Polemik di Papua

NASIB KKB Papua di Ujung Tanduk, Pengamat Intelijen: Akibat Ulah Sendiri, Ini Cuma Soal Waktu

Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua semakin terjepit akibat ulah sendiri. Aksi brutal kelompok itu buat masyarakat tidak simpatik.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist
Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua semakin terjepit akibat ulah sendiri. Aksi brutal kelompok tersebut membuat masyarakat tidak simpatik.  

TRIBUNJAMBI.COM - Kelompok Kriminal Bersenjata di Papua atau KKB Papua semakin terjepit akibat ulah sendiri. Aksi brutal kelompok tersebut membuat masyarakat tidak simpatik. 

Nasib mereka mempertahankan eksistensi itu disebut hanya persoalan waktu.

Bahkan waktu pula yang akan menunjukkan bahwa TPNPB-OPM itu akan ditumpas habis.

Penilaian itu disampaikan Pengamat intelijen dan keamanan nasional, Stepi Anriani.

Kata dia, KKB Papua kini sudah kehilangan simpati dari masyarakat Papua.

Hal itu terjadi pasca kelompok separatis ini menyerang warga sipil, termasuk Orang Asli Papua (OAP). 

Stepi menyebut kebrutalan TPNPB-OPM secara terang-terangan menargetkan gereja sebagai sasaran teror, kian memupuk kebencian masyarakat Papua terhadap kelompok sparatis tersebut. 

“Ditambah lagi dengan perilaku kriminal anggota OPM, seperti mencuri harta benda, ternak dan hasil bumi warga, merudapaksa gadis setempat dan memaksa pemuda desa untuk bergabung dengan mereka, semakin menambah daftar ketidaksukaan masyarakat khususnya OAP terhadap kelompok separatis OPM,” kata Stepi dalam keterangannya, Sabtu (14/6/2025).

Baca juga: TERUNGKAP Aktivitas Terlarang KKB Papua Egianus Kogoya Tanam dan Jual Ganja Demi Beli Alat Perang

Baca juga: MARAH Iran ke Israel, Kini Kibarkan Bendera Merah di Atas Masjid: Simbol Balas Dendam Serangan?

Baca juga: FADLI ZON Memperparah Luka Korban Pemerkosaan Massal Mei 1998, Aktivis Peremuan Muda Buka Suara

Stepi yang kerap melakukan penelitian ilmiah terkait KKB Papua ini menyebut ulah nyeleneh Egianus Kogoya selaku pimpinan Kodap III Nduga karena memiliki ladang ganja, kian mengubah paradigma masyarakat asli Papua.

Menurutnya perilaku nyeleneh itu semakin membuat masyarakat asli Papua sadar bahwa kelompok separatis ini bukan cuma menjalankan aksi kekerasan, tapi juga mengeksploitasi dan mengambil keuntungan dari tanah Papua untuk kepentingan pribadi.

"Wajar jika masyarakat kita, bahkan dunia internasional, kini melihat aksi OPM sebagai bentuk nyata terorisme dengan landasan etno-nasionalisme dan tidak mengindahkan HAM serta wujud nyata pelecahan terhadap nilai-nilai ketuhanan, agama dan kemanusiaan," jelas Stepi. 

Lulusan Master of Science bidang kajian Intelijen di Universitas Indonesia ini memastikan apa yang dilakukan OPM bukan sebuah perjuangan membela masyarakat Papua.

Melainkan pembunuhan terhadap warga dan orang asli Papua, sehingga menjadi preseden buruk bagi citra Indonesia di dunia internasional.  

Stepi mengungkap ada banyak warga dan simpatisan OPM beralih ke NKRI, setelah mereka melihat bahkan ikut menjadi korban kekejian kelompok tersebut.

Di sisi lain, strategi humanis yang dijalankan personil aparat TNI-Polri terhadap warga Papua khususnya di daerah rawan, mulai menarik simpati masyarakat, bahkan Anggota OPM sendiri untuk kembali ke NKRI. 

Halaman
123
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved