TRIBUNJAMBI.COM - Belum lagi konflik China dan Amerika Serikat pecah menjadi perang di Laut China Selatan.
Pasukan milik Donald Trump sudah dibuat gentar dengan pasukan roket Tentara Pembebasan Rakyat China (PLA) baru-baru ini meluncurkan rudal balistik anti-kapal jarak menengah bertajuk DF-26 dalam latihan yang masih berlangsung.
Peluncuran rudal tersebut setelah Amerika Serikat (AS) mengirim dua kapal induk ke Laut China Selatan, serta mengadakan latihan militer bersama dengan India, Jepang, dan Australia di Samudera Hindia dan Laut Filipina.
Mampu menyerang target bergerak di laut, DF-26 mendapat julukan "pembunuh kapal induk".
Brigade Rudal Pasukan Roket PLA baru-baru ini memulai latihan konfrontasi lintas regional.
• Habisi Kekasihnya Sendiri, Terungkap Pelaku Sebelum Martil Pacarnya Hingga Tewas, Sempat Sebadan
• Menguak Kekuatan Sukhoi Su-27 yang Bikin Pesawat AS Ketakutan dan Langsung Melipir saat Didekati
• Dugaan Pencemaran Nama Baik, Ashanty Laporkan Rekan Bisnisnya, Datangi Polda Metro Jaya Sama Anang
Mereka melakukan latihan di gurun, medan yang rumit seperti hutan, simulasi serangan kimia, dan penyamaran kendaraan yang membawa rudal untuk menghindari deteksi satelit, dengan meluncurkan rudal DF-26.
Menurut Global Times mengutip laporan CCTV, latihan tersebut mengasah kemampuan reaksi cepat Pasukan Roket PLA, dan misi semacam ini akan berlanjut dalam satu hingga dua bulan ke depan.
Pengamat militer China mencatat, ini adalah demonstrasi peluncuran DF-26 yang langka.
Pada Januari 2019, peluncuran DF-26 diperlihatkan kepada masyarakat umum untuk pertama kalinya.
• VIDEO Keponakan Tak Terima Disebut Mabuk Lem, Pak Dong Nekat Tikam Firmansyah hingga Meninggal
• Pegawai Swasta Gaji di Bawah Rp5 Juta Dapat Bantuan, Menaker Sebut Pemerintah Akan Beri Rp2,4 Juta
• Kasus Covid-19 Meningkat Pemprov Jambi Akan Perketat Pintu Masuk, Merangin Masih Cuek
Song Zhongping, ahli militer China, mengatakan kepada Global Times pada Kamis (6/8), latihan terbaru menunjukkan DF-26 telah memperoleh kemampuan yang lebih kuat dalam skenario pertempuran nyata, termasuk manuver lintas regional, dan tidak bergantung pada situs peluncuran.
Juru bicara Kementerian Pertahanan China Kolonel Senior Wu Qian menyebutkan dalam konferensi pers April 2018 lalu, DF-26 telah bergabung dengan Pasukan Roket PLA, dan rudal itu bisa membawa hulu ledak konvensional dan nuklir.
• Jaga Ketahanan Pangan di Tengah Pandemi, Pemkab Sarolangun Manfaatkan Program P2DK
• Layanan CloudX Telkomsel Dukung Proses Pembelajaran Jarak Jauh untuk Kampus dan Sekolah
Bukan cuma itu, DF-26 mampu melancarkan serangan presisi pada sasaran di darat dan kapal-kapal medium juga besar di laut.Song mengungkapkan, DF-26 dan DF-21D, yang juga bisa menargetkan kapal perang tetapi pada jarak yang lebih pendek, telah memberi PLA kemampuan untuk secara efektif menyerang kapal induk pada jarak jauh juga dekat.
Latihan peluncuran DF-26 menunjukkan, AS tidak bisa menggunakan kapal induknya untuk campur tangan dalam urusan internal China dan mengancam keamanan nasional Tiongkok lagi, Song menegaskan.
• VIDEO Truk Bermuatan Dedak Hantam Rumah di Jambi, Diduga Kelebihan Muatan dan Rem Blong
• MotoGP 2020, Ternyata Marc Marquez Lakukan Hal Kecil Ini Saja yang Membuat Cideranya Semakin Parah
"AS harus sepenuhnya memahami, PLA tidak seperti pada 1995 atau 1996."
"China memiliki kemampuan untuk membuat AS kehilangan kapal induknya, dan ini adalah penghalang utama yang harus China tunjukan," sebut dia.
• Setelah Disetubuhi, Mayat Dimasukan Ke Karung Dan Diletakkan Di Depan Tv
• Kasus Corona Terus Meningkat, Gubernur Jambi Evaluasi Penanganan Covid-19