Sesumbar Megawati Saat Pidato di KAA, Ngaku Wanita Hampir Sempurna: Aku Pintar Anak Presiden, Cantik

Ringkasan Berita:

• Megawati Sebut Dirinya “Nyaris Sempurna”: Pintar, Cantik, dan Anak Presiden
• Megawati Gagas Pembentukan “Konferensi Asia–Afrika Plus” (KAA Plus)
• Seruan Guncang Dunia Abad ke-21 dari Blitar

TRIBUNJAMBI.COM – Sosok Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri dengan penuh percaya diri menyebut dirinya sebagai wanita yang hampir sempurna.

Dalam pidatonya, Presiden Kelima Republik Indonesia itu menuturkan bahwa dirinya adalah sosok yang pintar, cantik, anak presiden, dan disukai banyak orang pada masa mudanya.

“Kalau aku kan punya semua. Aku pintar, anak presiden, wis ngono ayu (sudah gitu cantik), akeh sing naksir (banyak yang naksir),” ujar Megawati Soekarnoputri dalam seminar internasional memperingati 70 Tahun Konferensi Asia-Afrika (KAA) di Museum Bung Karno, Blitar, Jawa Timur, Sabtu (1/11/2025).

Pernyataan tersebut disampaikan Megawati Soekarnoputri di hadapan peserta seminar yang dihadiri delegasi dan akademisi dari 32 negara.

Ya, Megawati Soekarnoputri Gagas “Konferensi Asia–Afrika Plus” untuk Dunia yang Lebih Setara

Selain menyinggung soal dirinya, Megawati Soekarnoputri juga melontarkan gagasan besar di bidang diplomasi global dengan mengusulkan pembentukan “Konferensi Asia–Afrika Plus” (Asia–Africa Plus Conference).

Baca juga: Keluarga Korban Tuntut Oknum Polisi Pelaku Pembunuhan Dosen di Bungo Jambi Dihukum Mati

Baca juga: Terkuak Penyebab Bripda Waldi Habisi Dosen Erni hingga Perkosa, Sakit Hati Diejek Saat di Kamar

Baca juga: Cair BLT Kesra 2025 Rp 900 Ribu Hari Ini Selasa: Buruan Cek Disini https//cekbansos.kemensos.go.id

Gagasan tersebut ia sampaikan saat memberikan pidato kunci bertema “Bung Karno in a Global History” dalam seminar internasional memperingati 70 tahun KAA di Auditorium Soekarno, Kompleks Makam Bung Karno, Blitar.

“Saya mengusulkan pentingnya penyelenggaraan ‘Konferensi Asia–Afrika Plus’, yakni forum lanjutan dengan format lebih luas yang mencakup negara-negara Asia, Afrika, dan Amerika Latin,” kata Megawati.

Ia menilai forum baru itu perlu menjadi wadah permanen bagi negara-negara Global South (negara-negara berkembang di belahan selatan dunia) untuk membangun masa depan bersama yang bebas dari ketimpangan, hegemoni, dan ketidakadilan global.

“Forum ini diharapkan menjadi wadah permanen bagi negara-negara Global South untuk membangun masa depan bersama, yang bebas dari ketimpangan, hegemoni, dan ketidakadilan struktural global,” tambahnya.

Lanjutkan Semangat Bandung 1955 di Era Digital

Menurut Megawati, gagasan “KAA Plus” merupakan bentuk pembaruan semangat Bandung 1955 dalam konteks abad ke-21.

Enam dekade lalu, Konferensi Asia-Afrika menjadi simbol persatuan negara-negara yang baru merdeka melawan kolonialisme. Kini, Megawati menyerukan solidaritas baru untuk melawan ketimpangan ekonomi, hegemoni teknologi, dan dominasi geopolitik.

“Jika pada 1955 Bung Karno dan para pemimpin dunia ketiga mampu mengguncang tatanan kolonial, maka pada abad ke-21 kita juga mampu mengguncang tatanan digital dan ekonomi yang tidak adil,” tegas Megawati.