Berita Viral
Jokowi Dituding Bohong dan Bersandiwara Lagi, Eks BIN Ungkap Rekayasa Pertemuan dengan Baasyir
Eks anggota BIN klaim memiliki informasi pertemuan dengan Abu Bakar Baasyir sengaja dirancang untuk kepentingan citra Jokowi
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Pertemuan antara Presiden RI ke-7 Joko Widodo atau Jokowi dengan ulama senior Ustaz Abu Bakar Baasyir di Surakarta pada Senin (29/9/2025) yang sempat mencuri perhatian publik, kini dituding sebagai rekayasa.
Mantan anggota Badan Intelijen Negara atau BIN, Kolonel Inf. (Purn.) Sri Radjasa, mengklaim memiliki informasi internal.
Informasi itu menyebut pertemuan tersebut sengaja dirancang untuk kepentingan citra Jokowi.
Dalam pengakuannya, Sri Radjasa menyebut meskipun kedatangan pendiri Ponpes Al Mu'min Ngruki itu adalah inisiatif murni Abu Bakar Baasyir, waktu dan penyajian pertemuan di hadapan media diatur sedemikian rupa.
"Memang benar kedatangan Ustaz Abu Bakar Baasyir adalah inisiatif Abu Bakar Ba'asyir karena mengingat kita melihat bahwa ketajaman spiritual Abu Bakar Baasyir selama ini," ujar Sri Radjasa, dikutip dari kanal YouTube Abraham Samad, Jumat (10/10/2025).
Menurut Sri Radjasa, alasan utama Abu Bakar Baasyir mendatangi kediaman Jokowi di Banjarsari adalah karena ulama tersebut merasa ada hal yang "melampaui batas" yang telah dilakukan oleh ayah Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka itu.
"Dia (Abu Bakar Ba'asyir) melihat bahwa ada hal yang melampaui batas yang dilakukan Jokowi," katanya. "Sebagai ulama, dia berkewajiban untuk menegur umara (pemimpin), sehingga dia harus mendatangi Jokowi."
Dugaan Kebohongan Publik
Sri Radjasa kemudian membeberkan detail yang ia sebut sebagai bukti rekayasa.
Berdasarkan informasi yang didapatnya, Abu Bakar Baasyir sebenarnya sudah tiba di rumah Jokowi sekitar pukul 10.00 WIB.
Baca juga: Klarifikasi Emak-emak Pendukung Jokowi yang Ancam Demo Pakai Bra-CD: Spontan, Biar dapat Perhatian
Baca juga: Kronologi Aksi Sadis Heryanto Habisi Karyawati Minimarket: Berawal dari Curhat, Rudapaksa, Rampok
Baca juga: Kontak Tembak Pecah di Lanny Jaya, Pentolan KKB Papua Tewas Tertembak, TNI Kuasai Markas OPM
Namun, staf Jokowi meminta sang ulama untuk menunggu karena beralasan Jokowi sedang tidak berada di rumah.
Faktanya, menurut klaim Sri Radjasa, Jokowi sudah berada di rumah saat itu.
Abu Bakar Baasyir baru diterima Jokowi pada pukul 13.00 WIB, atau setelah menunggu sekitar tiga jam.
"Ini tanda tanya besar sebetulnya kenapa mesti dengan alasan dia tidak ada di rumah," tutur Sri Radjasa.
Pertemuan Diduga Didesain untuk Kepentingan Politik Jokowi
Sri Radjasa menyimpulkan, penundaan penerimaan selama tiga jam itu adalah bagian dari rancangan agar pertemuan tersebut bisa diliput media secara maksimal.
Tujuannya adalah membangun citra dukungan.
"Informasi yang saya dapat dia (Jokowi) ada di rumah. Cuma dia minta waktu sampai jam 13.00 WIB agar mendesain pertemuan ini untuk kepentingan Jokowi, dan media," jelasnya.
"Kemudian media datang, terus dengan gayanya didramatisir cium tangan segala macam, sehingga terkesan kedatangan Abu Bakar Ba'asyir sebuah dukungan atau sandaran kultural yang diberikan Jokowi di tengah dia sedang kehilangan dari kelompok politik yang formal," ungkapnya.
Atas dasar itu, Sri Radjasa secara tegas menuding Jokowi kembali melakukan kebohongan publik.
"Jadi jelas ini rekayasa. Kembali lagi Jokowi melakukan kebohongan-kebohongan publik. Kenapa dia nggak terima pada saat itu?" tandasnya.
Bara JP pastikan pertemuan Jokowi dan Abu Bakar Ba'asyir tidak direncanakan
Ketua Harian Barisan Relawan Jokowi Presiden (Bara JP), Adli Abdullah, sempat memastikan bahwa pertemuan antara Jokowi dengan ulama senior Abu Bakar Ba'asyir terjadi secara mendadak.
Baca juga: Politisi NasDem Anggap Tak Penting Klaim Projo Ada Pihak Kalah Pilpres Ingin Jatuhkan Jokowi-Prabowo
Baca juga: Pesan Menkeu Purbaya ke Lulusan S1: Nggak Usah Takut Cari Kerja, Siapkan 100 Ribu Lowongan Magang
Adli Abdullah menegaskan pertemuan di rumah Jokowi itu tidak direncanakan jauh-jauh hari.
"Ini pertemuan mendadak sebagaimana pernyataan Pak Jokowi, Presiden ke-7 RI, beliau pertama merasa kaget dengan kedatangan dari K.H. Abu Bakar Ba'asyir ke rumahnya," kata Adli, dikutip dari YouTube Kompas TV, Senin.
"Beliau selaku orang Islam pasti membuka rumah untuk dikunjungi siapa pun," imbuhnya.
Adli menilai bahwa Jokowi membuka ruang rumahnya untuk dikunjungi oleh masyarakat.
"Jangankan Pak Abu Bakar Ba'asyir, rakyat jelata saja tiap hari datang ke rumahnya, dan beliau sambut dengan begitu hangat dan bersahabat," kata dia.
Menurut Adli, pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Baasyir merupakan bentuk silaturahmi antara dua tokoh muslim di Indonesia.
Ia juga menyinggung langkah Jokowi yang memberikan potongan masa penahanan kepada Abu Bakar Baasyir saat ditahan di dalam penjara.
"Saya kira ini kedatangan Pak Abu Bakar Baasyir ke Pak Jokowi ini ada 2 hal. Pertama selaku rohani, dalam agama termasuk memperpanjang umur. Apalagi Pak Abu Bakar Baasyir dengan Pak Jokowi mungkin dulu dalam waktu beliau ditahan termasuk Pak Jokowi yang memotong masa tahanan," ujar Adli Abdullah.
"Saya kira ini pertemuan 2 tokoh muslim, apalagi Pak Jokowi sekarang ini kan menjadi tokoh global dengan diangkat sebagai penasihat Bloomberg New Economy. Juga Pak Abu Bakar Baasyir meminta beliau menjadi seorang tokoh Islam. Saya kira itu pertemuan biasa saja, silaturahmi antara dua tokoh bangsa," katanya.
Adli menyebut bahwa Jokowi merupakan sosok yang dekat dengan masyarakat sehingga menerima dengan baik siapa pun yang bertamu ke rumahnya.
"Pak Jokowi kehidupannya sangat sederhana, dan dia bisa menerima siapa saja. Kita pun datang ke sana tanpa perlu agenda khusus, bisa diterima oleh Pak Jokowi," kata Adli.
Baca juga: Roy Suryo Tertawakan Pendukung Jokowi Geruduk Mabes Polri: Mau Apa Lagi?
Baca juga: Nikita Mirzani Dituntut 11 Tahun Perjara Gegara Tak Sopan Selama Sidang Kasus Pemerasan Reza Gladys
"Makanya Pak Jokowi tadi termasuk terkejut, kaget dia kedatangan Pak Abu Bakar Baasyir, tapi karena orangnya yang humble, sederhana, dia senang saja kedatangan Pak Abu Bakar Baasir," lanjutnya.
Pertemuan Abu Bakar Ba'asyir dan Jokowi berlangsung secara tertutup selama lebih kurang 30 menit.
Setelah bertemu Jokowi, Abu Bakar Baasyir menjelaskan bahwa kedatangannya adalah kewajiban seorang ulama untuk menasihati.
"Saya hanya menasihati. Orang Islam itu wajib menasihati rakyat, pemimpin, dan orang kafir harus dinasihati," kata Abu Bakar Baasyir.
Baasyir menilai Jokowi merupakan sosok yang berpengaruh.
"Nah, Pak Jokowi ini orang yang kuat. Jadi mudah-mudahan jadi pembela Islam yang kuat. Itu saja nanti ya," jelasnya.
Ia menjelaskan salah satu nasihat yang diberikan kepada Jokowi adalah untuk menerapkan hukum Islam di Indonesia.
"Nasihatnya supaya kembali mengamalkan hukum Islam dengan baik. Sebab, saya ini sedang berjuang minta supaya negara ini diatur dengan hukum Islam," tuturnya.
Tidak hanya ke Jokowi, Ba'asyir mengaku juga menyampaikan hal serupa kepada Presiden Prabowo Subianto melalui surat.
"Presiden (Prabowo) pun sudah saya nasihati lewat surat, itu saja. Hanya nasihati itu kewajiban-kewajiban seorang ulama menasihati," kata dia.
Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News
Baca juga: Prediksi Skor Togo vs RD Kongo , Head to Head dan Statistik di Kualifikasi Piala Dunia 2026
Baca juga: 3 Pengedar Narkoba Ditangkap Polres Batang Hari, Edarkan Barang Haram di Tembesi
Baca juga: Kronologi Aksi Sadis Heryanto Habisi Karyawati Minimarket: Berawal dari Curhat, Rudapaksa, Rampok
Baca juga: Pilunya Kematian Dina Oktaviani, Terkuak Kelakuan Bos Minimarket, Korban Sempat Curhat Soal Asmara
Artikel ini telah tayang di Tribunnews.com dengan judul Eks Anggota BIN Sebut Pertemuan Jokowi dengan Abu Bakar Ba'asyir Direkayasa: Saya Dapat Informasi
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.