Kematian Santri di Tebo

Salim Harahap Sebut Dua Santri Senior Penganiaya Anaknya di Ponpes Raudhatul Mujawwidin Kejam

Salim Harahap memberikan tanggapannya terhadap dua orang santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Mujawwidin yang membunuh anaknya

Penulis: Wira Dani Damanik | Editor: Rian Aidilfi Afriandi
istimewa
Salim Harahap resmi melaporkan pihak Ponpes Raudhatul Muzawwidin ke Polres Tebo buntut kematian anaknya H (13). 

TRIBUNJAMBI.COM, MUARATEBO - Salim Harahap memberikan tanggapannya terhadap dua orang santri di Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Mujawwidin yang membunuh anaknya.

Salim menyebut dua pelaku penganiaya anaknya yakni A (15) dan R (14) adalah orang yang kejam, karena tega menghabisi nyawa anaknya gegara hal sepele.

"Mereka terlalu kejam dan sadis menganiaya anak saya sampai meninggal karena menagih utang," kata Salim, (23/3/2024).

Melihat rangkaian cerita kejadian pembunuhan anaknya, Salim menilai dua santri itu terlatih menyusun skenario hingga di awal kejadian kasus ini tidak terungkap.

Namun, dia mengaku senang karena akhirnya pelaku pembunuhan anaknya terungkap sebagaimana kecurigaan keluarga sejak awal.

"Dari awal itu kan memang sudah tidak masuk akal, tiba-tiba menerima jenazah yang sudah dimandikan, dikafani terus diberi surat yang enggak masuk akal. Padahal kami melihat banyak luka," katanya.

Pihak keluarga pun meminta agar kasus ini terus ditangani dengan serius, termasuk kasus keterengan palsu yang dikeluarkan Klinik Rimbo Medical Center.

Selain itu, Salim menyebut pihaknya berencana melaporkan pihak pesantren atas pemandian dan mengkafani jenazah yang dilakukan diwaktu kejadian tanpa persetujuan orangtua.

"Nanti kami akan laporkan klinik, guru, pimpinan bahkan kemarin itu ada yang memandikan, itu siapa kan. Nanti kami buat laporan dengan kuasa hukum," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, polisi mengungkapkan dua pelaku atas kematian Airul Harahap (13) yaitu A (15) warga Kuamang Kuning, Kabupaten Bungo, dan R (14) warga Betung Bedarah Barat, Kecamatan Tebo Ilir, Kabupaten Tebo.

Pelaku melakukan penganiayaan terhadap korban karena dendam selalu ditagih utang sebesar Rp10 ribu.

Akhirnya kedua pelaku itu, melakukan penganiayaan memakai kayu hingga korban tewas di lantai 3 Asrama An-Nawawi Ponpes Raudhatul Mujawwidin.

Setelah korban tewas, pelaku kemudian memasang kabel ke bagian tubuh korban sehingga seolah-olah meninggal akibat tersengat listrik.

Baca juga: Viral Santri di Tebo Jambi Meninggal karena Dihajar Senior, Hotman Paris Kesal karena Baru Terungkap

Baca juga: TERUNGKAP, Tubuh Santri di Tebo Dipasangi Kabel Agar Terlihat Seolah-olah Meninggal Akibat Tersetrum

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved