Berita Viral
Kejamnya Sekuriti PT SKU Tebora Tembak SAD hingga Tewas, Gentar: Kami Butuh Hidup
Konflik berkepanjangan antara Suku Anak Dalam atau SAD dengan perusahaan sawit di Tebo, Jambi, kini memakan korban.
Penulis: Tommy Kurniawan | Editor: Tommy Kurniawan
TRIBUNJAMBI.COM - Konflik berkepanjangan antara Suku Anak Dalam atau SAD dengan perusahaan sawit di Kabupaten Tebo, Jambi, kini memakan korban.
Kini, satu SAD tewas usai ditembak dan dikeroyok oleh sekuriti pihak perusahaan PT Satya Kisma Usaha (SKU) atau Tebora di wilayah Desa Betung Bedarah Timur, Kecamatan Tebo Ilir, Kabupaten Tebo.
Informasi dari lembaga lingkungan dan masyarakat adat, KKI Warsi, kejadian itu terjadi pada Selasa, 29 April 2025.
Saat itu delapan SAD tengah mengambil brondolan sawit yang jatuh dari pohon.
Ketika mau pulang mereka dihadap oleh sekelompok orang.
Aksi penganiayaan pun tak terhindarkan hingga mengakibatkan satu orang rimba meninggal dunia.
Baca juga: Analisis Antropolog KKI Warsi Atas Tewasnya Suku Anak Dalam di Tebo, Pertanggungjawaban Penuh
Baca juga: Detik-detik Polisi Berhamburan Diserang SAD di Tebo Jambi di Kebun Sawit, Gegara Berondolan Sawit
Sementara tiga SAD lainnya terluka parah.
Tak itu saja, tiga sepeda motor milik SAD juga hangus terbakar.
Depati Gentar, paman dari Orang Rimba korban yang luka-luka, memaparkan Orang Rimba mengambil brondol bukan untuk mencari kaya, tetapi hanya untuk menyambung hidup.
Penyebabnya, karena sumber daya alam hutan yang menjadi sumber kehidupan Orang Rimba semakin tipis.
Sebelum peristiwa ini terjadi, Gentar menuturkan sudah ada pembicaraan antara Orang Rimba dan perusahaan.
“Kami Orang Rimba diminta diberi kesempatan untuk mengambil brondol, istilahnya kami bantu perusahaan untuk mengambil buah yang jatuh dari pohonnya,"
"Kemudian sebagai imabalannya perusahaan bersedia membeli brondol tersebut, kami berharap ini menjadi solusi, supaya perusahaan bisa berjalan dan kami Orang Rimba juga bisa hidup,” kata Gentar.
Namun hasil pertemuan dengan perusahaan yang di gelar sekitar 2 bulan lalu ini tidak kunjung mencapai kata sepakat, sampai akhirnya timbul penganiayaan yang menyebabkan hilangnya nyawa dan korban luka.
Gentar mengatakan Orang Rimba butuh hidup, ketika hutannya beralih menjadi perkebunan, kenapa perusahaan tidak mau memberikan sedikit ruang untuk Orang Rimba menyambung hidup dari mengambil berondol.
Polri Sorotan Lagi: Muncul Isu Skandal Asmara Irjen Krishna Murti dan Kompol A, Apa Kata Kompolnas? |
![]() |
---|
Kedok Dokter Gadungan di Bantul Terbongkar! Lulusan SMA Kuras Rp538,95 Juta dengan Vonis HIV Palsu |
![]() |
---|
Beredar Video Waka DPRD Tanjabbar Jambi Minta Dibuatkan Eskalator, Beralasan Sesak Nafas Naik Tangga |
![]() |
---|
Waspada Uang Palsu! Pedagang di Bagan Pete Jambi Kena Tipu, Modus Terbongkar Lewat CCTV |
![]() |
---|
Seorang Ibu Duduk Menangis di Rel, Kereta Api Datang, lalu Remaja 13 Tahun Berteriak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.