Penculikan Anak

Suku Anak Dalam Jambi, dari Strategi Jokowi hingga Hilangnya Bilqis Ramadhany

Sejumlah pembenci Jokowi saat itu menilai foto Presiden bertemu perwakilan SAD Jambi sangat informal adalah sekadar strategi kehumasan. 

Editor: asto s
Istimewa
Algooth Putranto, Community Director Evident Institute. 

Tanpa hutan yang luas dan asri akibatnya tradisi ini akan sulit terlaksana.

Bahkan sering, pada akhirnya, masyarakat yang sedang melakukan tradisi Melangun menjadi konflik perebutan ruang (space) dengan perusahaan Sawit atau Kayu atau bahkan dengan masyarakat di luar SAD.

Bagaimana tidak menjadi konflik, SAD tidak memiliki konsep space yang kaku dan mengikat oleh hukum kepemilikan. 

Sementara, bagi masyarakat SAD, hutan dan seisinya adalah sphere yang lentur. Tempat mereka bertukar ide yang setara dan saling menghormati (rekognisi).

Dalam konsep ini masyarakat SAD memiliki sejumlah aturan tak tertulis yang mereka patuhi tanpa banyak bertanya.

Konsep dan amanah kepatuhan ini berjalan sangat lama dalam masyarakat SAD dengan masing-masing Tumenggung sebagai pemegang otoritas dari kesepakatan tersebut.

Kerentanan Sosial SAD 

Sayang memang, nasib SAD tak mendadak jadi lebih baik usai ditemui Presiden Jokowi pada 2014 secara langsung. 

Selaku Presiden, Jokowi hanya bisa bertindak dalam kerangka otoritas pemerintah yang mendasarkan diri pada aturan hukum yang rigid.

Sebagai contoh, masyarakat SAD kerap bermasalah dalam hal Kewarganegaraan atau status hukum yang menunjukkan hubungan antara individu dengan suatu negara, yang mencakup hak dan kewajiban hukumnya, serta keanggotaan dalam suatu bangsa.

Dalam bahasa paling mudah, banyak masyarakat SAD tidak terdata dalam administrasi kependudukan, mulai dari pencatatan peristiwa penting (kelahiran, kematian, pernikahan) hingga pelayanan dokumen seperti Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga (KK).

Kondisi ini membuat SAD rentan tidak mendapatkan layanan sosial dari pemerintah.

Contoh layanan kesehatan, layanan pendidikan hingga layanan perlindungan hukum ketika sesuatu hal menimpa mereka.

Kerentanan administrasi ini pula yang membuat mereka mudah dimanfaatkan oleh oknum sebagai boneka dalam pelanggaran hukum.

Contoh kasus pemilih siluman saat Pemilihan Umum, kasus tambang ilegal hingga kasus bodong.

Halaman 2/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved