Makan Bergizi Gratis

Pemerintah Bakal Impor 200.000 Ribu Sapi untuk Bikin Pabrik Susu Dukung Makan Bergizi Gratis

Pemerintah Indonesia akan impor 200 ribu ekor sapi perah untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis dari Presiden Presiden Prabowo Subianto.

Penulis: Darwin Sijabat | Editor: Darwin Sijabat
Kompas.com
Pemerintah Indonesia akan mendatangkan atau impor 200 ribu ekor sapi perah untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis dari Presiden Presiden Prabowo Subianto.  

impor susu.

TRIBUNJAMBI.COM - Pemerintah Indonesia akan mendatangkan atau impor 200 ribu ekor sapi perah untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis dari Presiden Presiden Prabowo Subianto

Rencana tersebut disampaikan Wakil Menteri Pertanian, Sudaryono dengan menyebutkan peraturan pemerintah (PP) yang mengatur soal pengadaan sapi perah impor itu sudah dirampungkan.

"Ini PP-nya baru beres, kita bisa masukkan dari beberapa negara tambahan selain Australia dan negara lain yang teregister. Kita tambah di negara lain. Kita harap di 2025 ini masuk 200 ribu sapi sampai akhir tahun," kata Sudaryono, Rabu (15/1).

Sudaryono mengatakan pengadaan sapi perah impor itu juga merupakan bentuk investasi agar Indonesia memiliki pabrik susu segar. 

"Yang jelas ini bukan negara impor, tapi orang berinvestasi. Boleh dong bikin pabrik, di Indonesia ini bikin pabrik susu dengan sapinya didatangkan," kata Sudaryono.

Pemerintah menargetkan akan mendatangkan 200.000 sapi perah dari luar negeri pada tahun 2025. 

Sapi-sapi perah itu berasal dari sejumlah negara. 

"Kita bisa masukin dari beberapa negara tambahan selain Australia dan negara lain yang teregister. Kita tambah di negara lain. Kita harap di 2025 ini masuk 200.000 (sapi) sampai akhir tahun," kata Sudaryono di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Pusat, Selasa (14/1/2025). 

Saat ini pemerintah tengah mempersiapkan sarana pendukung seperti lahan, peternak, dan lainnya.

Baca juga: Sambut Generasi Indonesia Emas, PTPN IV PalmCo usung Makan Bergizi Gratis di Sumatera dan Kalimantan

Baca juga: Daging Beku yang Dijarah di Muaro Jambi Ternyata untuk Program Makan Bergizi Gratis

Dia pun menegaskan bahwa sapi-sapi perah tersebut merupakan investasi sehingga bukan sekadar impor untuk kebutuhan susu di dalam negeri. 

"Yang jelas ini bukan negara impor, tapi orang berinvestasi. Orang boleh dong bikin pabrik apa di Indonesia. Ini bikin pabrik susu dengan sapinya didatangkan," ucap dia. 

Setidaknya, kata dia, ada sekitar 160 perusahaan yang sudah berkomitmen. 

Perusahaan itu berasal dari dalam dan luar negeri.

Tanggapan Peternak

Rencana pemerintah untuk mengimpor sapi perah mendapat tanggapan negatif dari sejumlah peternak sapi perah di Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah. Para peternak khawatir bahwa susu yang mereka produksi tidak akan terserap ke industri pengolahan susu akibat maraknya sapi impor

"Saya khawatir susunya enggak laku," ungkap Wartum, Ketua Kelompok Tani Ternak Tirto Margo di Desa Limpakuwus, Kecamatan Sumbang, Kabupaten Banyumas, saat diwawancarai pada Selasa (14/1/2025). 

Ia menjelaskan bahwa saat ini kondisi di lapangan menunjukkan kekurangan susu yang disebabkan oleh berkurangnya jumlah peternak sapi perah
"Sekarang kurang susu, kalau dulu banyak. Sekarang kekurangan susu karena jumlah peternaknya berkurang," tambah Wartum. 

Dengan kondisi tersebut imbuhnya, susu yang dihasilkan dengan mudah terserap pasar. Pemasaran susu produksi kelompok tersebut dilakukan melalui koperasi. 

"Saya memiliki 7 ekor sapi, setiap hari kirim sekitar 70 liter susu. Harga jual ke koperasi antara Rp 6.900 sampai Rp 7.500 per liter, tergantung kualitasnya," katanya lagi. 

Wartum mengatakan, para peternak tidak berminat peihara sapi impor yang ditawarkan melalui koperasi karena harganya jauh lebih mahal dibanding sapi lokal. 

Baca juga: Siapa Dadan Hindayana? Kepala BGN Sebut Daun Kelor Opsi Pengganti Susu di Menu Makan Bergizi Gratis

"Kami ditawari dengan sistem kredit, kontrak ada yang 3 tahun dan 5 tahun. Tapi peternak enggak minat, berat, apalagi kalau mati. Kalau hibah petani mau," kata Wartum. 

Hal senada disampaikan Rasito (44), peternak sapi perah di Desa Kemutug Kidul, Kecamatan Baturraden, Kabupaten Banyumas. 

"Kemarin investor menawarkan sapi impor, kerja sama dengan koperasi sistemnya kredit. Tapi harganya tinggi Rp 38 juta sampai Rp 44 juta, peternak enggak minat. Kalau bantuan rata-rata mau," ujar Rasito. 

Rasito berharap, pemerintah melibatkan peternak kecil untuk mendukung terpenuhinya kebutuhan susu nasional. 

Diberitakan sebelumnya, Balai Besar Pembibitan Ternak Unggul dan Hijauan Pakan Ternak (BBPTUHPT) Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, berencana mendatangkan 1.000 ekor sapi perah impor

Langkah ini diambil untuk mendukung swasembada pangan serta memenuhi program makan dan minum susu gratis yang menjadi kebijakan prioritas pemerintahan Presiden Prabowo Subianto

Secara nasional diperlukan dukungan dari 200 pelaku usaha untuk mendukung penambahan populasi 1 juta ekor sapi perah dan 1 juta ekor sapi pedaging.

Peternak Buang Susu

Para peternak sapi perah di Jawa Tengah hingga Jawa Timur ramai-ramai membuang susu hasil produksinya. Penyebabnya, susu sapi produksi lokal tak terserap usai ada pembatasan kuota di industri pengolahan. 

Peternak sapi perah dan pengepul susu di Boyolali, Jawa Tengah misalnya menggelar aksi mandi susu dari susu yang tak terserap industri di Tugu Susu Tumpah, Boyolali, Jawa Tengah, Sabtu lalu (9/11/2024). 

Baca juga: Program Makan Bergizi Gratis di Muaro Jambi Belum Jelas, Pj Bupati: Belum Ada Aba-Aba

Aksi ini merupakan bentuk protes atas pembatasan kuota di Industri Pengolahan Susu (IPS). Mereka kecewa serapan susu sapi lokal berkurang. 

Menteri Koperasi Budi Arie Setiadi menyebutkan, perusahaan IPS lebih suka impor bubuk susu atau skim daripada menyerap susu segar dari peternak lokal. Akibatnya, hasil produksi susu segar dari peternak lokal tidak terserap maksimal.

“Ini struktur pasarnya, IPS-IPS ini mengimpor susu jauh lebih murah. Impor dalam bentuk skim atau bubuk yang harganya lebih murah dari market price, harga pasar dunia,” kata Budi Arie dalam konferensi pers di kantor Kemenkop, Jakarta Selatan, dikutip pada Selasa (12/11/2024).

Padahal, lanjut Budi Arie, kualitas bubuk susu yang diimpor belum tentu lebih baik daripada susu segar yang dihasilkan koperasi susu di Indonesia. 
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, Indonesia masih impor susu sebesar 94,49 juta dollar AS pada Agustus 2024. Angka ini meningkat 21,19 persen dibanding Juli 2024 dan meningkat 21,12 persen dibanding Agustus 2023. 

Namun, secara kumulatif, selama Januari-Agustus 2024 nilai impor susu Indonesia mencapai 605,05 juta dollar AS, atau turun 10,27 persen dibandingkan Januari-Agustus 2023 yang sebesar 674,28 juta dollar AS. 

Wakil Menteri Koperasi Ferry Juliantono menyebutkan, industri pengolahan susu seharusnya memang menyerap susu peternak lokal. Namun, peraturan bea masuk 0 persen membuat para IPS lebih memilih impor bubuk susu.

“Seharusnya memang begitu skemanya. Tetapi karena ada kebijakan perdagangan yang membuat bea masuk menjadi 0 persen, susu 4,7 juta ton (kebutuhan susu nasional) juga itu banjir,” kata Ferry. 

Ferry mengatakan, pemerintah, dalam hal ini Kementerian Perdagangan, harus mempertimbangkan akibat dari bea masuk 0 persen. 

“Kemendag juga mempertimbangkan kalau diberikan bea masuk 0 persen akibatnya seperti ini. Ini bisa dimintakan kembali, dalam rangka melindungi peternak susu sapi perah di Indonesia,” kata Ferry.

“Kami meminta ada barrier. Kalau bisa jangan 0 persen,” tutur dia.

Simak berita terbaru Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Identitas Mayat Pria di Sungai Batanghari Jambi Terungkap, Diduga Meninggal Tenggelam

Baca juga: Video Pak Bray Tangkap Geng Motor di Jambi Viral di Sosial media: Saya Buru Geng Berandalan Semuanya

Baca juga: PR Kapolres Batanghari yang Baru, AKBP Handoyo Yudhy Ditantang Ungkap Kasus Pembunuhan Nasyifa

Baca juga: Sidang Perdana, Kuasa Hukum Tontawi-Harris Dalilkan 6 Bukti Pelanggaran di Pilbup Sarolangun

Sebagian Artikel Ini Diolah dari Kompas.com

https://regional.kompas.com/read/2025/01/14/123912278/kata-peternak-banyumas-soal-rencana-impor-sapi-perah

https://money.kompas.com/read/2024/11/12/103210726/ironi-impor-susu-saat-banyak-peternak-membuang-susu

https://nasional.kompas.com/read/2025/01/15/07425601/impor-200000-sapi-perah-wamentan-untuk-bikin-pabrik-susu

Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved