Berita Nasional

Nafas Panjang Whoosh usai Prabowo Siap Bantu Bayar Utang Rp 1,2 Triliun per Tahun

Presiden Prabowo Subianto akhirnya buka suara terkait utang Whoosh yang mencapai Rp 1,2 miliar per tahun.

|
Penulis: Heri Prihartono | Editor: Heri Prihartono
ist
Prabowo Subianto menegaskan bahwa pembangunan Kereta Cepat Jakarta–Bandung (Whoosh) harus dilihat dari aspek manfaat sosial dan ekonomi, bukan semata-mata dari sisi untung atau rugi. 

“Pokoknya enggak ada masalah karena itu kita bayar mungkin Rp 1,2 triliun per tahun.

 Tetapi manfaatnya, mengurangi macet, mengurangi polusi, mempercepat perjalanan, ini semua harus dihitung,” ucapnya.

Prabowo menilai bahwa proyek Whoosh memiliki manfaat besar bagi masyarakat dan menjadi simbol kemajuan teknologi serta kerja sama internasional.

“Yang penting kita kuasai teknologi. Kita, we are at an edge of best practice. Dan ini simbol kerja sama kita dengan Tiongkok,” kata Presiden.

Ia menegaskan bahwa seluruh tanggung jawab atas proyek tersebut kini berada di bawah kendalinya sebagai Presiden Republik Indonesia.

“Sudahlah, saya sudah katakan presiden Republik Indonesia yang ambil alih tanggung jawab. Jadi tidak usah ribut. Kita mampu. Dan kita kuat,” tegasnya.

Prabowo juga menekankan bahwa proyek strategis nasional seperti Whoosh harus dijalankan tanpa membebani rakyat.

Ia menegaskan komitmennya memberantas korupsi dan menutup kebocoran anggaran agar uang negara dapat dikembalikan kepada masyarakat melalui layanan publik.

“Duitnya ada. Duit yang tadinya dikorupsi [setelah diambil negara] saya hemat.

 Gak saya kasih kesempatan. Jadi saudara, saya minta bantu saya semua. Jangan kasih kesempatan koruptor-koruptor itu merajalela. Uang nanti banyak untuk kita. Untuk rakyat semua,” tuturnya.

Sementara itu, proyek Whoosh masih menjadi perhatian publik seiring dengan penyelidikan dugaan penggelembungan anggaran oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Lembaga antirasuah itu telah mengonfirmasi bahwa penyelidikan kasus ini bergulir sejak awal 2025.

Dugaan adanya mark up pertama kali diungkap oleh mantan Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD.

Ia menyebut temuan tersebut bersumber dari ekonom Anthony Budiawan dan analis kebijakan publik Agus Pambagio.

Mahfud menjelaskan bahwa biaya pembangunan per kilometer proyek Whoosh di Indonesia mencapai 52 juta dolar AS, jauh lebih tinggi dibandingkan proyek serupa di Tiongkok yang berkisar 17–18 juta dolar AS.

Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved