Keluarga Santri yang Meninggal di Ponpes Raudhatul Mujawwidin Desak Polres Tebo Buka Hasil Autopsi

Keluarga AH (13) seorang santri yang meninggal di Ponpes Raudhatul Mujawwidin Unit 6 Rimbo Bujang, mendesak kepolisian untuk membuka hasil autopsi.

Penulis: Wira Dani Damanik | Editor: Teguh Suprayitno
Tribunjambi/Wira Dani Damanik
Keluarga AH (13) seorang santri yang meninggal di Ponpes Raudhatul Mujawwidin Unit 6 Rimbo Bujang, mendesak kepolisian untuk membuka hasil autopsi. 

TRIBUNJAMBI.COM, MUARATEBO - Pihak keluarga AH (13) seorang santri yang meninggal di Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Mujawwidin Unit 6 Rimbo Bujang, mendesak kepolisian untuk membuka hasil autopsi ke publik.

Selaku keluarga, Pardamean Ritonga yang akrab disapa Bang Parda mengatakan hasil autopsi tersebut sangat dinantikan oleh keluarga.

Parda mengatakan pihak keluarga ingin kepolisian menjalankan kesepakan saat rapat membahas kasus ini bersama Kapolres Tebo.

"Kalau kesepakatan waktu itu meski pun kesepakatan secara lisan akan dilakukan dalam minggu ini konfrensi pers, kalau enggak Kamis, Jumat," kata Parda, Rabu (13/12/2023).

Namun demikian, pihak keluarga mempercayai kepolisian bekerja secara profesional dalam membongkar dan mengusut kasus ini.

Salim Harahap, ayah korban mengungkapkan hingga saat ini kejadian tersebut masih meninggalkan luka.

Dia hanya ingin agar kasus tersebut diusut secara tuntas oleh kepolisian.

"Hanya itu yang kita inginkan, kalau nyawa anak saya tak mungkin kembali. Saya hanya butuh keadilan dan sejak awal kasus diketahui, saya langsung telpon Bang Parda untuk membantu," katanya.

Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Tebo Iptu Yoga mengatakan pihaknya baru selesai melakukan pemeriksaan terkait hasil autopsi tersebut. 

Dia mengatakan akan secepatnya berkomunikasi dengan pihak keluarga terkait hasil autopsi.

"Kemarin baru memeriksa dan hari ini masih dalam perjalanan. Berkaitan dengan rilisnya, rencana kita mau rilis akhir tahun sekaligus waktu pas pengungkapan. Secara lisan nanti disampaikan ke keluarga," ujarnya. 

Diberitakan sebelumnya, pada Selasa (14/11) sekira pukul 17:30 WIB AH ditemukan tewas di lantai tiga atau rooftop asrama An-Nawawi Ponpes Raudhatul Mujawwidin

Berdasarkan surat keterangan kematian dari Klinik Rimbo Medical Centre disebut akibat tersengat listrik.

Salim Harahap selaku orangtua korban mengungkapkan sejam sebelum kejadian itu, dirinya dan istri masih berkomunikasi melalui sambungan telepon.

Ia merasa janggal dengan peristiwa itu sebab pihak keluarga tidak dikabari soal kematian anaknya. Selain itu ditemukan bekas luka di bagian bibir, siku tangan dan bagian kaki korban. Pihaknya pun membawa jenazah ke RSUD STS Tebo untuk dilakukan visum ulang.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved