Berita Nasional

Fatal! Bangunan Ponpes Ambruk di Sidoarjo Tak Kantongi IMB, Konstruksi Tak Standar saat Pengecoran

Bangunan yang roboh dan menimpa santri saat salat Ashar tersebut diduga kuat belum mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Kompas.com
Musala Ponpes di Sidoarjo ambruk 

TRIBUNJAMBI.COM - Tragedi ambruknya gedung musala di Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny, Kecamatan Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur, pada Senin (29/9/2025) ternyata menyimpan dugaan masalah serius pada aspek perizinan dan konstruksi

Bangunan yang roboh dan menimpa santri saat salat Ashar tersebut diduga kuat belum mengantongi Izin Mendirikan Bangunan (IMB).

Dugaan ini disampaikan langsung oleh Bupati Sidoarjo, Subandi, setelah meninjau lokasi kejadian. 

Menurut Subandi, pengelola pesantren belum mengurus izin yang diperlukan sebelum mendirikan dan melanjutkan pembangunan.

"Perizinan belum ada," tegas Subandi, Senin, dalam tayangan Breaking News Kompas TV. 

"Ini bangunan melanjutkan. Tak lihat, tak tanyakan izin-izinnya semua enggak ada."

Penyebab Ambruk

Bupati Subandi menjelaskan bahwa runtuhnya bangunan musala terjadi saat proses pengecoran lantai tiga sedang berlangsung. 

Kelalaian dalam perencanaan dan pembangunan diduga menjadi faktor utama.

Baca juga: Tragedi Ponpes Sidoarjo: Total Korban Bangunan Ambruk 83 Orang, 1 Santri Meninggal 

Baca juga: Gempa Hari Ini:  Guncang Laut Selatan Jawa, Terasa di 5 Wilayah Jawa Barat

Baca juga: Waspada! Geng Motor Bawa Sajam Teror Eka Jaya Jambi, Warga Desak Polisi Bertindak Tegas

"Tadi ngecor lantai tiga, akhirnya dengan konstruksinya tidak standar, akhirnya tidak mampu, akhirnya semua roboh," jelasnya.

Runtuhnya bangunan yang terjadi sekitar pukul 14.40 WIB tersebut sontak menimpa para santri yang tengah melaksanakan salat Ashar berjamaah. 

Peristiwa nahas ini dikabarkan telah mengakibatkan satu orang tewas dan puluhan lainnya luka-luka.

Subandi juga tidak menampik kasus mengesampingkan perizinan saat membangun tempat ibadah atau fasilitas pesantren adalah hal yang kerap terjadi.

"Banyak pondok itu kadang bangun masjid, pondok, kadang dia tidak mengurus IMB-nya dulu langsung dibangun, baru selesai ini izin-izin baru selesai," ungkapnya.

Ia pun mengingatkan pentingnya prosedur yang benar untuk mencegah insiden serupa. 

"Mestinya sebelum dibangun izin-izin, termasuk IMB. Ini harusnya dikerjakan dulu biarkan dulu agar konstruksi sesuai standar," pungkas Subandi.

Total 83 Korban, 1 Santri Meninggal

Malam kelabu menyelimuti evakuasi korban reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny, Sidoarjo, di mana data terbaru menunjukkan 83 orang menjadi korban terdampak. 

Satu orang santri dilaporkan meninggal dunia akibat insiden nahas ini.

Baca juga: Simpan Narkoba di Sandal, Pengunjung Lapas Kuala Tungkal Jambi Grogi Diperiksa, Akhirnya Ketahuan

Baca juga: Pilu Santri di Sungai Bahar Dipulangkan Penuh Luka sebelum Meninggal Sisakan Duka

Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Timur, Kombes Pol Jules Abraham, menyampaikan perkembangan terkini dari lokasi kejadian. 

Proses evakuasi yang melibatkan tim gabungan masih berlanjut hingga malam hari, didorong oleh dugaan kuat bahwa masih ada korban yang terjebak di dalam puing-puing bangunan yang ambruk.

"Kami dari kepolisian berupaya melakukan upaya-upaya evakuasi maupun penyelamatan terhadap korban karena kami menduga masih ada korban yang berada di dalam," ujar Kombes Jules dalam wawancara di Breaking News Kompas TV.

Hingga pukul 19.00 WIB, kepolisian mencatat ada 79 korban yang telah dievakuasi dan menjalani perawatan medis. 

Data ini kemudian bertambah setelah personel gabungan berhasil mengevakuasi empat korban tambahan yang langsung dilarikan ke Rumah Sakit Delta Surya Sidoarjo

Secara keseluruhan, total korban terdampak kini mencapai 83 orang.

Dari keseluruhan korban luka, perawatan intensif dilakukan di dua rumah sakit:

- RSUD Sidoarjo: Merawat 34 korban.

- RS Siti Hajar: Merawat 45 korban, dengan kondisi luka ringan hingga berat.

"Nah untuk korban yang dirawat di RS Siti Hajar ini ada 1 korban yang meninggal dunia, jadi 44-nya mengalami luka," terang Kombes Jules.

Adapun korban yang dirawat di seluruh rumah sakit dilaporkan mengalami variasi cedera, mulai dari luka ringan hingga luka berat. 

Baca juga: Info Cuaca Jambi 30/9/2025, 5 Daerah Hujan Ringan

Selain itu, tim evakuasi gabungan juga telah berhasil menyelamatkan empat korban lain yang sempat tertimbun reruntuhan pada pukul 19.00 WIB, sebelum korban tambahan lainnya ditemukan.

Penyelidikan mengenai penyebab ambruknya bangunan pondok pesantren tersebut masih terus dilakukan oleh pihak kepolisian.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Waspada! Geng Motor Bawa Sajam Teror Eka Jaya Jambi, Warga Desak Polisi Bertindak Tegas

Baca juga: Top 6 Jambi 30/9/2025, MiChat Mania Kena Peras di Kamar

Baca juga: Gempa Hari Ini:  Guncang Laut Selatan Jawa, Terasa di 5 Wilayah Jawa Barat

Baca juga: Kepsek dan Guru SD di Pandeglang Karaoke saat Jam Belajar Viral, Berujung Klarifikasi

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved