WAWANCARA EKSKLUSIF

Jika Gus Addin Dapat Tawaran Kursi Menteri, Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor

Gus Addin juga memberikan jawaban ketika ditanya, "Jika ditawari kursi menteri, pilih terima atau menolaknya?"

Editor: Duanto AS
TRIBUNNEWS/IMANUEL NICOLAS MANAFE
GP ANSOR - Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharuddin (kiri), saat diwawancarai Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra, di Studio Tribun Network, Jakarta, Jumat (7/2/2025) malam. Addin mengatakan GP Ansor akan ikut berpartisipasi dalam Festival Imlek yang rencananya akan digelar di kawasan Klenteng Petak Sembilan Glodok, Jakarta Barat, pada 15 Februari 2025 mendatang. 

Gus Addin, apa gak melihat kerumitan teknis yang luar biasa yang akan terjadi ya. Pernah gak Gus Addin bayangin bahwa Makan bergizi gratis itu dilakukan di kawasan Puncak Jaya. Coba gimana caranya menyediakan. Siapa yang harus mengusung bahan-bahan makanan di sana. Masaknya bagaimana. Distribusinya bagaimana. Apalagi sekarang ini kan ada ancaman dari Organisasi Papua Merdeka. Kalau enggak gue serang nih. Gue bakar sekolahnya. Pernah gak terbayang dan apa yang bisa dikontribusikan oleh Gerakan Pemudahan Ansor yerkait Makan bergizi gratis?

Jadi, pertama, memang pasti kalau soal kendala itu saya melihat, pasti ada ya. Pertama tentu dengan patokan harga yang ditetapkan oleh pemerintah. Tapi saya dengarkan kalau di luar Jawa akan disesuaikan ya. Kalau Jawa mungkin Rp10 ribu, di luar Jawa disesuaikan.

Memang pasti kendalanya adalah soal jangkauan daerah. Kemudian tentu juga jumlah populasi yang sama jangkauan. Apalagi infrastruktur yang masih tersendat. Itu akan menjadi jangkauan.

Nah lalu, pertanyaan berikutnya adalah dalam situasi begitu apa yang kemudian bisa dikontribusikan oleh Ansor. Nah kira-kira beginilah.

Pertama, kami sendiri rencananya pada bulan April ini mau ada Apel Banser. Kemudian kami juga akan mengukuhkan Satgas Pangan Banser.

Satgas pangan ini tugasnya apa nih? 

Nah, jadi satgas pangan 10 ribu orang. Tugasnya apa sih? Ada dua sebenarnya. Yang pertama adalah kita ingin memberikan, Banser ya terutama ini menjadi penyuluh-penyuluh dari produk pangan di masyarakat, penyuluh pertanian. penyuluh perkebunan. penyuluh budidaya perikanan, penyuluh kehutanan. 

Bagaimana penyuluh itu? Ya, intinya kami akan didik mereka. Kemudian latih. Tentu bersama dengan balai-balai, bersama dengan balai-balai pemerintah. Misalnya kalau pertanian ya, Balai Kementerian Pertanian. Nah kami latih. Bagaimana kemudian dengan lahan misalnya yang minim sehingga produktivitas menjadi tinggi misalnya. Nah bagaimana. Bagaimana kerja-kerja kelompok lebih maksimal. Nah itu yang pertama.

Yang kedua, karena anggota kami juga tersebar di desa-desa. Kemudian ya mereka juga menjadi pelaku langsung dari ekonomi itu. Nah menjadi pelaku ekonomi langsung. Ini kan dampak positifnya adalah ketika makan gizi menjadi arus besar. Maka akan tumbuh ekosistem usaha di bawah. Maka bagi sahabat-sahabat bagi kader di bawah yang mulai sekarang juga tumbuh kan. beragam produktivitas pangan di daerahnya masing-masing.

Jadi jumlahnya 10 ribu. Anggota Satgas Pangan ya. Satgas Pangan, namanya Patriot Ketahanan Pangan. Yang akan menjadi pendamping lah. Pendamping masyarakat. Pendamping masyarakat ya. Dan ini tentu mereka dilatih dulu, ya. 

Kami itu sedang memikirkan begini. Ini kan banyak para kader kita yang usaha susu sapi perah. Selama ini kan mereka juga jualnya ke koperasi. Kadang-kadang harganya fluktuatif. Kalau lagi tinggi, tinggi. Kalau lagi turun, turun.

Yang kita pikirkan adalah bagaimana kemudian dari produk susu itu. Ada produk hilirisasi, turunan. Nah ini yang sedang kita rancang. Bahwa selain para peternak sapi ini jual ke koperasi, kita ingin menciptakan produk turunan, seperti yogurt, kemudian keju. Makanya kami menggandeng teman-teman IPB. Yang teknologi pangan.

Ini, mereka-mereka ini, 10 ribu orang ini, digaji gak nih?

Ya, kerelawanan. Kan kita memang selama ini kerelawanan kan. Jadi tidak digaji.  Dan ini kan sebenarnya. Juga menguntungkan pribadi-pribadi yang selama ini sudah punya lahan pertanian, perkebunan agar menjadi lebih produktif dan meningkat secara ekonomi.

Di isu nasional sekarang ini setelah 100 hari Pak Prabowo ini ada isu reshuffle. Saya berpikir Gus Addin ini sebenarnya punya kapasitas di kabinet. Menurut Anda, kalau ada orang mengatakan ini harusnya Ketua Umum GP Ansor ini dapat lah portofolio kabinet setelah 100 hari. Gimana Gus?

Ya, kalau ada orang nanya begitu, saya bilang begini. Di kampung-kampung saya itu kan banyak mantri-mantri ya. Tukang suntik lah. Saya bilang jika kemudian jabatan mantri itu lebih mulia daripada mantri, saya pilih mantri.

Artinya sih begini. Kita ini kan melakukan sesuatu karena memang kewajiban saya juga. Karena sudah diberi amanah di Organisasi. Dan waktunya gak banyak. Cuma 5 tahun. Ya sudah saya kerjakan maksimal. Nah soal yang lain-lain, itu bonus aja lah. 

Tapi sinyal-sinyal gitu ada gak, Gus?

Belum ada. Semua lagi fokus kan. 

Karena Ketum Ansor sebelumnya kan sempat jadi menteri. Menteri agama. Logika orang penggantinya iya lah?

Karena kalau kita di Ansor ini kan. PR yang paling kentara itu dua hal. Selain soal keagaman, kaderisasi. Sumber daya manusia dan ekonomi. Dua PR ini. Maka saya coba mengejar 5 tahun ini semaksimal mungkin. Kita punya legacy-legacy yang terukur dan terlihat jelas. (tribunnews/srihandriatmo malau)

Baca juga: Daftar 7 Kepala Daerah di Gorontalo Dilantik 20 Feruari Pasca Putusan MK

Baca juga: Daftar 37 Bupati Wali Kota Gubernur di Jawa TImur Dilantik 20 Februari, dari Bangkalan s/d Malang

Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved