Penculikan Anak

Fakta Orang Rimba Jambi, di Balik Tudingan Penampungan Penculikan Bilqis Anak Makassar

Antropolog dari Kelompok Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Robert Aritonang, memaparkan fakta tentang Suku Anak Dalam di Jambi

Penulis: asto s | Editor: asto s
Tribun Jambi
SUKU ANAK DALAM - Antropolog dari Kelompok Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Robert Aritonang (kiri) saat bersama Jurnalis Tribun Jambi (kanan) di kantor KKI Warsi, Selasa (12/11/2025). KKI Warsi merupakan lembaga yang concern dalam isu konservasi lingkungan dan komunitas adat, termasuk di antaranya Suku Anak Dalam. 

TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Kasus penculikan anak lintas provinsi, balita Makassar bernama Bilqis Ramadhany (4) yang ditemukan di kawasan Suku Anak Dalam di Mentawak, Kabupaten Merangin, Provinsi Jambi, menjadi pembicaran pubik

Wilayah Merangin ini dikenal sebagai tempat tinggal komunitas adat Orang Rimba atau Suku Anak Dalam. Temuan tersebut memicu berbagai tudingan dan stigma negatif di media sosial, seolah-olah kelompok masyarakat adat tersebut terlibat dalam aksi penculikan.

Ada banyak fakta terkait Suku Anak Dalam yang belum dipahami masyarakat umum.

Saksi Kata Tribun Jambi menghadirkan Antropolog dari Kelompok Konservasi Indonesia (KKI) Warsi, Robert Aritonang, yang selama puluhan tahun berkecimpung dalam konservasi lingkungan dan pendampingan komunitas adat di Jambi serta wilayah Sumatera lainnya.

Berikut petikan wawancara Robert Aritonang bersama Jurnalis Tribun Jambi:

Tribun Jambi:
Selamat siang Bang Robert.

Robert Aritonang:
Selamat siang.

Tribun Jambi:
Bang Robert, publik banyak yang belum paham tentang siapa sebenarnya Suku Anak Dalam, atau Orang Rimba. Bisa dijelaskan, seperti apa mereka dan bagaimana keberadaannya di Jambi?

Robert Aritonang:
Istilah suku anak dalam itu sebenarnya muncul sejak tahun 1970-an. 

Ini adalah sebutan umum untuk masyarakat adat di Jambi yang hidup di dalam hutan dan sangat bergantung pada sumber daya hutan.

Secara etnis, ada tiga kelompok utama: Orang Rimba, Batin Sembilan, dan Talang Mamak.

Yang disebut dalam pemberitaan baru-baru ini adalah kelompok Orang Rimba. 

Mereka disebut demikian karena seluruh aspek kehidupan dan budaya mereka sangat terkait dengan hutan atau rimba.

Tribun Jambi:
Apa yang membedakan ketiga kelompok adat tersebut, Bang?

Robert Aritonang:
Perbedaannya ada pada pola hidup. 

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved