"Sudah puluhan tahun kami bersengketa, tapi belum ada titik terangnya," kata Muhtar.
Pihaknya sudah mendatangi Mapolda Jambi untuk membebaskan 5 orang tersebut namun pihak kepolisian tetap menahannya. Makanya mereka melakukan aksi penutupan jalan agar pihak perusahaan tidak bisa melakukan pemanenan terhadap lahan yang dikuasainya.
"Kami tidak akan mundur sebelum lima orang masyarakat yang diamankan Polda Jambi dibebaskan," kata Muhtar lagi.
Aksi penutupan jalan ini mayoritas dilakukan oleh ibu-ibu. Bahkan mereka nekat membawa anak-anak dan balita. Di sana mereka standby selama 24 jam. Mereka hanya pulang kerumah saat hendak mandi dan ganti pakaian. Untuk makan minum, mereka terpaksa membuat dapur umum.
Nilawati perwakilan ibu-ibu yang ada di sana menyebut jika mereka tidak akan mundur walaupun sejengkal. "Kami akan pertahankan hak kami," kata Nilawati.
Dia memastikan jika pemerintah hanya diam dan berpangku tangan melihat penderitaan masyarakat di sini, maka akan banyak terdapat anak stunting.
"Ini ayahnya ditahan polisi, siapa yang mau ngasih dia makan," katanya sembari menggendong anak bayi.
Mohon pak Jokowi, bantu kami. Pemerintah daerah tutup mata dengan penderitaan kami. Tolong pak Jokowi," imbuhnya.
Baca juga: Hampir 10 Hari Ratusan Warga Teluk Raya Kumpeh Bertahan Blokir Jalan PT FPIL
Baca juga: Ratusan Warga Masih Bertahan Memblokir Jalan PT FPIL di Desa Teluk Raya
Baca juga: PT FPIL Bakal PHK 200 Karyawan Buntut Pendudukan Lahan Warga Teluk Raya Muaro Jambi