstain.  

Negosiasi diplomatik intensif Israel dengan AS dilaporkan terus berlangsung menjelang pemungutan suara penting ini. 

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News 

Baca juga: Dhia Gemoy Diam-diam ke Jambi Menikah Lagi demi Pajero, Akui Suami Pertama Tak Tanggung Jawab

Baca juga: Cair BLT Kesra 2025 Rp 900 Ribu Hari Ini Senin: Cek di https//cekbansos.kemensos.go.id Via Online

Baca juga: Sinopsis Last Samurai Standing Episode 3, Ketegangan Baru di Balik Masa Lalu Kyohachi-ryu

Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Israel Sendirian, AS Dukung Kemerdekaan Palestina, Netanyahu: Gaza akan Didemiliterisasi

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved