Misriadi, Kepala KPHP Limau punya kopi shop dengan kopi lokal asli sarolangun
TRIBUNJAMBI.COM, SAROLANGUN - Misriadi kepala KPHP Limau Unit VII Hulu Sarolangun, melihat potensi masyarakat desa di Batang Asai, Sarolangun, sangat strategis untuk dikembangkan ke pasaran, baik kopi dan madu.
Dari niatnya yang ingin mengembangkan potensi desa dan hobinya, awalnya mencicip kopi yang digarap secara tradisional di wilayah binaannya, lalu bersama koperasi yang dibinanya kini sudah menjadi brand limau kopi dan ia membuka kopi shop.
"Saya mencicipi kopi di Sarolangun ini kok beda rasanya punya ciri khas tersendiri, dari situ saya buat warung tempat nongkrong temen-temen ASN, sampai akhirnya menjadi cafe," kata Misriadi, Jum'at (16/10/2020).
ia membuka coffe shop sejak dua tahun lalu di paviliun rumahnya, di Jalan Kompi, Kecamatan Sarolangun.
Tak jauh dari jembatan yang menjadi icon Sarolangun yakni Beatrix.
Namun ia tak hanya menjual kopi dan makanan ringan saja, ia juga menjual madu hutan asli, yang ia beli dari masyarakat desa binaannya.
"Saat ini kita tau bahwa kopi sudah menjadi kebutuhan sehari-hari."
"Kalo kita menjual kopi yang belum diproses tanpa sentuhan teknologi dan pengolahan pasca panen tentu harganya sangat rendah."
"Tentu keuntungan bagi petani pasti rendah juga."
"Saya belajar dari perkembangan bahwa cafe atau tempat nongkrong semakin menjamur, namun tidak ada yang yang memanfaatkan hasil kopi dari Sarolangun sendiri."
"Padahal kopi Sarolangun memiliki kualitas tersendiri dari tempat lainnya," kata Misriadi saat ditemui wartawan Tribun Jambi, di cafenya, Jum'at (16/10/2020).
Ia juga menjelaskan, untuk sekala kopi belum terlalu besar, ia menjual kopi melalui kopi shop dan teman-temannya di Jakarta..
Namun ia mempunyai keinginan kopi Sarolangun harus menjadi icon yang besar dan harus memiliki daya saing di luar.
"Di sini (limau cafe), kita sudah memiliki banyak jenis menu, dari v60, vietnam Drip, latte yang digandrung anak melenial, hampir semua yang ada di kopi shop lain ada di kita."