Meski demikian, ada sejumlah hal yang membuat orang marah atas tingkah Benny Moerdani.
Sebuah cerita disampaikan oleh mantan Danjen Kopassus, Letnan Jenderal (Purnawirawan) Sintong Panjaitan.
Cerita tersebut terkait mantan Panglima ABRI, Jenderal TNI (Purnawirawan) Benny Moerdani yang melempar baret merah, baret yang menjadi ciri khas Kopassus.
Baca: Debat Rocky Gerung vs Ngabalin Seru Bahas Bisakah Jokowi Diskualifikasi, Orde Baru Saya di Penjara
Sintong menyampaikan kisah itu dalam buku 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando', yang ditulis oleh Hendro Subroto.
Peristiwa itu terjadi pada tahun 1985 silam.
Saat itu, Benny ingin memberikan anugerah gelar Warga Kehormatan Baret Merah kepada Yang Dipertuan Agung Malaysia, Sultan Iskandar.
Baca: Baru Kenal Setahun dari Facebook, Gadis 16 Tahun Asal Lampung Dicabuli Berkali-kali
Sultan Iskandar merupakan Warga Kehormatan Tentara Diraja Malaysia.
Sultan Iskandar juga sangat bersimpati kepada korps baret merah, atau Kopassus.
Alasannya karena pada akhir tahun 1960-an Tentara Diraja Malaysia pernah dilatih oleh prajurit para komando, di Pusat Pendidikan Para Komando di Batujajar, Bandung.
Untuk merealisasikan pemberian anugerah Warga Kerhormatan Baret Merah tersebut, maka pelaksaan tersebut dilaksanakan di Markas Kopasssus yang ada di Cijantung.
Baca: Pembangunan Pelabuhan Ujung Jabung di Tanjab Timur, Disulkan Masuk Program Tol Laut
Sekitar setengah jam sebelum acara dimulai, Sintong Panjaitan yang saat itu menjabat sebagai Komandan Kopassus bertemu dengan Benny Moerdani.
Sintong kemudian memberikan baret merah dari meja kerjanya kepada Benny Moerdani.
"Ini baret merah bapak yang akan bapak pakai dalam upacara nanti," kata Sintong saat itu.
Benny Moerdani pun menerima baret merah itu.
Baca: Sebelum Bangun Perumahan, Pengembang di Murojambi Wajib Sediakan Fasum dan Fasos
Meski demikian, menurut Sintong saat itu wajah Benny Moerdani menunjukkan tidak suka.