Berita Internasional
JATUH Korban Lagi, Bantuan Memicu Tragedi di Gaza Usai Digempur Israel: 32 Tewas
Krisis kemanusiaan di Gaza kembali menelan korban jiwa, Sedikitnya 32 warga Palestina tewas pada Sabtu (19/7/2025).
Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
TRIBUNJAMBI.COM- Krisis kemanusiaan di Gaza kembali menelan korban jiwa, Sedikitnya 32 warga Palestina tewas pada Sabtu (19/7/2025).
Korban berjatuhan setelah pasukan Israel menembaki kerumunan yang sedang mencari bantuan pangan di pusat distribusi.
Insiden mematikan ini menambah panjang daftar korban sipil di tengah wilayah yang semakin terisolasi dan menghadapi ancaman kelaparan.
Menurut saksi mata dan pejabat rumah sakit, penembakan brutal ini terjadi di dua lokasi: wilayah Teina dekat Kota Khan Younis dan di Shakoush, wilayah utara Rafah.
Sebagian besar korban tewas di Teina, sekitar tiga kilometer dari pusat distribusi yang dikelola oleh Gaza Humanitarian Foundation (GHF), sebuah organisasi bantuan yang mendapat dukungan Amerika Serikat dan Israel.
Mahmoud Mokeimar, salah seorang saksi mata, dengan nada getir menggambarkan kejadian itu sebagai “pembantaian”.
"Pasukan pendudukan menembaki kami tanpa pandang bulu," katanya.
Akram Aker, saksi lain, menuturkan bahwa tembakan dilepaskan dari tank dan drone militer antara pukul 05.00 dan 06.00 pagi.
Baca juga: Viral Zahraa Hadang Tank Israel di Lebanon, Tak Mundur Meski Ditembaki
Baca juga: BUKAN 2029, Jokowi Yakin PSI Jadi Partai Raksasa: Beberkan 2 Alasan Krusial
Baca juga: BERHAMBURAN! Pengguna Narkoba Cebur ke Sungai Saat Digerebek Polisi di Medan Sunggal
“Mereka mengepung kami dan menembaki langsung. Banyak yang roboh di sekitar saya,” ujarnya.
Di Shakoush, Rafah, tujuh orang tewas, termasuk seorang perempuan.
Sementara itu, Rumah Sakit Nasser di Khan Younis menerima 25 jenazah dan puluhan korban luka, banyak di antaranya mengalami luka tembak di kepala dan dada.
“Kondisi di rumah sakit sangat tragis," kata Dr. Mohamed Saker, Kepala Perawat Nasser Hospital.
Dia menambahkan, rumah sakit kekurangan pasokan medis untuk menangani korban.
Dilema Bantuan
GHF mulai beroperasi pada Mei 2025, menggantikan sistem distribusi bantuan yang sebelumnya dipimpin PBB—yang oleh Israel dan AS dituding disalahgunakan Hamas, klaim yang dibantah PBB.
Namun, distribusi bantuan di pusat GHF kerap kacau. Rekaman video menunjukkan kerumunan massa yang mencoba berebut makanan, sementara kontraktor keamanan menggunakan gas air mata, granat kejut, dan bahkan tembakan untuk mengendalikan warga.
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.