Anak Ponpes di Tebo Meninggal

Santri Meninggal, Kemenag Tebo akan Sanksi Ponpes Raudhatul Mujawwidin Jika Terbukti Lalai

Kemenag Kabupaten Tebo ikut buka suara terkait kasus kematian santri Ponpes Raudhatul Mujawwidin Unit 6 Rimbo Bujang.

|
Penulis: Wira Dani Damanik | Editor: Teguh Suprayitno
Tribunjambi/Wira Dani Damanik
Ponpes Raudhatul Muzawwidin di Rimbo Bujang, Tebo. 

TRIBUNJAMBI.COM, MUARATEBO - Kasus kematian santri Ponpes Raudhatul Mujawwidin Unit 6 Rimbo Bujang mendapat tanggapan dari Kemenag Kabupaten Tebo.

Kepala Kantor (Kakan) Kemenag Tebo H Julan memastikan akan memberikan sanksi kepada Ponpes Raudhatul Mujawwidin jika terbukti adanya kelalaian yang menyebabkan kematian.

Julan mengaku telah memanggil pihak ponpes pada kemarin merespons adanya peristiwa tersebut.

Dia mengatakan pihak kemenag saat ini menunggu proses hukum yang sedang berproses di kepolisian untuk mengungkap kasus tersebut.

"Kalau proses hukumnya nanti menemukan (bukti kelalaian), akan kita laporkan ke pusat yang memberi izin kan pusat. Akan dievaluasi izinnya, bisa dicabut," ujarnya, Sabtu (18/11).

Di sisi lain, Julan mengatakan saat ini pihaknya melakukan evaluasi menyeluruh terhadap Ponpes Raudhatul Mujawwidin.

"Iya kita akan evaluasi total sampai ke izinnya. Kita menunggu hasil dari proses hukum," ujarnya.

Diberitakan sebelumnya, pada Selasa (14/11) sekira pukul 17:30 WIB AH ditemukan tewas di lantai tiga atau rooftop asrama An-Nawawi Ponpes Raudhatul Mujawwidin. 

Berdasarkan surat keterangan kematian dari Klinik Rimbo Medical Centre disebut akibat tersengat listrik.

Salim Harahap selaku orangtua korban mengungkapkan sejam sebelum kejadian itu, dirinya dan istri masih berkomunikasi melalui sambungan telepon.

Ia merasa janggal dengan peristiwa itu sebab pihak keluarga tidak dikabari soal kematian anaknya. Selain itu ditemukan bekas luka di bagian bibir, siku tangan dan bagian kaki korban. Pihaknya pun membawa jenazah ke RSUD STS Tebo untuk dilakukan visum ulang.

Ia pun telah melaporkan kejadian ini ke Polres Tebo, bahkan pihak keluarga sudah menyetujui rencana kepolisian untuk melakukan ekshumasi dan autopsi untuk mengusut penyebab kematian.

Di sisi lain, terungkap melalui pengakuan beberapa santri di Ponpes Raudhatul Mujawwidin, bahwa kejadian seperti ini sudah dua kali terjadi. Sekira tiga tahun lalu pernah terjadi satu santri tewas akibat tersengat listrik.

Pihak Ponpes melalui Ahmad Karimuddin mengakui pihaknya tak langsung memberikan kabar kepada Salim Harahap karena tak ingin keluarga mengalami syok.

Dia pun menegaskan pihak ponpes tak bermaksud untuk menutupi kasus ini.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved