Anak Ponpes di Tebo Meninggal

Anak Pondok Pesantren di Tebo Meninggal Dunia Setelah Sejam Berkomunikasi dengan Orangtua

Kabar itu didapat dari grup WhatsApp, lalu kabar tersebut terus berkembang hingga ia mendengar anaknya yang meninggal dunia

Penulis: Wira Dani Damanik | Editor: Rahimin
tribunjambi/wira dani damanik
Jenazah korban saat berada di RSUD STS Tebo. 

TRIBUNJAMBI.COM, MUARATEBO - AH (13) seorang anak penghuni Pondok Pesantren (Ponpes) Raudhatul Muzawwidin Unit 6 Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo meninggal dunia.

Peristiwa ini terjadi selang satu jam setelah korban berkomunikasi lewat telepon dengan orangtuanya.

Salim, orangtua korban mengungkapkan, ia bersama istri masih komunikasi pada Selasa (14/11/2023) sekira pukul 17:00 WIB dengan AH.

Selang satu jam atau sehabis magrib ia mendapat kabar ada yang meninggal dunia di ponpes tersebut.

Awalnya yang dikabarkan meninggal dunia merupakan anak dari tetangga di Dusun Kumpul Rejo, Desa Muara Kilis, Kecamatan Tengah Ilir Kabupaten Tebo.

Kabar itu didapat dari grup WhatsApp, lalu kabar tersebut terus berkembang hingga ia mendengar anaknya yang meninggal dunia.

Salim berupaya menghubungi pihak pondok pesantren.

Ia lantas menghubungi guru di pondok pesantren tersebut yang biasa dia hubungi. Namun tak mendapat respons.

Kemudian, ia dan istrinya menelpon guru pondok pesantren lainnya.

Tapi tetap tidak mendapat jawaban, ia kembali bertanya ke tetangga. Akhirnya, setelah berkomunikasi dengan tetangganya tersebut, diketahui korban adalah anaknya.

Salim tidak terima atas kejadian yang menimpa anaknya.

"Saya tidak terima, mengapa pihak ponpes tidak menghubungi saya. Seharusnya hubungi saya dulu," ungkapnya Rabu (15/11/2023).

Sampai saat ini, Salim merasa banyak keganjilan pada peristiwa ini.

Ia mengungkap jenazah anaknya ia terima di Muara Kilis dengan kondisi sudah dimandikan dan dikafani.

Kemudian ada surat keterangan kematian dari Klinik Rimbo Medical Centre yang menerangkan anaknya meninggal dunia karena tersengat listrik.

Namun, Salim tidak menerima keterangan tersebut, lalu membawa jenazah anaknya ke RSUD STS Tebo untuk dilakukan visum ulang. "Belum keluar hasilnya," katanya.

Salim mengatakan, ada sejumlah luka di bibir, siku tangan dan kaki anaknya. Ia menduga adanya penganiaya terhadap anaknya.

"Kalau tersengat listrik tidak mungkin seperti itu, luka itu bukan cuma dibibir," ujarnya.

Salim berharap agar peristiwa diungkap dengan terang benderang. 

"Saya masih tidak bisa terima kejadian ini, terakhir saya ketemu Jumat kemarin, komunikasi terakhir kemarin. Selama ini tidak ada sakit, tiba-tiba begini kejadiannya," ujarnya.

Tribun telah menghubungi pihak Ponpes Raudhatul Muzawwidin, namun hingga berita ini ditayangkan belum mendapat respons.

Baca berita terbaru  Tribunjambi.com di Google News

Baca juga: Anak Pondok Pesantren di Tebo Diduga Meninggal karena Tersengat Listrik, Orangtua Tidak Terima

Baca juga: Orangtua Murid Ponpes di Tebo Jambi yang Meninggal, Ngaku Tak Dikabari Pihak Pondok

Baca juga: BREAKING NEWS Satu Anak Pondok Pesantren di Tebo Meninggal Dunia, Orangtua Ungkap Kejanggalan

Sumber: Tribun Jambi
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved