Keajaiban China, Visi Presiden Prabowo dan Legasi Gubernur Jambi Al Haris

*Oleh: Antony Zeidra Abidin 

DUNIA mengakui keberhasilan China sejak reformasi yang digerakkan Deng Xiaoping dimulai tahun 1978.

Keajaiban China dari negara miskin menjadi negara maju dalam waktu cepat, dikagumi banyak negara atau bahkan juga ditakuti negara besar yang selama ini mendominasi perekonomian dunia. 

Donald Trump bahkan menganggap China sebagai ancaman terhadap perekonian negaranya.

Presiden Prabowo secara tegas mengagumi konsep dan strategi Deng Xiaoping dalam menciptakan “keajaiban” tersebut. 

Pada bukunya "Paradoks Indonesia", kekaguman itu dibahas tuntas.

Untuk memacu pertumbuhan ekonomi, peranan negara menjadi penting melalui sistem ekonomi campuran. 

Pertumbuhan ekonomi harus di genjot rata-rata 7-8 persen dalam 5 tahun pertama.

Selanjutnya 2 digit, minimal 10 persen. Sehingga pada tahun 2035, Indonesia menjadi negara maju dengan GNP per kapita minimal US$ 13 persen.

Visi Gubernur Jambi, Dr Al Haris, untuk mencapai Jambi Maju 2030 sejalan dengan visi dan pemikiran Presiden Prabowo.

Untuk itu tentu saja diperlukan visi baru, strategi konkret, organisasi yang mendukung dan konsistensi semua pihak di pusat, propinsi hingga kabupaten/kota.

Dengan kapasitas kepemimpinan, political capital, social capital, networking yang luas di pusat dan daerah-daerah provinsi lainnya di Indonesia yang dimiliki Dr Al Haris, saya yakin visi atau mimpi tersebut dapat menjadi kenyataan. 

Kajian perbandingan sebagai bahan pemikiran membangun konsep utuh untuk mendukung visi Jambi Maju 2030 Gubernur Dr Al Haris tersebut, penulis coba paparkan dalam uraian ringkas di bawah ini. 

Berikut beberapa kota/provinsi di Pantai Timur China yang menjadi pemicu laju pertumbuhan ekonomi:

Kota/Provinsi