Duku Kumpeh Terancam Punah, Banyak yang Beralih Menjadi Kebun Sawit

Kecamatan Kumpeh Ulu dan Kumpeh Ilir dahulu menjadi penghasil buah duku terbesar di Provinsi Jambi.

Penulis: Muzakkir | Editor: Teguh Suprayitno
tribunjambi/syamsul bahri
Pemiliik kebun duku, menunjukkan pohon duku milinya yang sudah kering karena diserang hama 

 

TRIBUNJAMBI.COM, SENGETI -- Dua kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi yaitu Kumpeh Ulu dan Kumpeh Ilir dulunya menjadi penghasil buah duku terbesar di Provinsi Jambi.

Duku yang ada di Kumpeh ini lebih manis dibandingkan dengan duku-duku yang ada di tempat lain. Tak hayal, nama duku Kumpeh terkenal di berbagai tempat.

Tapi sayang, saat ini nama duku Kumpeh nyaris hilang. Karena banyak kebun duku warga, kini sudah beralih menjadi kebun sawit.

Sudir warga kumpeh Ulu, Kabupaten Muaro Jambi menyebut jika dulu kebun buku peninggalan bapaknya lumayan banyak. Dalam satu hamparan kebun tersebut setidaknya memiliki ratusan pohon duku tua namun sekarang tinggal beberapa batang saja.

"Semuanya mati. Awalnya mati satu, kemudian yang lain ikut mati kini tinggal beberapa batang saja yang masih hidup," kata Sudir.

Ratusan batang duku miliknya itu dulu mendapatkan hasil yang memuaskan. Dalam satu kali musim dia bisa mendapatkan uang jutaan rupiah.

"Pernah dulu bawa langsung ke Jakarta 2 truk. Tapi sekarang hanya tinggal kenangan," katanya.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Subhi warga lainnya. Menurut Subhi, sejak pohon duku banyak mati, dulu yang tersisa saat ini tidak menghasilkan seperti dulu lagi.

Selain itu rasa buahnya juga tidak senikmat dulu lagi.

"Dak tentu musim lagi sekarang. Kadang yang lain berbuah, yang ini idak. Yang ini berbuah yang ini tidak. Istilahnya tidak bermusim lagi," kata Subhi.

Meski tak bermusim seperti sebelumnya, namun dirinya masih bersyukur karena masih ada pohon yang tersisa. 

"Ada tempat orang tu habis semua. Mati tak bersisa," katanya.

Di desanya sudah pernah dinas terkait mendatangi dan melihat kondisi pohon duku yang mati. Berdasarkan penuturan tim yang turun, duku tersebut mati dikarenakan adanya virus yang sampai saat ini belum ada obatnya. Namun dirinya juga tidak tahu apa jenis virus tersebut.

Dia berharap duku yang ada di kebunnya dan kebun warga lainnya tidak mati lagi. Dukuh Kumpeh tetap eksis seperti sediakala.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jambi
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved