Antre Tepung Berujung Maut, 80 Warga Gaza Tewas Ditembak Pasukan Israel

Rangkaian Insiden Serupa Sejak Awal Tahun

Ini bukan kali pertama lokasi distribusi bantuan menjadi tempat jatuhnya korban jiwa. Berikut beberapa insiden serupa dalam lima bulan terakhir:

Februari 2024: Lebih dari 100 orang tewas di Jalan al-Rashid.

Mei 2025: Sedikitnya 50 orang kehilangan nyawa di Rafah.

2 Juni 2025: Puluhan tewas di sekitar pusat bantuan di Rafah.

24 Juni 2025: 80 orang tewas di Nuseirat.
Menurut Kantor HAM PBB, sejak Mei saja, lebih dari 410 warga sipil tewas saat mencoba mengakses bantuan pangan yang sangat dibutuhkan.

WHO mencatat peningkatan signifikan kasus malnutrisi akut di Gaza, dengan lebih dari 5.000 anak dirawat di fasilitas kesehatan hanya dalam bulan Mei. Sekitar 500.000 warga kini terancam kelaparan total.

Blokade dan serangan yang terus berlangsung memperburuk krisis kemanusiaan yang telah berlarut selama lebih dari satu setengah tahun.

Konflik bersenjata antara Israel dan kelompok bersenjata di Gaza telah memasuki hari ke-624.

Data terakhir yang dihimpun Middle East Monitor mencatat 56.077 warga Palestina tewas, dengan lebih dari 131.000 lainnya mengalami luka-luka, dan sekitar 11.000 orang masih dinyatakan hilang.

Mayoritas korban adalah perempuan dan anak-anak, sebagian besar menjadi korban serangan udara di area pemukiman padat dan titik distribusi bantuan.

PBB menyebut krisis yang sedang berlangsung di Gaza sebagai salah satu bencana kemanusiaan paling serius dalam sejarah modern.

Meski sejumlah pihak telah menyerukan gencatan senjata permanen, pertempuran dan pengepungan masih terus berlanjut.

(TRIBUNJAMBI.COM/TRIBUNNEWS.COM)

Baca juga: TAK BERKUTIK Tentara Israel Diserang Militer Hamas di Gaza: 7 Tewas, Bom Hantam Kendaraan Tempur