Renungan Kristen

Renungan Harian Kristen 20 Maret 2025 - Tidak Ada Harga yang Layak Untuk Penebusan

Bacaan ayat: Imamat 14:10 (TB)  Pada hari yang kedelapan ia harus mengambil dua ekor domba jantan yang tidak bercela dan seekor domba betina berumur s

Editor: Suci Rahayu PK
Instagram @ferinugroho77
Pdt Feri Nugroho 

Renungan Harian Kristen 20 Maret 2025 - Tidak Ada Harga yang Layak Untuk Penebusan

Bacaan ayat: Imamat 14:10 (TB)  Pada hari yang kedelapan ia harus mengambil dua ekor domba jantan yang tidak bercela dan seekor domba betina berumur setahun yang tidak bercela dan tiga persepuluh efa tepung yang terbaik diolah dengan minyak sebagai korban sajian, serta satu log minyak. 

Oleh Pdt Feri Nugroho

 

Pada mulanya uang dibuat sebagai alat penukar. Awalnya orang-orang pada masa lalu saling bertukar barang demi memperoleh barang yang berbeda.

Para nelayan di laut akan pergi ke darat demi menukar ikannya dengan sayur atau daging dengan orang-orang yang bercocok tanam atau memelihara ternak.

Pertukaran ini terasa merepotkan dan sering tidak adil dengan jumlahnya. Perlahan-lahan dicari alat penukar yang disepakati menjadi alat tukar seperti logam mulia

. Seiring waktu, ketika budaya semakin berkembang, uang menjadi hasil akhir alat tukar tersebut. Sayangnya, hari ini alat tukar tersebut dijadikan sebagai simbol status sosial dalam masyarakat.

 Dengan banyak uang akan disebut orang kaya. Imbasnya, yang bersangkutan akan memiliki akses yang lebih luas. Dengan uang ia bisa membeli apapun yang diinginkannya.

Tidak mengherankan jika banyak orang mengejar uang demi prestasi dan prestise. 

Dua ekor domba jantan dan satu ekor domba betina, adalah nilai yang tidak sedikit jika diuangkan.

Bahkan dalam praktek perdagangan, ketika sebuah barang sangat dibutuhkan maka harga akan melambung tinggi. Ini prinsip hukum ekonomi, dimana kebutuhan naik maka harga akan ikut naik.

 Meskipun demikian, demi ritual pentahiran atau penyucian maka harga dua ekor domba jantan dan satu ekor domba betina, tiba-tiba akan terasa murah.

 Aturan Perjanjian Lama memang mengharuskan orang-orang yang terindikasi kena kusta, dianggap sebagai orang yang najis. Ia akan tersisihkan dalam hidup bermasyarakat.

Setiap kali lewat dikerumunan, ia harus berseru, "Kusta, Kusta...", demi orang-orang menyingkirkan dan menghindar. Dapat dibayangkan penderitaan yang harus ia alami. 

Secara fisik, ia harus melihat kulit tubuhnya melepuh. Dalam kasus yang berat, ia harus kehilangan anggota tubuh tertentu tanpa disadari. 

Ia akan tinggal diluar kota dan dilarang ambil bagian dalam ritual ibadah. Orang-orang yang berbelaskasihan hanya bisa melempar roti untuk dimakan.

Dapat dibayangkan penderitaan yang berkepanjangan harus dialami! 

Maka ketika ia dinyatakan sembuh dan perlu ritual pentahiran dengan dua ekor domba jantan dan satu ekor domba betina, rasanya bukanlah harga yang mahal lagi.

Demi sebuah kehidupan yang suci, tidak ada lagi kata mahal didalamnya. Seberapapun mahalnya maka akan dipenuhi! 

Hari ini pentahiran telah selesai dalam Yesus Kristus. Ketika Ia mati di kayu salib, darah-Nya yang suci terpercik  kepada setiap orang percaya untuk mentahirkan dari segala dosa; sekali dan untuk selamanya.

Darah yang suci, mahal harganya, tiada terkira, telah tercurah demi membersihkan kehidupan kita dari dosa.

 Memahami kehidupan dalam kaca mata yang demikian, betapa harus sungguh-sungguh nya kita menghargai kehidupan. Tidak ada yang bisa menggantikan penebusan yang telah dilakukan Allah dalam Yesus Kristus.

Tidak ada harga yang pantas dan layak untuk menghargai, kecuali kehidupan yang dipenuhi syukur. 

Jika demikian pantaskan kita meletakan harga diri kita kepada uang? 

Pantaskah kita meletakan harga diri kita pada harta benda yang kita miliki? Jika kita telah mengalami penebusan dalam Yesus, sudah selayaknya jika hidup ini kita serahkan seutuhnya kepada Dia untuk dipakai-Nya sebagai alat kemuliaan-Nya. Amin

    Renungan Kristen oleh Pdt Feri Nugroho, GKSBS Siloam Palembang

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved