Polemik di Papua
Guru dan Nakes Dievakuasi, KKB Papua Brutal: Tembak dan Bakar Rumah Warga di Asmat
Teror Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua kembali mengancam warga sipil.
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM - Teror Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua kembali mengancam warga sipil.
Kali ini, aksi brutal mereka menewaskan seorang warga bernama Guruwardana di Kampung Ulakin, Distrik Kolf Braza, Kabupaten Asmat, Papua Selatan, pada Minggu (21/9/2025).
Korban ditemukan tewas dengan luka tembak di tubuhnya, memicu kepanikan dan memaksa aparat melakukan evakuasi darurat terhadap para tenaga pendidik dan kesehatan.
Insiden berdarah ini menambah daftar panjang kekejaman KKB Papua yang sebelumnya juga menembak dua warga di Korowai.
Informasi awal mengenai penembakan ini pertama kali diterima dari petugas distrik yang segera melaporkannya ke Pos Satgas Yonif 123/Rajawali di Distrik Suator.
Laporan menyebutkan, para pelaku bersenjata lengkap datang menggunakan perahu ketinting dari Kampung Kapayap Dua menuju Kampung Ulakin sebelum melancarkan serangan.
Tak lama setelah kejadian, kelompok yang menamai diri mereka TPNPB-OPM Kodap XVI Yahukimo mengklaim bertanggung jawab atas aksi tersebut.
Mereka menyatakan korban adalah aparat militer Indonesia.
Baca juga: KKB Papua Berulah Lagi: Tembak dan Bakar Rumah Warga Sipil di Asmat
Baca juga: 3 Titik Demo di Jakarta Hari Ini: Aksi Massa Guncang Pusat Kekuasaan, Ini Jadwalnya
Baca juga: Sosok Anggito Abimanyu, dari Wamenkeu Jadi Ketua LPS Gantikan Menkeu Pubaya Yudhi Sadewa
"Laporan resmi dari Komandan Batalion Kanibal dan Batalion Yamue wilayah operasi TPNPB-OPM Kodap XVI Yahukimo di Asmat, bahwa kami telah menembak mati satu aparat militer Indonesia di Distrik Kolf Braza,” demikian pernyataan tertulis kelompok tersebut.
Penembakan yang menewaskan Guruwardana menciptakan suasana mencekam di Distrik Kolf Braza.
Merespons situasi yang membahayakan, aparat gabungan segera mengambil langkah cepat.
Sebanyak 11 orang, yang terdiri dari sembilan guru, satu dokter, dan satu bidan, langsung dievakuasi ke Distrik Agats, ibu kota Kabupaten Asmat.
Kepala Seksi Humas Polres Asmat, Ipda Agung Raka, membenarkan proses evakuasi tersebut.
"Evakuasi dilakukan demi memastikan keselamatan para tenaga pendidik dan kesehatan pasca-penembakan. Situasi di lapangan masih berpotensi membahayakan warga sipil," ujar Ipda Agung Raka kepada media, Selasa (23/9/2025).
Evakuasi guru dan tenaga kesehatan ini menunjukkan betapa gentingnya situasi keamanan di wilayah tersebut.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.