Berita Tebo

BKSDA Survey Populasi Gajah di Tebo 2022 lalu, Jumlahnya Berkisar 96 hingga 129 Ekor

Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) telah melakukan survei terkait keberadaan gajah di Kabupaten Tebo.

Penulis: Wira Dani Damanik | Editor: Rohmayana
TRIBUN JAMBI/SOPIANTO
Salah satu destinasi wisata Jambi yakni Pusat Informasi Konservasi Gajah (PIKG) yang ada di Kecamatan Sumay, Kabupaten Tebo 

Jumlah gajah di Tebo berkisar 96 Hingga 129 Ekor

TRIBUNJAMBI.COM, MUARATEBO - Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) telah melakukan survei terkait keberadaan gajah di Kabupaten Tebo.

Terakhir, BKSDA Jambi melakukan survey pada tahun 2022 lalu.

Kepala Jambi Teguh Sriyanto, mengungkapkan berdasarkan survei itu, pihaknya dapat memperkirakan jumlah populasi gajah di kawasan hutan Tebo.

"Hasil survei kita terakhir 2022 itu kisarannya 96 sampai 129," kata Teguh, Kamis (23/5/2024).

Teguh menyampaikan keseluruhan gajah ini merupakan gajah yang memang didapati di kawasan hutan Tebo.

"Tidak ada yang dilepasliarkan dari daerah lain. Semuanya memang gajah yang didapati disana," ujarnya.

Dia menjelaskan lokasi gajah tersebut terdapat di kawasan hutan Alam Bukit Tigapuluh, lalu berada di kawasan konsesi perusahaan seperti PT ABT dan PT LAJ.

Gajah tersebur juga memiliki lintasan hingga daerah kawasan hutan Alam Bukit Tigapuluh wilayah Riau.

Baca juga: Penyebab Gajah Mati di Tebo Mulai Diselidiki Kementrian Lingkungan Hidup, Ini Dugaan Sementara

Baca juga: Kepala Gajah Umi di Desa Sumay Tebo Penuh Luka

Baca juga: Gajah Mati di Konsesi PT LAJ Tebo Jambi, Tim Bawa Organ ke Laboratorium Padang

Dari total gajah tersebut, pihak BKSDA telah memasang GPS collar pada 8 ekor gajah.

Namun, hanya dua GPS yang berfungsi dengan baik. Sementara sisanya memiliki kendala dan sebagian tidak berfungsi dengan maksimal.

"Itupun di awal tahun ini kita pasang dua GPS collar itu. Untuk memantau pergerakan gajah," ujarnya.

Di sisi lain, dia tidak menampik bahwa adanya ancaman nyata terhadap keberlangsungan hidup gajah. Hal itu disebabkan karena banyaknya area lintasan gajah yang sudah ditanami sawit oleh masyarakat.

Dia menyebutkan perlunya kesadaran bersama dan sinergi semua pihak untuk menjaga satwa dilindungi itu.

"Kita memerlukan kerjasama dan komitmen bersama agar satwa dilindungi ini bisa terawat dan nyaman," pungkasnya. (Tribunjambi.com/ Wira Dani Damanik)

Dapatkan Berita Terupdate Tribunjambi.com di Google News

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved