Penculikan Anak

Kisah Bilqis Selama di Pemukiman SAD Merangin Jambi, Tidur dan Makan Mie Bersama Bapak-Bapak

Ayah Bilqis, Dwi Nurmas (34) membagikan pengakuan polos putrinya mengenai keseharian selama berada di perkampungan adat di Merangin Jambi.

|
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Tribun Timur
KONDISI BILQIS -Bilqis bermain dengan ibunya Fifi Syahrir di rumahnya Jl Pelita Raya 2, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar, Selasa (11/11/2025) malam. Selama berada di perkampungan adat salah satu suku di Provinsi Jambi itu, Bilqis mengaku diperlakukan layaknya seorang anak. 

TRIBUNJAMBI.COM - Kepulangan Bilqis Ramdhani (4) setelah diculik selama enam hari dari Makassar dan ditemukan di Jambi membawa serta cerita yang menyentuh. 

Ayah Bilqis, Dwi Nurmas (34) membagikan pengakuan polos putrinya mengenai keseharian selama berada di pemukiman adat Suku Anak Dalam atau SAD di Kabupaten Merangin itu.

Meskipun menjadi korban sindikat perdagangan anak, Bilqis mengaku diperlakukan layaknya seorang anak kandung oleh orang-orang yang mengasuhnya. 

Kisah ini menjelaskan mengapa proses negosiasi penjemputan oleh polisi berlangsung dramatis dan alot, sebab ikatan emosional sempat terbentuk.

Menganggap Pengasuh sebagai Ayah Sendiri

Dwi Nurmas, yang akrab disapa Dimas, bertanya detail pengalaman Bilqis di lokasi yang terpencil dan asing bagi putrinya. 

Jawaban Bilqis menunjukkan adaptasi yang cepat, bahkan salah mengira pengasuhnya sebagai ayah kandung.

"Saya tanya, tidur di mana nak? Dia bilang sama bapak-bapak. Dia pikirnya bapak begitu," tutur Dimas, ditemui di rumahnya, Selasa (11/11/2025) malam.

Baca juga: Ayah Bilqis Maafkan Penculik Anaknya di Makassar Dijual ke Jambi: Hukum Harus Tetap Dijalani

Baca juga: Misteri Istri Pegawai Pajak di Manokwari Hilang: Diculik, Dimutilasi, dan Dikubur di Septic Tank

Baca juga: Ketika Tanjabbar Masih Biru: Tulang Ikan Paus Raksasa Buktikan Kepingan Lautan yang Hilang di Jambi

Pengakuan ini selaras dengan informasi polisi, yang menyebut Bilqis sudah sangat dekat dan meronta ketika hendak dijemput, karena ia merasa ikatan emosional dengan pengasuhnya telah terjalin.

Menu Makanan dan Keseharian di Perkampungan

Mengenai logistik dan keseharian, Bilqis tidak menunjukkan rasa khawatir atau trauma.

"Makan apa di sana? Dia bilang makan mie. Kayak biasa," lanjut Dimas. 

Makanan sederhana tersebut tampaknya menjadi menu sehari-hari Bilqis selama di sana.

Selain itu, pengalaman Bilqis di perkampungan yang dikelilingi hutan tersebut terasa berbeda dari hiruk pikuk Kota Makassar

Bilqis mengingat hal-hal yang mungkin jarang ia lihat sebelumnya.

"Ada anjing katanya dia lihat, banyak," ucap Dimas, menambahkan detail suasana di lokasi penemuan.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved