Tujuan latihan perang di bulan puasa memang ganda. Selain menempa fisik dan mental juga sekaligus menempa kekuatan batin para pasukan Raider.
Dalam misi tempur di hutan selama berhar-hari dan para pasukan Raider hanya tidur di bivak, segala sesuatu yang tidak diinginkan memang bisa terjadi.
Misalnya ada kemungkinan munculnya gangguan dari mahluk halus.
Oleh karena itu demi mencegah hal-hal negatif yang bisa menggagalkan misi tempur memburu gerombolan gerilya lawan, para personel Raider juga tetap tekun menjalani ibadah sesuai keyakinannya.
Khususnya melaksanakan Salat lima waktu dan puasa bagi yang Muslim.
• Lelang Tiga Jabatan Eselon II Tunggu Persetujuan Gubernur Jambi
• Sosok Ini Sering Muncul di Iklan YouTube, Namanya Budi Setiawan, Benar Kaya? Ini Fakta Sebenarnya
• Baru Dibeli, Mobil Alphard Hilang di Parkiran RSUD Raden Mattaher Jambi, Dirut Rumah Sakit Bingung
• Pemprov Jambi Ingatkan 3 Hal Terlarang Saat Pilkada Serentak 2020, ASN Bisa Kena Sanksi
Selain melakukan perburuan pasukan gerilyawan lawan, pasukan Raider juga memiliki kemampuan antiteror yang terwadahi dalam satu peleton pasukan dan dinamai Tim Aksi Khusus (Tim Aksus).
Dengan personel antiteror sekitar 30 orang yang terlatih baik, Tim Aksus Raider siap diturunkan ke lokasi-lokasi terdekat yang sedang terjadi aksi terorisme.
Karena keahliannya berperang di bulan puasa, pasukan Amerika Serikat dan beberapa negara lainnya yang pernah ikut latihan bersama dengan Kostrad TNI sampai terbengong.
Ya, dalam latihan bersama, Kostrad TNI bisa melampaui kemampuan pasukan asing, makin terkejutnya para TNI itu bersaing dalam kondisi puasa.
Keahlian Raider Kostrad yang Buru KKB di Papua
Pada 2 Desember 2018 sebanyak 31 pekerja PT Iskara Karya yang tengah membangun jembatan di Kabupaten Nduka, Papua dibantai Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) yang berafiliasi ke Organisasi Papua Merdeka.
Bukan hanya itu. Satu pos keamanan TNI di Distrik Mbua juga diserang yang mengakibatkan gugurnya satu personel TNI Angkatan Darat.
Menko Polhukam Wiranto mengaku geram atas tindakan keji tersebut.
"Jadi tadi saya sudah bicara dengan Kapolri, Panglima TNI untuk segera dilakukan pengejaran yang habis-habisan. Supaya apa? Supaya tak terulang lagi. Ya habis-habisan, sampai ketemu," kata Wiranto, Selasa (4/12) seperti dilansir Tribunnews.com.
Berdasarkan pantauan Kompas TV, selain menerjunkan tim gabungan TNI-Polri berkekuatan 70 personel, Panglima TNI juga mengirim 1 SSK (Satuan Setingkat Kompi ) Yonif 751 Raider.
PASUKAN ANTIGERILYA