Makan Bergizi Gratis

Pemerintah Bakal Impor 200.000 Ribu Sapi untuk Bikin Pabrik Susu Dukung Makan Bergizi Gratis

Pemerintah Indonesia akan impor 200 ribu ekor sapi perah untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis dari Presiden Presiden Prabowo Subianto.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Kompas.com
Pemerintah Indonesia akan mendatangkan atau impor 200 ribu ekor sapi perah untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis dari Presiden Presiden Prabowo Subianto.  

Aksi ini merupakan bentuk protes atas pembatasan kuota di Industri Pengolahan Susu (IPS). Mereka kecewa serapan susu sapi lokal berkurang. 

Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi menyebutkan, perusahaan IPS lebih suka impor bubuk susu atau skim daripada menyerap susu segar dari peternak lokal. Akibatnya, hasil produksi susu segar dari peternak lokal tidak terserap maksimal.

“Ini struktur pasarnya, IPS-IPS ini mengimpor susu jauh lebih murah. Impor dalam bentuk skim atau bubuk yang harganya lebih murah dari market price, harga pasar dunia,” kata Budi Arie dalam konferensi pers di kantor Kemenkop, Jakarta Selatan, dikutip pada Selasa (12/11/2024).

Padahal, lanjut Budi Arie, kualitas bubuk susu yang diimpor belum tentu lebih baik daripada susu segar yang dihasilkan koperasi susu di Indonesia. 
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia masih impor susu sebesar 94,49 juta dollar AS pada Agustus 2024. Angka ini meningkat 21,19 persen dibanding Juli 2024 dan meningkat 21,12 persen dibanding Agustus 2023. 

Namun, secara kumulatif, selama Januari-Agustus 2024 nilai impor susu Indonesia mencapai 605,05 juta dollar AS, atau turun 10,27 persen dibandingkan Januari-Agustus 2023 yang sebesar 674,28 juta dollar AS. 

Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono menyebutkan, industri pengolahan susu seharusnya memang menyerap susu peternak lokal. Namun, peraturan bea masuk 0 persen membuat para IPS lebih memilih impor bubuk susu.

“Seharusnya memang begitu skemanya. Tetapi karena ada kebijakan perdagangan yang membuat bea masuk menjadi 0 persen, susu 4,7 juta ton (kebutuhan susu nasional) juga itu banjir,” kata Ferry. 

Ferry mengatakan, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan, harus mempertimbangkan akibat dari bea masuk 0 persen. 

“Kemendag juga mempertimbangkan kalau diberikan bea masuk 0 persen akibatnya seperti ini. Ini bisa dimintakan kembali, dalam rangka melindungi peternak susu sapi perah di Indonesia,” kata Ferry.

“Kami meminta ada barrier. Kalau bisa jangan 0 persen,” tutur dia.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Identitas Mayat Pria di Sungai Batanghari Jambi Terungkap, Diduga Meninggal Tenggelam

Baca juga: Video Pak Bray Tangkap Geng Motor di Jambi Viral di Sosial media: Saya Buru Geng Berandalan Semuanya

Baca juga: PR Kapolres Batanghari yang Baru, AKBP Handoyo Yudhy Ditantang Ungkap Kasus Pembunuhan Nasyifa

Baca juga: Sidang Perdana, Kuasa Hukum Tontawi-Harris Dalilkan 6 Bukti Pelanggaran di Pilbup Sarolangun

Sebagian Artikel Ini Diolah dari Kompas.com

https://regional.kompas.com/read/2025/01/14/123912278/kata-peternak-banyumas-soal-rencana-impor-sapi-perah

https://money.kompas.com/read/2024/11/12/103210726/ironi-impor-susu-saat-banyak-peternak-membuang-susu

https://nasional.kompas.com/read/2025/01/15/07425601/impor-200000-sapi-perah-wamentan-untuk-bikin-pabrik-susu

Halaman 3/3
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved