Usaha Buahnya Sempat Gulung Tikar, Wahidin Jadi Agen BRILink, Kini Bisa Nyambi Jualan Lagi
Pandemi Covid-19 menjadi titik balik Wahidin dalam menjalankan bisnisnya. Tahun 2021, usaha buahnya terpaksa harus gulung tikar
Penulis: Mareza Sutan AJ | Editor: Mareza Sutan AJ
TRIBUNJAMBI.COM, JAMBI - Pandemi Covid-19 menjadi titik balik Wahidin dalam menjalankan bisnisnya. Awal tahun 2022, usaha buahnya terpaksa harus gulung tikar, membuatnya mencari 'lokak' di tempat lain.
Selama setahun dia terus mencari pekerjaan tetap setelah memutuskan berhenti berjualan buah. Pada 2023, Wahidin mulai beralih menjadi agen BRILink.
Dia kembali mulai menghidupkan Lapak Awak - nama yang sama ketika dia mengelola usaha buah - dengan 'gaya' yang lebih baru. Di sebuah kios di depan Masjid Al Huda Kebun Handil, Kota Jambi, Wahidin mulai membuka gerai BRILink, sebelum Ramadan tahun 2023.
Di sana, dia berniat membantu transaksi keuangan menjadi lebih mudah. Mulai dari penarikan dana, pembayaran listrik, air, hingga uang kuliah, sampai top up pulsa dan dompet digital.
Rata-rata pelanggannya adalah mahasiswa dan pedagang di sekitar sana. Beberapa jemaah masjid juga acap bertransaksi di sana.
"Niatnya memang membantu. Jadi memang ini banyak kemudahan yang ada, kalau saya jadi agen BRILink, nanti yang butuh transaksi bisa ke saya. Mereka terbantu," kata Wahidin.
"Misalnya mahasiswa, karena kan ada kampus juga dekat sini, mereka kalau mau bayar uang praktik, buku, bikin laporan, atau yang lain-lain, itu kan butuh uang. Kalau ke ATM atau bank bisa lebih lama antre, jadi kebanyakan ke sini," jelasnya.
Melalui BRILink ini juga, Wahidin kembali bangkit. Dia juga berupaya untuk membantu pedagang-pedagang kecil untuk mendapatkan bantuan modal.
Sebagai satu di antara pedagang yang terdampak pandemi dua tahun lalu, Wahidin juga melihat bagaimana banyaknya pengusaha kecil yang terdampak, sampai akhirnya memilih meminjam uang ke rentenir atau pinjaman online (pinjol) untuk bertahan hidup. Ditambah lagi maraknya pinjaman online 'ilegal' yang mudah diakses saat ini, membuat para pedagang kecil acap memilih jalan pintas untuk memperoleh pinjaman.
Itu pula yang menjadi alasan Wahidin juga masuk sebagai agen layanan holding Ultra Mikro (UMi).
Dia menyebut, rata-rata pinjaman yang mereka dapat telah dipotong sekitar 10 persen, dengan bunga yang harus dibayarkan juga 10 persen dari nominal utang. "Bahkan bisa lebih," timpalnya.
"Itu yang bikin saya akhirnya, ya sudah, gabung menjadi agen UMi, supaya juga bisa bantu (pedagang kecil yang terlilit utang). Niat awalnya memang untuk membantu," imbuh Wahidin.
Dari sanalah, Wahidin akhirnya menawarkan pinjaman nominal kecil dengan bunga yang rendah. Sebagian besar nasabahnya meminjam dengan nominal Rp500 ribu hingga Rp5 juta dengan tempo hingga 3 bulan.
"Memang nominalnya kecil, pembayarannya juga per minggu. Jadi ini memang cocoknya untuk yang usaha-usaha kecil. Rata-rata pedagang, ada yang di kantin sekolah, ada yang di pinggir jalan," jelasnya.
"Bunganya juga kecil. Misalnya pinjam Rp1 juta, itu bunganya tak sampai Rp20 ribu," sambung Wahid.
Alhasil, Wahid telah mendapat puluhan nasabah UMi sejak menjadi agen. Nasabah itu sebagian besar adalah orang-orang yang beralih dari pinjaman rentenir meski ada juga yang sebelumnya di pinjaman online.
"Daripada mereka harus pinjam ke rentenir, saya bilang, sudah, ajukan (pinjaman UMi) ke saya, yang penting lancar (pembayarannya). Intinya ya, kita membantu, supaya mereka tidak terus-menerus terlilit utang yang bunganya nggak ngotak" timpalnya.
Untuk diketahui, UMi sejatinya merupakan layanan yang bisa diakses dengan mudah di Agen BRILink. Layanan ultra mikro itu meliputi pembukaan rekening Simpedes UMi, tabungan emas, pengajuan pinjaman, hingga gadai.
Eli adalah satu di antara pedagang yang memilih pinjaman UMi. Meski nominalnya tidak besar, menurutnya itu sangat membantu perputaran modal dagang kecil-kecilannya.
"Selama rutin jualan, ada juga perputaran. Kalau dagang kecil ini, yang penting modal terputar terus," katanya.
Kembali Kembangkan usaha Buah
Kini, selain mengelola gerai BRILink Lapak Awak dan pinjaman UMi, Wahidin juga kembali bisa nyambi mengembangkan usaha dagang buah-buahan. Hal itu karena dia memang menyukai usaha yang pernah dia kelola sebelumnya.
Dia juga menjual beberapa penganan ringan dan minuman di Lapak Awak miliknya. Meski demikian, Bang Wahid tetap serius mengelola BRILink dan pinjaman UMi.
"Jadi mereka itu tidak hanya transaksi, siapa tahu tertarik beli buah juga, kita ada," ujarnya.
Baca juga: Catatan Transaksi Ayu Lebih Rapi dengan BRImo, Bisa Lakukan Pembayaran hingga Transfer
Baca juga: Era Digital, Tungkal Seafood Sediakan 4 Layanan Transaksi Nontunai BRI
Baca berita dan artikel tribunjambi.com lainnya, kini bisa melalui Google News
Sosok F Bikin Takut Pembunuh Kepala Bank BUMN hingga Minta Perlindungan Panglima TNI |
![]() |
---|
Dwi Hartono si Flamboyan asal Rimbo Bujang Tebo Diduga Otak Pembunuhan Kacab Bank BUMN |
![]() |
---|
Sosok Dwi Hartono versi Pak Kades, Pengusaha Tebo Jambi Otak Pembunuhan Kacab BRI Cempaka Putih |
![]() |
---|
Sosok Dwi Hartono, 'Crazy Rich' Tebo Jambi Diduga Otak Pembunuhan Bank BUMN |
![]() |
---|
Pengusaha Asal Tebo Jambi Dalang Penculikan Pembunuhan Kacab Bank BUMN |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.