WAWANCARA EKSKLUSIF
Jika Gus Addin Dapat Tawaran Kursi Menteri, Ketua Umum Gerakan Pemuda Ansor
Gus Addin juga memberikan jawaban ketika ditanya, "Jika ditawari kursi menteri, pilih terima atau menolaknya?"
GERAKAN Pemuda Ansor (GP Ansor), sebagai organisasi otonom Nahdlatul Ulama (NU), kembali menunjukkan komitmennya dalam menjaga toleransi dan keberagaman di Indonesia.
Pada 15 Februari mendatang, GP Ansor akan turut serta dalam Festival Imlek yang digelar di Petak 9, Glodok, Jakarta. Acara ini diselenggarakan oleh Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI).
Ketua Umum GP Ansor, Addin Jauharudin atau yang akrab disapa Gus Addin, menegaskan keikutsertaan GP Ansor dalam Festival Imlek bukan sekadar partisipasi biasa, tetapi merupakan wujud nyata dari nilai-nilai yang diajarkan para pendiri NU.
Hal itu disampaikannya dalam wawancara eksklusif di program Ngobrol Bareng Cak Febby (Ngocak Febby), yang berlangsung di Studio Tribunnews, Jakarta, Jumat (7/2).
"Keterlibatan kami dalam menjaga keberagaman bukanlah hal baru. Seperti saat perayaan Natal, sahabat Ansor dan Banser turut menjaga gereja bersama aparat keamanan. Begitu pula dengan Imlek. Bagi kami, ini bukan sesuatu yang istimewa, tetapi sesuatu yang memang harus kita jaga sebagai bagian dari kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Gus Adin.
Ia juga menekankan pentingnya menjaga kerukunan dalam kehidupan bermasyarakat.
"Bangsa ini sejak awal berdiri dibangun di atas prinsip keberagaman. Kita tidak boleh saling menyakiti atau menegasikan satu sama lain. Kita harus menjaga persatuan. Soal bisnis, ya, soal bisnis. Soal politik, ya, soal politik. Tetapi kebersamaan lintas ras, suku, dan agama harus tetap menjadi fondasi kekuatan nasional hingga kapan pun," tegasnya.
Ia juga menanggapi isu-isu yang tengah menjadi sorotan publik seperti pagar laut, pengetatan anggaran, polemik distribusi LPG 3 kg, hingga tantangan program makan bergizi gratis yang sedang digulirkan pemerintah. Termasuk terkait kode keras dari Presiden Prabowo Subianto bakal ada evaluasi atau reshuffle Kabinet Merah Putih.
Gus Addin juga memberikan jawaban ketika ditanya, "Jika ditawari kursi menteri, pilih terima atau menolaknya?"
Berikut petikan wawancara eksklusif Direktur Pemberitaan Tribun Network, Febby Mahendra Putra dengan Ketua Umum GP Ansor, Adin Jauharudin:
Pada tanggal 15 Februari ke depan. GP Ansor akan ikut meramaikan Festival Imlek yang digelar di Petak 9 Gelodog, Jakarta. Mau ikut meramaikan Festival Imlek. Iya kan? Ini maksudnya apa, ya?
Sudah kewajiban kita ya. Terutama teman-teman Ansor. Memang apa namanya. Amanah dari para pendiri NU, para pendiri organisasi agar kita meletakkan keislaman, Keindonesiaan, kemasyarakatan dan semua berdasarkan tentu tujuan utamanya adalah kemanusiaan. Itu menjadi bangunan yang utama. Dan itu yang kemudian dipelopori diperjuangkan oleh Gus Dur. Kami adalah generasi penerus dalam hal ini.
Nah, tentunya ada dua momentum. Yang pertama adalah. Imlek sendiri yang sudah jatuh kemarin tanggal 29 Januari 2025. Kami adalah perayaannya.
Kenapa ini menjadi penting? Karena satu memang kami menganggap ini bukan sesuatu yang istimewa. Ini sudah menjadi kewajiban kita ya. Sama seperti halnya kemarin ketika Natal misalnya, di mana-mana pemuda sahabat Ansor Basar menjaga Gereja bersama polisi. Natal juga. Imlek juga demikian.
Jadi menurut kami, memang tidak ada istimewa. Ini memang yang sudah semestinya kita jaga sebagai komponen berbangsa bernegara.
Jadi saya lanjutkan mas ya. Jadi yang pertama tadi momentum Imlek.
Yang kedua, kami juga ini dalam rangkaian kegiatan Harlah Ansor juga. Jadi Ansor kan akan berumur 91 tahun tepat pada tanggal 24 April 2025. Jadi. Ini bagian dari rangkaian. Apa namanya aksi kemanusiaan, kebangsaan juga menjelang Harlah.
Cuma banyak kritik loh Gus. Seolah-olah GP Ansor ini lebih dekat dengan kelompok-kelompok non-Islam atau non-Muslim. Ya, kan. Dan justru dengan kelompok Islam yang lain malah kurang dekat. Gimana Gus Addin menjawab kritik ini, ya?
Soal kenapa kemudian. Sebenarnya begini. Mungkin ini memang kami akan coba perbaiki manajemen media sosial ya. Harus dipahami bahwa gerakan Ansor ini kan selain kebangsaan.
Kemasyarakatan, kemanusiaan, juga tentunya keagamaan. Nah mungkin memang karena yang paling tanda petik ya bisa menjadi news kadang-kadang, orang membincang soal sisi ini. Sehingga mungkin aktivitas keagamannya gak muncul.
Padahal, apa namanya, tidak pernah mengenal lelah, mengenal waktu, mengenal jam misalnya bagaimana kami berjibaku terus menerus bersama Nahdlatul Ulama. Setiap ada kegiatan keagamaan misalnya. Bahkan yang jadi kepala daerah pun, ini ada cerita unik nih.
Jadi kalau dia kepala daerah, misalnya bupati atau wali Kota. Begitu ngundang kiai, kita, pada saat sambutan pertama sebagai pemerintah daerah, dia pakai seragam dinas.
Tapi habis itu masuk ke dalam pakai Banser. Begitu Kiainya tampil dia berdiri di sampingnya sebagai ngepam Banser.
Jadi ngepamnya lebih lama bisa dua kali lipat daripada sebagai kepala daerah dengan pakaian dinas.
Belum lagi yang lain-lain. Tentu sebentar lagi bulan Ramadan. Kita juga selain kemanusiaan. Ini juga tentu ada keagamaan. Jadi sebenarnya ini. Sesuatu hal yang biasa. Berimbangnya kegiatan keagamaan dengan kemanusiaan.
Orang sering menghubungkan sikap dari GP Ansor, Banser, ini dengan sikap tolerannya Gus Dur. Karena Imlek ini jadi hari libur nasional dan boleh dirayakan secara terbuka kan pada waktu KH Abdurrahman Wahid menjadi Presiden. Apakah itu juga menginspirasi GP Ansor?
Sikap dari Gus Dur ini yang boleh dibilang ini adalah satu terobosan ketika beliau menjadi Presiden Republik Indonesia. Jadi tentu itu menjadi inspirasi dan terobosan bagi kita.
Yang kedua juga sebagaimana kita pahami bahwa Imlek ini kan bukan soal agama. Soal budaya. Karena dalam Tionghoa sendiri kan semuanya juga macam-macam agamanya dan semuanya juga merayakan Imlek kan. Dan menurut kami juga. Seperti "Tuntutlah ilmu sampai ke negeri Cina."
Itu juga menandaskan bahwa memang peradaban sebuah bangsa tertua, yang sangat maju juga ada di sana. Bahkan peradaban tertua kan Cina, 10 ribu tahun sebelum Masehi dibanding peradaban-peradaban yang lain. Nah jadi satu soal budaya sebenarnya. Tidak ada masalah dengan soal agama.
Alhamdulillah, kemudian Gus Dur sudah menjadi inspirator bagi kami semua. Dan saya berharap bahwa di kelompok-kelompok yang lain juga lahir Gus Dur Gus Dur baru ya. Di banyak agama segala macam. Sehingga agama itu bukan memisahkan sekat-sekat bangsa ini. Tapi justru memperkuat.
Coba dijelaskan, diklarifikasi. Bahwa Imlek tahun 2025 ini agak berbeda terasa kurang meriah karena ada beberapa fenomena yang mengikuti sebelumnya. Satu, isu pagar laut, yang kemudian menjadikan seolah-olah ada sentimen yang bersifat SARA. Kebetulan pagar laut itu hubung-hubungan dengan proyek PIK, lalu proyek strategis nasional. Dan kebetulan juga di tengah hiruk pikuk ini ada pertemuan sejumlah ulama dan seterusnya. Anda melihatnya bagaimana?
Ya, itu juga yang memang kita wanti-wanti ya. Pengalaman tahun 1998 itu pengalaman yang sangat kelam sekali bangsa ini. Tentu lukanya gak mudah disembuhkan. Saya harap itu tidak terjadi.
Yang kedua, adalah tentu soal bisnis ranah PIK segala macam tanah soal apa kemarin?
Pencabutan pagar ya. Itu adalah ranah bisnis yang berbeda. Dengan ranah sosial. Apalagi dikaitkan dengan soal lintas agama, lintas budaya ya. Mudah-mudahan dan tentu jangan sampai itu terjadi.
Kita juga menyuarakan, bahwa sudahlah, PR bangsa ini masih banyak. Kalau kita kembali kepada masalah-masalah yang sudah pernah terlewat dan juga tentu ini juga bagi orang yang mungkin ya "suka kegaduhan" atau apa segala macam juga. Kemudian mengaitkan soal-soal. Jangan sampai terjadi.
Nah, dalam soal ini tentu Ansor, kemudian Banser pada posisi Bangsa ini dasarnya adalah kerukunan. Bangsa ini dasarnya heterogen. Maka tidak boleh satu dengan yang lain saling menyakiti, saling menegasikan. Kita harus jaga semuanya. Soal bisnis, soal bisnis. Soal politik, soal politik. Tapi kebersamaan lintas ras, lintas suku, agama harus tetap menjadi pondasi kekuatan nasional sampai kapanpun.
Tentu sebagai sebuah organisasi kepemudaan yang gede ini. Pengaruhnya besar. Tentu mengikuti perkembangan soal belakangan muncul melon LPG 3 Kg. Lalu kemudian ada pengetatan anggaran. Gus Addin sebagai pemimpin ini ngikuti gak Gus isu-isu belakangan ini, yang menjadi menarik perhatian masyarakat?
Ya, saya cukup mengikuti ya. Cukup mengikuti. Memang ini kalau kacamata saya. Kita mengalami satu kondisi yang juga memang sedang sulit ya secara ekonomi. Bukan hanya nasional. Tapi saya juga yntu dampak dari kondisi global ya, perang kemudian rantai pasok ekonomi terganggu. Dollar yang terus meningkat misalnya, kemudian inflasi segala macem.
Nah ini berdampak. Apa pengetatan anggaran. Nah fisikal kita ini kan gak bertambah. Tentu. Inisiatif misalnya dari pajak atau dari sumber-sumber negara non pajak juga sedang ditumbuhkan. Nah kaitannya dengan pengetatan segala macem kita tentu bisa dapat memahami, sepanjang kemudian relokasinya dari efisiensi ini untuk kepentingan masyarakat banyak. Nah misalnya tentu untuk perbaikan sekolah, kemudian subsidi pertanian, subsidi pupuk, kemudian membeli harga gabah dari petani yang sudah terlanjur jatuh harganya. Misalnya begitu. Itu is oke.
Jadi mudah-mudahan pengetatan ini juga satu, keprihatinan ini nasional dengan kondisi bank seperti ini menjadi keperhatinan seluruh anak bangsa.
Yang kedua relokasi anggaran bisa dialihkan pada hal-hal yang bisa menunjuk manfaat yang lebih besar.
Nah yang ketiga dalam soal ruang gerak misalnya tentu kami sebagai anak-anak muda juga mengajak terus mengembangkan pola-pola lain. Misalnya, kalau kita punya kegiatan ekonomi untuk menumbuhkan ekonomi di bawah. Kemudian peluang pekerjaan. Cari model-model selain dari bernegara tentu juga kemitraan dengan swasta mengembangkan inovasi teknologi. Meskipun kita juga paham di tengah kesulitan saya kira bagi anak-anak muda jangan pantang menyerah meskipun dalam suasana sulit.
Apa sih pendapat Anda soal program Makan Bergizi Gratis, yang sudah dicoba tapi memang belum fix betul. GP Ansor melihat program ini perlu dilanjutkan gak sih ketika di tengah efisiensi anggaran, keterbatasan fiskal dan ini memerlukan biaya besar. Setelah Rp71 triliun tambah lagi Rp100 triliun. Jadi Rp171 triliun gitu. Menurut anda dan GP Ansor ini perlu dilanjutkan gak sih?
Program ini sebenarnya ide dasarnya sangat mulia sekali. Dan saya melihat perlu dilanjutkan. Kalau memang kemudahan terdapat hari ini misalnya ada berapa kesalahan satu dua titik segala macem, saya kira ini harus perbaikan ya.
Tapi, kira-kira begini. Dampaknya adalah bahwa sesungguhnya makan gizi gratis ini punya multiplier effect pada rantai pasok ekonomi yang luar biasa, contoh misalnya ini kalau saya melihat dengan makan gizi gratis, maka perlu bahan baku. Bahan bakunya dari mana? Maka akan tumbuh sektor perikanan. Sektor perkebunan, pertanian, sayur mayur yang itu bisa dikelola oleh kelompok-kelompok masyarakat.
Lalu kemudian dikelola oleh dapur Makan gizi gratis. Lalu kemudian dikirimkan. Lalu kemudian dinikmati oleh penerima manfaat. Dari situ ini akan berputar terus,. Ada investasi ekonomi disitu, ada sektor-sektor pertanian yang tumbuh. Di tengah tentu ekonomi yang sedang sulit begini memang ini menggali potensi lokal. Sumber daya pertanian lokal. Apalagi kemudian targetnya swasta pada pangan. Saya kira sebuah tujuan yang mulia.
Tentu dalam hal ini memang. Karena anggaran negara juga terbatas maka mungkin pasti titiknya masih terbatas. Nah titiknya masih terbatas. Oleh karena itu memang sebenarnya dalam tradisi kita misalnya kalau di Ansor ya itu sudah lama terbiasa. Contoh misalnya ada Jumat berkah. Pembagian makan. Habis Jumat tinggal mengambil begitu.
Gus Addin, apa gak melihat kerumitan teknis yang luar biasa yang akan terjadi ya. Pernah gak Gus Addin bayangin bahwa Makan bergizi gratis itu dilakukan di kawasan Puncak Jaya. Coba gimana caranya menyediakan. Siapa yang harus mengusung bahan-bahan makanan di sana. Masaknya bagaimana. Distribusinya bagaimana. Apalagi sekarang ini kan ada ancaman dari Organisasi Papua Merdeka. Kalau enggak gue serang nih. Gue bakar sekolahnya. Pernah gak terbayang dan apa yang bisa dikontribusikan oleh Gerakan Pemudahan Ansor yerkait Makan bergizi gratis?
Jadi, pertama, memang pasti kalau soal kendala itu saya melihat, pasti ada ya. Pertama tentu dengan patokan harga yang ditetapkan oleh pemerintah. Tapi saya dengarkan kalau di luar Jawa akan disesuaikan ya. Kalau Jawa mungkin Rp10 ribu, di luar Jawa disesuaikan.
Memang pasti kendalanya adalah soal jangkauan daerah. Kemudian tentu juga jumlah populasi yang sama jangkauan. Apalagi infrastruktur yang masih tersendat. Itu akan menjadi jangkauan.
Nah lalu, pertanyaan berikutnya adalah dalam situasi begitu apa yang kemudian bisa dikontribusikan oleh Ansor. Nah kira-kira beginilah.
Pertama, kami sendiri rencananya pada bulan April ini mau ada Apel Banser. Kemudian kami juga akan mengukuhkan Satgas Pangan Banser.
Satgas pangan ini tugasnya apa nih?
Nah, jadi satgas pangan 10 ribu orang. Tugasnya apa sih? Ada dua sebenarnya. Yang pertama adalah kita ingin memberikan, Banser ya terutama ini menjadi penyuluh-penyuluh dari produk pangan di masyarakat, penyuluh pertanian. penyuluh perkebunan. penyuluh budidaya perikanan, penyuluh kehutanan.
Bagaimana penyuluh itu? Ya, intinya kami akan didik mereka. Kemudian latih. Tentu bersama dengan balai-balai, bersama dengan balai-balai pemerintah. Misalnya kalau pertanian ya, Balai Kementerian Pertanian. Nah kami latih. Bagaimana kemudian dengan lahan misalnya yang minim sehingga produktivitas menjadi tinggi misalnya. Nah bagaimana. Bagaimana kerja-kerja kelompok lebih maksimal. Nah itu yang pertama.
Yang kedua, karena anggota kami juga tersebar di desa-desa. Kemudian ya mereka juga menjadi pelaku langsung dari ekonomi itu. Nah menjadi pelaku ekonomi langsung. Ini kan dampak positifnya adalah ketika makan gizi menjadi arus besar. Maka akan tumbuh ekosistem usaha di bawah. Maka bagi sahabat-sahabat bagi kader di bawah yang mulai sekarang juga tumbuh kan. beragam produktivitas pangan di daerahnya masing-masing.
Jadi jumlahnya 10 ribu. Anggota Satgas Pangan ya. Satgas Pangan, namanya Patriot Ketahanan Pangan. Yang akan menjadi pendamping lah. Pendamping masyarakat. Pendamping masyarakat ya. Dan ini tentu mereka dilatih dulu, ya.
Kami itu sedang memikirkan begini. Ini kan banyak para kader kita yang usaha susu sapi perah. Selama ini kan mereka juga jualnya ke koperasi. Kadang-kadang harganya fluktuatif. Kalau lagi tinggi, tinggi. Kalau lagi turun, turun.
Yang kita pikirkan adalah bagaimana kemudian dari produk susu itu. Ada produk hilirisasi, turunan. Nah ini yang sedang kita rancang. Bahwa selain para peternak sapi ini jual ke koperasi, kita ingin menciptakan produk turunan, seperti yogurt, kemudian keju. Makanya kami menggandeng teman-teman IPB. Yang teknologi pangan.
Ini, mereka-mereka ini, 10 ribu orang ini, digaji gak nih?
Ya, kerelawanan. Kan kita memang selama ini kerelawanan kan. Jadi tidak digaji. Dan ini kan sebenarnya. Juga menguntungkan pribadi-pribadi yang selama ini sudah punya lahan pertanian, perkebunan agar menjadi lebih produktif dan meningkat secara ekonomi.
Di isu nasional sekarang ini setelah 100 hari Pak Prabowo ini ada isu reshuffle. Saya berpikir Gus Addin ini sebenarnya punya kapasitas di kabinet. Menurut Anda, kalau ada orang mengatakan ini harusnya Ketua Umum GP Ansor ini dapat lah portofolio kabinet setelah 100 hari. Gimana Gus?
Ya, kalau ada orang nanya begitu, saya bilang begini. Di kampung-kampung saya itu kan banyak mantri-mantri ya. Tukang suntik lah. Saya bilang jika kemudian jabatan mantri itu lebih mulia daripada mantri, saya pilih mantri.
Artinya sih begini. Kita ini kan melakukan sesuatu karena memang kewajiban saya juga. Karena sudah diberi amanah di Organisasi. Dan waktunya gak banyak. Cuma 5 tahun. Ya sudah saya kerjakan maksimal. Nah soal yang lain-lain, itu bonus aja lah.
Tapi sinyal-sinyal gitu ada gak, Gus?
Belum ada. Semua lagi fokus kan.
Karena Ketum Ansor sebelumnya kan sempat jadi menteri. Menteri agama. Logika orang penggantinya iya lah?
Karena kalau kita di Ansor ini kan. PR yang paling kentara itu dua hal. Selain soal keagaman, kaderisasi. Sumber daya manusia dan ekonomi. Dua PR ini. Maka saya coba mengejar 5 tahun ini semaksimal mungkin. Kita punya legacy-legacy yang terukur dan terlihat jelas. (tribunnews/srihandriatmo malau)
Baca juga: Daftar 7 Kepala Daerah di Gorontalo Dilantik 20 Feruari Pasca Putusan MK
Baca juga: Daftar 37 Bupati Wali Kota Gubernur di Jawa TImur Dilantik 20 Februari, dari Bangkalan s/d Malang
Saksi Kata: Sesepuh Kenali Asam Atas Kota Jambi Siap Mati, Heran Zona Merah Pertamina |
![]() |
---|
SAKSI KATA Pasien Somasi RSUD Kota Jambi, Pengacara: Anak 4 Tahun Meninggal |
![]() |
---|
Juliana Wanita SAD Jambi Pertama yang Kuliah, Menyalakan Harapan dari Dalam Rimba |
![]() |
---|
SAKSI KATA: Pengakuan Rosdewi Ojol Jambi yang Akunnya Di-suspend karena Ribut vs Pelanggan |
![]() |
---|
SAKSI KATA: Pengakuan Ayah Ragil Soal 2 Polisi yang Bunuh Anaknya di Polsek Kumpeh Muaro Jambi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.