Human Interest Story
Cerita dari Pasar Kramat Tinggi: Pedagang Ramai, Pembeli Terasa Sepi
Kini, Pasar Kramat Tinggi sepi. Penjualan menurun. Bahkan, ada waktu-waktu penjual lebih ramai dari pembeli.
Penulis: Khusnul Khotimah | Editor: Mareza Sutan AJ
TRIBUNJAMBI.COM, MUARA BULIAN - Dulu, pasar ini menjadi primadona bagi warga Batang Hari, terutama di Muara Bulian.
Kini, Pasar Kramat Tinggi sepi. Penjualan menurun. Bahkan, ada waktu-waktu penjual lebih ramai dari pembeli.
Mahfiro (37), pedagang sayur di Pasar Kramat Tinggi duduk di lapaknya, pagi menjelang siang beberapa hari lalu.
Ia menjadi satu di antara pedagang yang menggelar lapak di bawah terpal biru.
Kata Mahfiro, pedagang memang masih ramai. Namun, pembeli terasa sangat berkurang.
Bahkan, ada waktu-waktu pedagang lebih ramai ketimbang pembeli di pasar itu.
Biasanya, itu terjadi lepas tengah hari, meski menjelang siang beberapa pedagang sudah meninggalkan lapaknya.
"Memang para pedagang masih ramai, tetapi pembelinya terasa sepi," kata dia, tempo hari.
Pasar Kramat Tinggi di Kabupaten Batang Hari itu ia akui mengalami penurunan jumlah pengunjung.
Kendati pedagang masih tetap berjualan, suasana pasar terasa lebih sepi dibandingkan sebelumnya.
Bahkan pada hari Kamis dan Ahad, yang biasanya ramai pembeli, juga tak seramai sebelumnya.
"Bahkan di hari Kamis, yang biasanya cukup ramai, pembeli masih sedikit. Hari Minggu memang lebih banyak pengunjung, tetapi tetap tidak seramai dulu," ujarnya.
Ia menduga faktor ekonomi dan budaya berbelanja yang telah bergeser menjadi penyebab sepinya pasar tradisional.
Orang-orang memilih berbelanja secara daring, memesan melalui gawai, dan menunggu barang tiba di rumah.
Namun, ia juga tak menampik faktor ekonomi yang lesu menjadi alasan orang-orang mempertimbangkan untuk sering-sering berbelanja.
Ia ambil contoh, sebelumnya ia sempat berjualan kosmetik di pasar itu.
Tapi sekarang tidak lagi. Mereka memilih jualan sayur yang selalu dibutuhkan setiap hari.
"Dulu suami saya berjualan kosmetik di sini, tetapi sekarang sudah tidak lagi.
"Mungkin karena banyak yang beralih ke jualan online atau memang karena ekonomi saat ini," jelasnya.
Sepinya Pasar Kramat Tinggi tak hanya dirasakan pedagang.
Yatmi, ibu rumah tangga yang sering berbelanja di pasar tersebut juga mengakui Kramat Tinggi terasa lebih sepi, terutama setelah pukul 11.00 WIB.
"Dulu, Pasar Kramat Tinggi ramai hingga sore, tapi sekarang sekira jam 11 sudah mulai sepi. Kalau pun ramai, itu hanya di waktu subuh, tapi tetap saja tidak seramai dahulu," jelasnya.
Pantauan Tribun di lokasi, suasana pasar memang terasa yang lebih lengang.
Beberapa pedagang yang biasanya berdagang di tempat mereka sudah tidak terlihat lagi.
Menjelang siang itu, beberapa lapak mulai ditinggalkan. Kosong, menyisakan terpal yang menutup barang dagangan.
Kendati demikian, masih banyak pedagang yang tetap berjualan.
Mereka mencari rezeki di sana, meski Pasar Kramat Tinggi tak seramai sebelumnya.
(Tribunjambi.com/Khusnul Khotimah)
Baca juga: Manipulatif Bripda Waldi Balas Pesan Adik Dosen di Bungo yang Ia Habisi: Dak Nyangka
Baca juga: Hotspot Mati lalu Ihsan Kejar Novrianto yang Terbirit Cuma Pakai Bawahan
Baca juga: Teriris Hati Ibu Lihat Mata Anak Lebam Sepulang Sekolah, Kepsek: Saya juga Kaget
| Office Boy Jambi Nangis Saat Naik Pesawat, Ryan Putra Hatta Kini MC Papan Atas |
|
|---|
| Pas Digigit Keluar Air, Uniknya Buah Lontar yang Dijual di Pinggir Jalan Kota Jambi |
|
|---|
| Lihat Potret Aden Jelatang si Harimau Putih Penghuni Baru Taman Rimbo Jambi |
|
|---|
| Kisah Haru Pelukan dari Balik Jeruji Polsek Sekernan, Ayah dan Anak Bertemu |
|
|---|
| Asih Ingin Jadi Dokter, Paradoks Digital Orang Rimba di Hutan Jambi |
|
|---|
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jambi/foto/bank/originals/Suasana-Pasar-Kramat-Tinggi-di-Batang-Hari-Jambi-Terasa-Sepi.jpg)
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.