Berita Viral

Energi Harapan dari Sehelai Batik, Perjuangan Eka dan Fasha Menulis Ulang Hidup di Balik Jeruji

Tangan-tangan perempuan berseragam hijau muda itu tampak cekatan menorehkan canting di atas kain putih, meninggalkan jejak motif bunga

|
Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
ist
Energi Harapan dari Sehelai Batik, Perjuangan Eka dan Fasha Menulis Ulang Hidup di Balik Jeruji 

TRIBUNJAMBI.COM - Di balik dinding tinggi, suasana hangat menyambut. Senyum warga binaan Lapas Perempuan Kelas IIB Jambi mengembang, seolah menepis sekat yang selama ini identik dengan stigma dan hukuman.

Siang itu, Selasa (30/9/2025), Eka dan Fasha dua warga binaan tampak asik menorehkan cairan malam (lilin), dan menatap corak yang perlahan terbentuk.

Asap tipis lilin panas mengepul dari wajan logam, menebarkan aroma hangat yang memenuhi ruangan sederhana di lapas.

Batik, yang bagi orang luar mungkin hanya selembar kain, bagi Eka dan Fasha menjadi jalan pulang menuju kehidupan baru.

Tangan-tangan perempuan berseragam hijau muda itu tampak cekatan menorehkan canting di atas kain putih, meninggalkan jejak motif bunga yang perlahan menjelma selembar batik.

Di sela tetesan lilin yang jatuh ke kain, terdengar obrolan lirih sesama warga binaan.

Warna-warna kain batik yang digantung di dinding seolah menjadi saksi lahirnya harapan baru bahwa di balik jeruji, masih ada energi untuk menata kembali masa depan.

"Saya menemukan lagi semangat ketika sekarang sudah pintar membuat batik," ungkap Fasha sambil menunduk serius pada kain batik di depannya.

Menurut Fasha, dalam sebulan ia bisa membuat dua hingga tiga helai batik sesuai ukuran dan pesanan.

"Kalau yang saya buat ini ukuran hanya dua meter, biasanya untuk selendang," katanya.

"Pengerjaan juga bersama teman-teman yang, tugasnya juga berbeda-beda, jadi selesainya juga cepat," tambahnya.

Fasha Warga Binaan Lapas
Fasha Warga Binaan Lapas (ist)

Dari pukul 08.00 WIB hinggga 15.00 WIB Fasha setiap harinya terus bergelut dengan sehelai batik, menurutnya ini adalah keahlian yang sangat berharga yang didapatkannya.

"Sebelum masuk disini, memang hobi menggambar sebelumnya.

Jadi ketika ditawarkan sama pegawai lapas saya merasa senang," ucapnya.

Dari hasil penjualan batik, rupanya warga binaan juga mendapatan bagian yang diberikan dari pihak lapas.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved