Bersama sang suami, AKBP Zaharuddin yang juga anggota Polri, mereka saling menguatkan dan saling mendukung dalam tugas maupun kehidupan keluarga.
"Alhamdulillah, saya ketemu suami di Banda Aceh dan sama-sama anggota. Jadi dia paham," ujarnya.
Mendadak Sugiman Datang dan Butuh Bantuan
Di sela-sela wawancara dengan Tribun Jambi, Helra menunjukkan sisi dirinya sebagai Polri yang mengayomi masyarakat.
Di ruangannya, siang itu, datang seorang lelaki bernama Sugiman (66).
Dia merupakan petani asal Blora, Jawa Tengah, yang nekat menumpang truk menempuh jarak seribuan kilometer ke Jambi, untuk melihat kondisi anaknya, Joko Suprianto, yang menjadi korban tindak pidana penusukan di Jambi Selatan.
Helra menyempatkan berdialog dengannya.
Terungkap, Sugiman menuturkan datang ke Jambi hanya berbekal pakaian di badan dan rasa khawatir pada sang anak. Dia berangkat seorang diri.
Dia mengungkapkan terkejut saat pertama mendapat kabar lewat sambungan telepon dari pihak Polsek Jambi Selatan.
"Kami ditelepon langsung sama Ibu (Kapolsek Jambi Selatan, AKP Helrawaty). Dapat kabar, langsung datang ke sini. Dia (anak yang jadi korban penusukan) darah daging saya," kata Sugiman.
Anak laki-lakinya, Joko Suprianto, mengalami luka serius akibat insiden penusukan.
Karena tak punya cukup uang untuk membeli tiket bus atau kereta, Sugiman memilih menumpang truk.
Dia berangkat dari Blora menuju Jakarta, lalu melanjutkan perjalanan ke Sumatera Selatan, hingga akhirnya tiba di Jambi. Perjalanan dua hari dua malam itu dengan cara menumpang truk, karena tidak memiliki uang untuk naik alat transportasi umum.
"Nunggu-nunggu truk sampai sini (Jambi). Selama dua hari dua malam di jalan itu, tidak makan," tuturnya.
Rupanya, takdir berkata lain. Setelah mendapatkan perawatan dan dua kali di operasi, anak dari Sugiman tidak bisa diselamatkan dan dinyatakan meninggal dunia.
Persoalan tak hanya di situ. Sugiman masih berjuang mengumpulkan dana sebesar Rp3 juta untuk menyelesaikan biaya pemakaman sang anak.
Dia mengaku tak ingin anaknya meninggal dunia dalam keadaan menanggung beban, termasuk soal tempat peristirahatan terakhirnya.
AKP Helrawaty Siregar kemudian mencoba menghubungkannya dengan Dinas Sosial Kota Jambi. "Kalau bukan kita yang bantu siapa lagi," katanya.
Dia menunjukkan secara langsung, bagaimana Polisi hadir dan mengayomi masyarakat.
Upgrade Diri
Setelah lebih dari 25 tahun mengabdikan diri sebagai polisi wanita, kepada generasi muda, terutama perempuan yang ingin menjadi polwan, Helrawaty berpesan.
"Polri butuh orang yang berdedikasi. Kalau mau jadi polwan, harus berbeda dari perempuan lain. Upgrade diri," ujarnya.
Dia meyakini masa depan adalah rahasia Tuhan. Tapi usaha dan niat tulus akan selalu menemukan jalannya.
Helrawaty Siregar merupakan satu di antara contoh dari banyak perempuan di Indonesia yang mampu memegang banyak peran di tengah-tengah masyarakat.
Dia bekerja dengan penuh dedikasi dan ketulusan hati. Dia membuktikan bahwa perempuan bisa tumbuh hebat dan menginspirasi. (srituti apriliani putri)
Baca juga: Strategi Iran dalam Perang Siber Melawan Israel, Intai CCTV Rumah Warga