Laporan Wartawan Tribun Jambi, Teguh Suprayitno
TRIBUNNEWS.COM, JAMBI – Banyak orang menghabiskan waktu pergantian tahun di puncak gunung.
Kerinci, satu kabupaten di Propinsi Jambi yang terkenal kaya pesona. Ia dikelilingi pegunungan dan bukit. Kerinci juga punya banyak danau menawan.
Gunung Kerinci, satu gunung paling terkenal di Kerinci, disebut sebagai “Atap Sumatera”. Ia gunung tertinggi di Sumatera dan gunung berapi tertinggi di Indonesia.
Ada yang menyebutnya Berapi Kurinci; Kerinchi; Korinci; Puncak Indrapura, orang Padang menyebutnya Gunung Gadang.
Gunung Kerinci berada di selatan Kota Padang, Sumatera Barat, tepatnya di dusun kersik Tuo, Kayu Aro, Kerinci. Sekitar 130 km dari Padang. Butuh waktu 12 jam naik mobil dari kota Jambi.
Dari Kota Jambi Anda bisa naik travel hingga ke Kota Sungai Penuh. Rata-rata Rp 170 ribu untuk jenis mobil minibus macam avanza.
Dari Kota Sungai Penuh, Anda bisa melanjutkan dengan naik angkot warna putih hingga pintu R 10. Anda cukup membayarnya Rp 15 ribu hingga Rp 20 ribu.
Mc Kinnon, menyebut bahwa kata “kerinci” berasal dari kata “kurinci” ini bahasa tamil, yang artinya sebuah daerah pegunungan.
Gunung kerinci terkenal dengan Taman Nasional Kerinci Seblat, sebuah taman nasional dengan hutan hujan tropis lebat.
Sidang ke 28 World Heritage Commitee di Suzhou RCC pada Juni 2004, hujan tropis Sumatera diterima sebagai situs warisan dunia oleh UNESCO.
Di kaki gunung Kerinci dibangun sebuah tugu yang cukup terkenal, namanya Tugu Macan, disimbolkan dengan harimau Sumatera. Tugu Macan dibangun di pinggir perkebunan teh hitam Kayu Aro.
Teh yang ditanam adalah teh ortodox atau teh hitam. Hingga kini proses pengolahannya masih konvensional dengan aturan sungguh ketat. Demi menjaga kualitas, perusahaan ini melarang pekerjanya menggunakan kosmetik saat mengolah teh.
Setiap tahunnya, Perkebunan Teh Kayu Aro bisa menghasilkan 5.500 ton teh hitam. Teh ortodox grade satu diekspor ke Eropa, Rusia, Timur Tengah, Amerika Serikat, Asia Tengah, Pakistan, dan Asia Tenggara.