Renungan Kristen
Renungan Harian Kristen 11 Juli 2025 - Memilih untuk Berhikmat
Bacaan ayat: Pengkhotbah 4:13-14 (TB) Lebih baik seorang muda miskin tetapi berhikmat dari pada seorang raja tua tetapi bodoh, yang tak mau diberi
Renungan Harian Kristen 11 Juli 2025 - Memilih untuk Berhikmat
Bacaan ayat: Pengkhotbah 4:13-14 (TB) Lebih baik seorang muda miskin tetapi berhikmat dari pada seorang raja tua tetapi bodoh, yang tak mau diberi peringatan lagi. Karena dari penjara orang muda itu keluar untuk menjadi raja, biarpun ia dilahirkan miskin semasa pemerintahan orang yang tua itu.
Oleh Pdt Feri Nugroho
Tidak bisa disangkal bahwa masa lalu seringkali menjadi batu sandungan bagi seseorang ketika ingin maju.
Tidak otomatis perubahan yang dilakukan dapat membuat orang-orang percaya bahwa ia telah menjadi baik.
Jika masa lalu baik, seseorang mudah diterima dan dipercaya oleh orang-orang; sementara jika masa lalu yang kelam atau jahat, sikap curiga selalu terlihat pada orang-orang yang berinteraksi dengannya.
Seorang pencipta lagu Ebiet G. Ade menciptakan syair lagu yang memilukan ketika ia bersyair, 'Kembali dari keterasingan, ke bumi beradab.
Ternyata lebih menyakitkan, dari derita panjang." Sungguh memilukan, bukan? Dunia yang beradab tercatat berlaku tidak beradab kepada mereka yang pernah terjerumus dalam kejahatan!
Pengkhotbah menyaksikan fenomena menarik ketika ia menulis, "Lebih baik seorang muda miskin tetapi berhikmat dari pada seorang raja tua tetapi bodoh, yang tak mau diberi peringatan lagi. Karena dari penjara orang muda itu keluar untuk menjadi raja, biarpun ia dilahirkan miskin semasa pemerintahan orang yang tua itu."
Kala itu menjadi tua adalah simbol kebijaksanaan sementara yang masih muda dianggap belum siap bersikap bijak.
Maka wajar orang muda identik dengan keluar masuk penjara karena kebebalannya. Pengkotbah justru melihat dalam kaca mata yang berbeda. Tua atau muda bukanlah ukuran untuk hidup berhikmat.
Meskipun telah tua namun bodoh, rasanya tidak akan berguna jika disandingkan dengan orang muda yang mau memperbaiki dan menata diri. Penjara menjadi alat untuk mendidik dan menempanya menjadi berhikmat.
Dalam hal ini tidak ada halangan bagi seseorang untuk memiliki hikmat. Kemiskinan, penjara dan keadaan lain yang terlihat tidak menguntungkan sekalipun, tidak bisa menghalangi bagi seseorang untuk mengubah diri menjadi semakin baik dan semakin berhikmat.
Masa lalu yang kelam sekalipun, tak ubahnya menjadi cerita yang disyukuri sebab menjadi tempat untuk menempanya menjadi semakin berhikmat.
Kebakaran di BTN Merangin Raya Bangko, Damkar Butuh Dua Jam untuk Padamkan Api |
![]() |
---|
Daftar 7 PJU dan Kapolres Jajaran Polda Jambi yang Lakukan Serah Terima Jabatan |
![]() |
---|
Sunway Medical Centre Sunway City Kuala Lumpur Hadirkan dr Azrina Ahmad, Angkat Isu Kanker Kepala |
![]() |
---|
KESAL Ijazah Jokowi Tak Juga Ditunjukkan, Rismon Sianipar Minta Labfor Mending Dipisahkan dari Polri |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.