Polemik di Papua

MODUS Baru Serangan KKB Papua: Diduga Gunakan Jasa Ojek untuk Perangkap Korban, Luka Bacok di Kepala

Aksi kekerasan di wilayah Papua yang diduga melibatkan Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua kembali terjadi dengan modus yang mengkhawatirkan.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Ist
OTK SERANG TUKANG OJEK:Aksi kekerasan di wilayah Papua yang diduga melibatkan Kelompok Kriminal Bersenjata atau KKB Papua kembali terjadi dengan modus yang semakin mengkhawatirkan. Kali ini, seorang tukang ojek menjadi korban serangan brutal yang diduga dilakukan oleh KKB.  

Beruntung, Sulhan masih bisa melarikan diri sambil berteriak meminta pertolongan. 

Baca juga: KKB Papua Tuding Lagi Militer Lakukan Pengeboman di Kabupaten Puncak, Klaim Warga Sipil Jadi Korban

Korban kemudian dievakuasi oleh warga dan aparat ke RSUD Mulia untuk mendapat perawatan medis.

Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan dan pengejaran terhadap para pelaku, yang diduga merupakan bagian dari jaringan KKB yang kerap melancarkan aksi kekerasan di wilayah Pegunungan Tengah Papua.

Kejadian ini menambah daftar panjang aksi kekerasan terhadap warga sipil di Papua. 

Aparat mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama bagi para pengemudi ojek dan transportasi umum yang rentan menjadi sasaran serangan dengan modus serupa.

Teror KKB Papua Tak Pandang Korban

Kasus pembunuhan terhadap Mama Hertina bukanlah insiden pertama di mana warga sipil tak bersalah menjadi korban kekejaman KKB di Papua. 

Dalam beberapa tahun terakhir, pola serangan yang dilakukan oleh kelompok separatis bersenjata semakin brutal dan tidak terarah. 

Mereka tidak hanya menyasar aparat keamanan, tetapi juga warga sipil, guru, tenaga kesehatan, hingga anak-anak.

Wilayah Intan Jaya, tempat insiden ini terjadi, telah menjadi salah satu titik panas konflik bersenjata di Papua sejak 2020. 

Berdasarkan data Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan laporan dari sejumlah lembaga HAM, wilayah ini mengalami peningkatan signifikan dalam eskalasi kekerasan, terutama sejak OPM memperkuat kehadirannya di wilayah pegunungan tengah Papua.

Kekerasan yang dilakukan KKB tidak hanya berbentuk serangan bersenjata, tetapi juga kampanye disinformasi yang masif melalui media sosial dan kanal-kanal propaganda asing. 

Baca juga: Bermodus Kenalkan Kitab Asdos Lecehkan Mahasiswi UIN Sumut, Terduga Pelaku Pemenang Ajang Dai di TV

Salah satu taktik utamanya adalah menuduh TNI atau Polri sebagai pelaku kekerasan, bahkan ketika bukti lapangan menunjukkan sebaliknya. 

Strategi ini dirancang untuk memanipulasi opini publik, khususnya di luar negeri, dan menarik simpati terhadap gerakan separatis.

Kepada media, aparat keamanan telah berulang kali menunjukkan bahwa KKB memanfaatkan warga yang paling rentan seperti ODGJ, orang tua, dan perempuan, baik sebagai tameng hidup maupun sasaran kekerasan. 

Dalam konteks ini, Mama Hertina adalah simbol dari rentannya posisi warga sipil dalam pusaran konflik yang dipelihara oleh kelompok separatis.

Sumber: Tribun Jambi
Halaman 2/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved