Berita Jambi
Sebulan Jambi Kehilangan Dua Harimau, Si Loreng di Tebo Akhirnya Mati, 5 Konflik Dalam 6 Bulan
Data BKSDA Jambi, jumlah konflik antara manusia vs Harimau Sumatra di Jambi menurun. Berikut ini paparan
Penulis: Srituti Apriliani Putri | Editor: asto s
TRIBUNAMBI.COM, JAMBI - Jumlah Harimau Sumatra di wilayah Provinsi Jambi semakin berkurang. Dalam sebulan terakhir, dua ekor harimau mati.
Pertama, Harimau bernama Uni di Kebun Binatang Taman Rimba Jambi mati karena tua, berumur 23 tahun.
Seekor lagi, harimau di Tebo yang luka parah akibat terkena jerat babi, akhirnya mati pada 9 Juni 2025 sekira pukul 21.45 WIB.
Satwa itu mati setelah mendapat perawatan selama 28 hari di Tempat Penyelamat Satwa (TPS) Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jambi
Sebelumnya, harimau itu ditemukan dalam kondisi luka-luka akibat terlilit jerat babi di Desa Suo-Suo Kabupaten Tebo.
Tim BKSDA Jambi mengevakuasi satwa dilindungi itu pada 13 Mei 2025 lalu.
Kepala BKSDA Jambi, Agung Nugroho mengatakan sebelum mati, harimau itu menunjukkan perilaku tidak nafsu makan, muntah dan defekasi buang air besar (BAB) disertai darah.
Harimau Sumatera itu telah mendapatkan penanganan serta operasi karena lukanya parah.
"Tim medis TPS BKSDA Jambi, sementara ini menduga penyebab kematian HS (Harimau Sumatra) karena virus panlekopenia, yang ditandai dengan muntah dan diare berdarah," ujarnya, Selasa (10/6).
Terkena Jerat Babi
Sekira tiga minggu lalu, Rabu (21/5), sekor Harimau Sumatera jantan di Hutan Desa Suo-Suo, Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo, ditemukan dalam kondisi kaki hampir putus. Dia sudah empat hari terkena perangkap babi.
Lokasi satwa dilindungi itu ditemukan, di hutan yang sudah beralih fungsi menjadi kawasan perhutanan sosial atau Hutan Tanaman Rakyat (HTR) Bungo Pandan,
Kaki harimau itu terkena jerat yang melilit kaki depan hingga menembus tulang. Akibatnya, aliran darah terhenti dan jari-jarinya terputus.
Kepala Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Jambi, Agung Nugroho, menuturkan Harimau Sumatera berjenis kelamin jantan itu berusia 5-6 tahun.
Saat tim akan mengevakuasi, harimau jantan itu memberontak kuat. Kayu pengait dalam jerat itu sampai patah.
Sang raja hutan sempat melarikan diri ke semak-semak.
Kritik Kapolda Jambi, Aksi Seribu Lilin Jurnalis dan Pers Mahasiswa di Tugu Juang |
![]() |
---|
Seorang Buruh Panen Sawit Diduga Diperas Polisi Sarolangun Rp3 Juta, Akhirnya Gugat ke Pengadilan |
![]() |
---|
Gubernur Al Haris Dorong Kabupaten Kota Percepat Pembangunan SPPG untuk Masyarakat |
![]() |
---|
Maling Besi saat Demo Ricuh di DPRD Jambi Bukan Mahasiswa: Hanya Ikut-ikutan |
![]() |
---|
Rayap Besi saat Demo Ricuh di DPRD Provinsi Jambi Akhirnya Ditangkap Polisi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.